KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Sebanyak 26 jiwa dari delapan kepala keluarga (KK) di RT 07/RW 03, Kelurahan Pasir Panjang, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang harus mengungsi akibat hantaman gelombang tinggi akibat cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kota Kupang, Senin 10/4).
Rumah korban rusak berat sehingga para korban mengungsi sekira pukul 13.00 Wita ke keluarga terdekat sambil menunggu cuaca membaik.
Lurah Pasir Panjang, Robert Lomi, mengaku warganya harus mengungsi akibat hantaman gelombang beberapa hari terakhir. "Rumah warga rusak dihantam gelombang. Saya perintahkan untuk mengungsi sementara waktu," ungkapnya.
Dikatakan, disekitar rumah korban, tidak ada penahan gelombang sehingga rumah mereka rusak. Karena itu untuk sementara waktu harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.
"Kan kita tidak tahu cuaca ini sewaktu-waktu berubah sehingga bencana akan datang kapan saja," tandasnya.
Terkait peristiwa bencana alam yang menimpa sejumlah warga ini dari Pemerintah Kelurahan Pasir Panjang telah sampaikan ke Camat Kota Lama, BPBD dan Penjabat Walikota Kupang.
"Sampai saat ini belum ada korban jiwa, hanya kerugian materi yang dialami warga," jelasnya.
Menyikapi situasi dan kondisi cuaca yang belum baik ini maka masyarakat harus tetap waspada. Sementara untuk para Nelayan agar tidak boleh melaut untuk menangkap ikan karena cuaca masih belum baik.
Sementara Ketua RT 07 /RW 03 Kelurahan Pasir Panjang, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang, Frans Riwu, menjelaskan bahwa akibat hantaman gelombang ini merusak sejumlah rumah warga dan kos-kosan yang berada di pinggir pantai.
"Kami harapkan kepada pemerintah bisa persiapkan tempat untuk warga untuk tinggal sementara waktu," harapnya.
Sementara Ali Husni salah satu korban menjelaskan bahwa gelombang tinggi terjadi sekira pukul 13.00 Wita. Akibat hantaman gelombang ini rumah rusak parah.
Selain rumah, 20 ekor ayam potong peliharaannya itu pun hanyut terbawa arus gelombang. "Ayam itu saya pakai jualan di pasar. Total kerugian yang saya alami hampir Rp 10 juta," ungkapnya.
Ia berharap, ada perhatian pemerintah untuk membangun tanggul penahan gelombang di pesisir pantai itu sehingga ancaman gelombang tinggi saat cuaca buruk tidak terjadi lagi.
"Kami sementara mengungsi dulu ke tempat yang lebih aman," pungkasnya. (r1)
Editor: Intho Herison Tihu