KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Rangkaian kegiatan menjelang hingga perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1945 (Tahun 2023 Masehi) kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelum ketika kasus Covid-19 masih tinggi di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Tahun ini, umat Hindu lebih leluasa dalam merayakan Nyepi. Misalnya saja, umat Hindu ikut terlibat dalam pawai Ogoh-ogoh, pemasangan penjor di Bundaran Kantor Gubernur hingga sepanjang Jl. El Tari, lalu menggelar acara Tawur Agung hingga puncak momen Brata Penyepian.
Setelah menggelar kegiatan-kegiatan tersebut, kegiatan terakhir yang dilaksanakan adalah Dharma Santi. "Dharma Santi ini merupakan penutup dari seluruh rangkaian peringatan Nyepi tahun 2023 yang merupakan ajang silaturahmi, bertemu untuk saling memaafkan dan menjadi momen untuk menjalin sinergi dalam memperkokoh kebersamaan, persadaran persatuan, dan kerukunan umat beragama, khususnya di Kota Kupang, Provinsi NTT," jelas Ketua Panitia Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1945, dr. Ari Wijana kepada media ini di Kupang, Rabu (26/4).
Sosok yang akrab disapa dr. Ari ini mengatakan, perayaan Dharma Santi tahun 2023 ini berlangsung pada Senin (24/4). Kegiatan yang dilakukan berupa bakti sosial. Tujuannya untuk meningkatkan tali asih dan kepedulian terhadap umat yang sakit, keluarga yang telah banyak membantu dan turut menjaga pura serta kunjungan ke panti asuhan.
Dokter Ari menyebutkan, ada tiga panti asuhan yang dikunjungi dalam kegiatan Dharma Shanti ini, yakni Panti Asuhan Sonaf Manekan Lasiana, Panti Asuhan Aisyah Kelurahan Kayu Putih, dan Panti Asuhan Ebenheizer di Oeba.
Dalam kunjungan tersebut, kata dr. Ari, panitia menyerahkan bingkisan dalam bentuk sembako. Sebelum bertolak ke tiga panti asuhan, rombongan panitia mengawali semua kegiatan itu dengan sembahyang bersama di Pura Oebananta.
Usai dari panti asuhan, demikian dr. Ari, panitia menyerahkan bantuan sembako kepada keluarga-keluarga di sekitar pura karena telah turut menjaga keamanan dan kebersihan dari tempat ibadah tersebut.
Bantuan sembako diserahkan dr. Ari Wijana kepada pengempon (penanggung jawab) pura, yaitu Pura Agung Giri Kerta Bhuwana, diterima Nengah Pustaka, Pura Oebananta, diterima Ketut Nurata, dan pengempon Pura Prajapati.
"Kita juga menyerahkan bantuan sembako kepada umat Hindu yang saat ini sedang sakit berat, dan tidak dapat menjalankan aktifitasnya dengan baik. Jumlahnya sebanyak 10 orang," ungkap dr. Ari.
Bantuan ini diserahkan Ketua PHDI Kota Kupang, Wayan Wira Susana kepada para ketua tempekan (kelompok keluarga berdasarkan wilayah tempat tinggal terdekat), yakni Tempekan Alak, Tarus, BTN, Oepura, Sikumana, Kopeta, dan Oebufu.
"Nanti masing-masing Ketua Tempekan yang meneruskan kepada umat Hindu di wilayahnya yang menderita sakit. Selain itu panitia juga menyerahkan bantuan untuk pelaksanaan ngaben masal yang akan dilaksanakan pada 7 Mei 2023. Proses ini nantinya dikoordinir oleh Banjar Dharma Agung Kota Kupang," pungkas dr. Ari. (aln)
Editor: Marthen Bana