Prosesi Jalan Salib, Tanda Kemenangan Hidup
KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Pemuda Klasis Kota Kupang kembali menggelar prosesi jalan salib, atau prosesi kesengsaraan Yesus Kristus, dalam rangka merayakan Paskah Tahun 2023.
Kali ini, mereka memulai semua rangkaian kegiatan di Gereja Eden Kisbaki. Untuk diketahui, Prosesi Jalan Salib yang digelar oleh Pemuda Klasis Kota Kupang ini sempat tertunda sejak Tahun 2020 karena Pandeni Covid-19.
Seremoni pelepasan rombongan prosesi, digelar di halaman GMIT Eden Kisbaki, Kamis (6/4).
Seremoni pembukaan diikuti oleh Staf Ahli Walikota Kupang, dr I Wayan Ari Wijana, Kapolres Kupang Kota, Ketua Majelis Klasis Kota Kupang, Ketua Pemuda Klasis Kota Kupang, Ernest Ludji dan jajaran lainnya.
Prosesi Paskah Pemuda Klasis Kota Kupang digelar Tahun 2023 ini merupakan prosesi paskah yang digelar ke delapan kalinya. Peserta prosesi mulai memainkan adegan saat Yesus mengajar murid-muridnya, berdoa hingga ditangkap.
Selanjutnya, prosesi mulai bergerak dari GMIT Eden Kisbaki sekira pukul 11.50 Wita menuju ke GMIT Sonaf Amasat Hoinbala, GMIT Bukit Karang Hoinbala, GMIT Pniel Manutapen, GMIT Bukit Sion Manutapen, GMIT Imanuel Batukadera, GMIT Kota Kupang, GMIT Betel Nunhila dan Yesus disalibkan di GMIT Lahairoi Namosain.
Setiap pemberhentian atau etape, dipadati oleh masyarakat yang sangat antusias menonton, hingga di tempat terakhir Yesus disalibkan di bukit Namosain, ribuan warga masih setia menonton.
Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan SDM Setda Kota Kupang, dr. I Wayan Ari Wijana meminta umat Kristiani yang memainkan drama dalam prosesi jalan salib agar tetap menjaga makna toleransi, terlebih Kota Kupang dikenal sebagai kota toleransi yang tinggi.
"Saya minta semua masyarakat Kota Kupang tetap menjunjung tinggi makna toleransi dalam perayaan paskah dan juga menghormati umat lain yang sementara berpuasa," kata dr. Ari.
dr Ari juga meminta agar umat Kristiani yang mengikuti prosesi jalan salib agar tetap menjaga kebersihan di sepanjang sembilan etape yang digunakan untuk prosesi jalan salib VIII.
Ketua Pemuda Klasis Kota Kupang, Ernest Ludji mengatakan, antusias gereja-gereja Klasis Kota Kupang meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, apa lagi Prosesi Paskah ini sempat tertunda beberapa tahun.
"Jemaat di Klasis Kota Kupang memiliki kerinduan untuk ikut dalam prosesi paskah, antusias masyarakat juga sangat tinggi, kami juga libatkan berbagai organisasi pemuda lintas agama," katanya.
"Harusnya prosesi jalan salib ini digelar pada tahun 2020 kemarin tetapi karena pandemi covid-19 sehingga ditunda dan baru digelar tahun 2023 ini," tambahnya.
Selama tiga tahun, kata Ernest, prosesi jalan salib tidak digelar. Tahun 2023 ini kembali digelar prosesi jalan salib ke-VIII karena pandemi covid-19 yang hampir berakhir.
Ernest mengaku, memilih GMIT Eden Kisbaki sebagai titik start, memang didasari dengan beberapa pertimbangan, karena biasanya prosesi Jalan Salib ini digelar di tengah kota dimulai dari Taman Nostalgia, gereja yang disinggahi juga merupakan gereja-gereja besar, yang juga disinggahi oleh berbagai ajang besar misalnya pawai Paskah dan lainnya, selalu melalui rute tersebut.
"Jadi memang ada kerinduan dari jemaat-jemaat Klasis Kota Kupang di daerah Alak ini agar kegiatan Prosesi ini dipusatkan di wilayah mereka. Antusias jemaat disini sangat luar biasa, kami juga melibatkan pemain hampir berjumlah 300 orang," tambahnya.
Dia juga berterima kasih kepada beberapa komunitas yang terlibat, remaja masjid, ormas dan lainnya. Hal ini merupakan hal yang sangat baik. "Pemuda Kristen harus menjadi alat perekat dan pemersatu," tandasnya.
Ernest mengatakan, Pemuda klasik Kota Kupang harus menjadi barometer, menjadi lokomotif untuk bersama-sama dengan komunitas dan orang muda lintas agama agar bersama-sama untuk menjaga Kota Kupang, jaga ketertiban, keamanan dan kebersihannya.
Dia berharap, tiga hal ini harus diperhatikan oleh Pemuda Klasis Kota Kupang, pertama pemuda harus berkolaborasi untuk menurunkan angka stunting di Kota Kupang. Ke dua, pemuda harus membantu untuk menurunkan inflasi, hal ini sudah dikomunikasikan dengan berbagai pihak yang terkait untuk setiap gereja memiliki kebun urban farming, yang dikelola oleh orang-orang muda.
Ketiga, kata Ernest, Pemuda harus terlibat aktif untuk menjaga lingkungan gereja, lingkungan rumah dan lingkungan masyarakat tetap bersih dari sampah. (r2)
Editor: Intho Herison Tihu