Guru PPPK dan Caleg ‘Berburu’ Suket Rohani, Begini Kata Dirut RSJ Naimata

  • Bagikan
Direktur RSJ Naimata Kupang, dr. Aletha D. Pian ketika diwawancarai diruang kerjanya, Kamis (27/4). (FOTO: INTHO HERISON TIHU/ TIMEX).

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Ribuan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan Calon Legislatif (Caleg) memadati UPTD Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Naimata Kupang untuk melakukan pemeriksaan kesehatan jiwa.

Direktur RSJ Naimata Kupang, dr. Aletha D. Pian mengatakan pihaknya telah membuka pemeriksaan kesehatan jiwa bagi caleg pada 17 April 2023..

Pembukaan pelayanan tersebut menyusul adanya pertemuan dan kesepakatan bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTT terkait rujukan rumah sakit yang bisa mengeluarkan surat keterangan rohani.

"Kami sudah mulai buka tes kesehatan kejiwaan (rohani) ini sebelum libur lebaran. Kami rapat dengan KPU di 17 April lalu dan  dibuka mulai hari itu juga," kata dr. Aletha diruang kerjanya, Kamis (27/4).

Aletha mengatakan sebanyak 50 Caleg telah selesai melakukan pemeriksaan kesehatan jiwa pada 18 April 2023 lalu.

Berkaitan dengan situasi penumpukan di RSJ Naimata, Aletha pun merasa kaget karena diawal masuk libur lebaran di halaman RSJ Naimata telah dipadati baik caleg maupun PPPK yang ingin melakukan pemeriksaan kejiwaannya.

"Kemarin masuk berkantor, saya kaget karena pagi sekali mereka telah menunggu disini walaupun loket dan Poli belum dibuka," ujarnya.

Pendaftaran di hari pertama, menurut dia bukan saja caleg, namun guru PPPK dari Kabupaten TTS dan Kota Kupang yang ingin memeriksa kesehatan jiwa di RSJ Naimata.

Menurut dia, ribuan PPPK itu sebenarnya tidak diawali dengan koordinasi dengan baik sehingga pihaknya mengalami kendala dalam proses pemeriksaan.

"Pada pertemuan itu, kami pikir hanya caleg saja, maka kami hanya fokus dan persiapan untuk caleg saja," ungakpnya.

Ia menambahkan, sebanyak 500 orang telah mendaftar diri untuk pemeriksaan kesehatan jiwa pada hari pertama, tetapi hanya 300 orang yang berhasil mengikuti tes.

Meski banyak pendaftar namun pihaknya tetap menerapkan SOP pelayanan di RSJ Naimata dengan ketat karena setiap hari seorang dokter hanya bisa memeriksa sebanyak 100 orang. Maka dari tiga dokter kejiwaan yang ada, pihaknya hanya bisa memeriksa 200 orang.

"Seharusnya 300 tapi salah satu dokter kita diperbantukan di RSUD sehingga tinggal dua orang saja. Merek hanya bisa memeriksa 200 orang," sebutnya.

"Kami tidak ada cara untuk menolak mereka yang sudah datang, kami tetap layani dan diharapkan semua orang yang datang untuk tetap tenang mengikuti proses yang ada," tambahnya. (r3)

  • Bagikan