BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR CO.ID-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Timur (Matim) melalui Dinas PUPR, telah menjawab kebutuhan vital warga masyarakat di Desa Golo Leda dan Gurung Liwut, Kecamatan Borong. Dimana pada 2022 lalu, telah dibangun jaringan air bersih yang bersumber dari Wae Mas, sekaligus dengan program Sambungan Rumah (SR).
Saat ini, sarana air bersih yang tuntas dibangun itu telah diserahkan ke Unit Pelaksana Teknis Daerah Sistem Penyediaan Air Minum (UPTD SPAM) Kabupaten Matim.
Bagi Desa Gurung Liwut, sarana air bersih tersebut tidak saja hanya dinikmati oleh warga hulu dari desa itu, yakni kampung Mbeling, Pesek, Lidi, dan Watu Mese, tapi juga di wilayah hilirnya. Tepatnya kampung Paka dan Warat.
UPTD SPAM meningkatkan upaya pelayanan ini dengan memanfaatkan jaringan pipa air yang dulu pernah dibangun pihak swasta, dalam hal ini Pater Waser, dengan sumber mata air Wae Luju. Aset dari pihak swasta ini, telah diserahkan ke Pemda Matim pada 2011 lalu. Namun pada 2017, tidak bisa dikelola karena kapasitas air menurun.
Bahkan pada musim kemarau, kondisi sumber mata air Wae Luju ini kering. Akibatnya, sebanyak 120 pelanggan UPTD SPAM di kampung Paka dan Warat, dinonaktifkan. Saat ini tidak sedikit pipa yang dibangun oleh pihak swasta di dua wilayah anak kampung itu, banyak yang sudah rusak. Namun dengan upaya yang ada, air bisa mengalir. Sehingga pelanggan yang nonaktif, akhirnya sudah diaktifkan kembali.
"Kita sudah mengaktifkan kembali pelanggan air minum dari Pater Waser di kampung Paka dan Warat. Sejak Juli hingga Desember 2022, pelanggan dinonaktifkan karena produksi air yang bersumber dari Wae Luju, menurun. Total seluruhnya sebanyak 120 pelanggan," jelas Kepala UPTD SPAM Matim, Fransiskus Yun Aga saat ditemui TIMEX di ruang kerjanya, Kamis (12/4) petang.
Fransiskus yang akrab disapa Kevin, mengatakan, setelah aset yang dibangun oleh Pater Waser diserahakan ke Pemkab Matim pada 2011 lalu, sempat diberikan pelayanan sampai Juli 2017. Berhubung produksi air baku Wae Luju tersebut menurun, sehingga pelayanan tidak dilanjutkan. Kapasitas yang ada hanya bisa melayani warga lain di desa Gurung Liwut, yakni kampung Pesek dan Lidi.
"Karena produksi airnya menurun, maka Wae Luju ini hanya bisa layani warga di kampung Pesek dan Lidi. Tapi warga dua kampung ini, tidak memiliki meteran air. Pada musim kemerau, sumber mata air Wae Luju jadi kering, dan semua tidak bisa terlayani. Atas kondisi ini, sejak Juli 2017 sampai Desember 2022, sebanyak 120 pelanggan di Kampung Warat dan Paka, menjadi status pelanggan nonaktif," jelas Kevin.
Pada 2022, lanjut Kevin, Pemkab Matim melalui Dinas PUPR, membangun jaringan air bersih yang bersumber dari Wae Mas dengan program SR. Titik akhir jaringan air yang dibangun itu sampai kampung Watu Mese.
Lewat program itu, ada sebanyak 160 SR yang dibangun dengan sasaran masyarakat kategori kurang mampu di Desa Golo Leda dan Desa Gurung Liwut. Mulai awal tahun 2023 pengelolaanya diserahkan ke UPTD SPAM.
"Hasil dari pembangunan jaringan air bersih Wae Mas ini, airnya mengalir sampai di Kampung Watu Mese yang berbatasan dengan kampung Paka. Pada awal 2023, kita dari UPTD SPAM berusaha memaksimalkan produksi yang ada untuk melayani pelanggan yang non aktif di kampung Paka dan Warat. Disini kita sambung dengan memanfaatkan pipa lama yang dibangun oleh pihak Pater Waser," kata Kevin.
Dikatakanya, selama kurun waktu tiga bulan, pihak UPTD SPAM melakukan perbaikan jaringan pipa yang rusak untuk bisa alirkan air ke wilayah kampung Paka dan Warat. Pada April 2023, jaringan itu tuntas diperbaiki dan air pun sudah mengalir. Kemudian pihak UPTD SPAM melakukan sosialisasi door to door untuk 120 pelanggan yang ada.
Saat ini, kata Kevin, ada 58 dari 120 pelanggan nonaktif yang mengajukan pengaktifan kembali. Proses pengaktifan pun sudah dilakukan. Sisanya sebanyak 62 pelanggan masih berstatus nonaktif. Selain itu, sepanjang jalur pipa yang dibangun dari sumber Wae Mas, sudah ada warga yang mengajukan SR mandiri. Dimana, satu diantaranya telah dibangun SR, dan lainnya dalam proses.
"Kalau untuk 160 SR yang sudah dibangun oleh Dinas PUPR itu, langsung diaktifkan jadi pelanggan saat UPTD SPAM melakukan sosialisasi pada Maret 2023 lalu. Sementara yang mengajukan SR mandiri, satunya sudah terpasang. Lainnya masih proses. Sehingga pelanggan aktif air minum yang bersumber dari Wae Mas ini, totalnya sebanyak 219 pelanggan," katanya.
Menurut Kevin, kegiatan sosialisasi itu telah dilaksanakan oleh UPTD SPAM itu, selain dihadiri 160 penerima program SR di desa Desa Golo Leda dan Desa Gurung Liwut, juga dihadiri masyarakat lain di dua wilayah desa tersebut. Kegiatanya berlangsung di aula Paroki Mbeling, Desa Gurung Liwut. Hadir saat itu, Camat Borong, pihak Polisi dan TNI, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pemerintah desa.
Kevin menambahkan, bagi 62 pelanggan nonaktif di Desa Gurung Liwut yang ingin diaktifkan kembali, cukup mengajukan pengaktifan kembali ke UPTD SPAM, dan menyiapkan material pipa dari titik pengambilan ke meteran. Sementara bagi masyarakat lain, diberi kesempatan untuk mengajukan pelanggan baru ke pihak UPTD SPAM.
"Disini termasuk warga lain di desa Gurung Liwut dan Golo Leda, bisa ajukan untuk jadi pelanggan baru. Sebab kondisi produksi airnya, masih cukup. Saat ini saja, untuk 160 pelanggan baru penerima program SR, dilayani selama 24 jam. Untuk Warat dan Paka, mengalir setiap hari, tapi dibuat jadwal dengan ganti jam. Setiap jadwal, mengalir selama 4 jam. Disini karena kondisi jaringan terdahulu," ungkap Kevin.
Kevin menyebutkan, selama ini program pembangunan air bersih dari Pemkab Matim menggunakan SR merupakan pilihan tepat. Pasalnya, penggunaan air lebih terkontrol, dan pembagian air bisa merata untuk sekian banyak orang.
"Disini juga tingkat kehilangan air bisa ditekan. Masyarakat benar-benar meraskan hal itu. Sehingga setiap momen sosialiasi, masyarakat selalu menyampaikan terima kasih kepada Pemda Matim," pungkas Kevin. (*)
Penulis: Fansi Runggat