KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Bobby Lianto bersama jajarannya menerima kunjungan Konsul Jenderal (Konjen) India yang berkedudukan di Bali, Rabu (15/3).
Bobby dan pengurus harian Kadin NTT menerima kunjungan Konjen Neeharika Singh di Sotis Hotel Kupang. Hadir mendampingi Bobby, Ketua Kadin Manggarai Barat, Charles Angliwarman, Pengurus Harian Kadin NTT, yakni Koordinator WKU, Dr. Semuel Litik, Yusak Benu, Christoper Samara, Tony Pitoby (Bidang Internasional), Feby Nitte (Bidang Pengembangan Otonomi Daerah), Eveline Mauboy (Bidang Pemberdayaan Perempuan), dan Mercy Siubelan (Direktur Executive).
Dalam pertemuan tersebut, Neeharika Singh menyampaikan terima kasih atas kesediaan Kadin NTT menerima kunjungannya. Dalam kesempatan itu, Neeharika menyampaikan bagaimana tugasnya sebagai seorang Konjen di Bali, dimana salah satunya adalah menghubungkan 19 wilayah provinsi yang ia bawahi.
Dalam kesempatan itu, Neeharika meminta masukan tentang bidang ekonomi juga investasi serta apa yang bisa dikerjakan Kadin NTT dengan Pemerintah India dan CCI India atau Kadinnya India.
Merespon hal tersebut, Bobby Lianto menyampaikan bahwa selama ini pihaknya mendata ada dua jenis komoditas asal NTT yang diekspor atau dibeli para pembeli di India.
Bobby menyebutkan, dua komoditas itu, yakni jambu mete, yang kebanyakan dibawa dari Flores Timur. "Banyak pembeli dari India yang datang langsung, tetapi selama ini produksi dari NTT tidak tercatat sebagai ekspor dari NTT karena semua produk komoditi diekspor melalui Jawa Timur dan Sulawesi Selatan (Makassar)," ungkap Bobby kepada TIMEX, Kamis (16/3).
Komoditas kedua, kata Bobby, adalah pinang. Komoditas ini banyak diekspor ke India. Hanya saja dikirim melalui Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
"Karena itu, melalui kesempatan ini, kami mengharapkan investor dari India bisa datang membuka pabrik atau industri mente atau pinang di NTT, dan kami siap untuk mendukung agar investasi tersebut menarik bagi investor bekerja sama dengan pengusaha lokal," kata Bobby.
"Kami bisa menjamin komoditi-komoditi yang ada di NTT dapat tersalurkan kepada pabrik tersebut," tambahnya.
Bobby mengatakan, telah bertahun-tahun NTT hanya keluar raw material atau bahan baku komoditi mentah yang keluar ke provinsi lain. Dengan demikian, nama Provinsi Jawa Timur dan Sulawesi Selatan yang mendapatkan keuntungan dari itu.
"Tetapi, kali ini kami akan bekerja keras mengundang investor untuk dapat membuka industri tersebut di NTT sehingga ekspornya bisa dilakukan langsung dari NTT. Kami mengharapkan industri ini ada di NTT sehingga bernilai tambah bagi pembangunan ekonomi dan kebangkitan ekonomi di NTT, seperti yang terjadi pada rumput laut, di mana sudah dilakukan pembangunan beberapa pabrik di NTT agar dapat menambah nilai tambah dari produk yang keluar dari NTT," pungkas Bobby. (aln)