KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Majelis Sinode GMIT kembali merotasi sejumlah pendeta untuk melanjutkan pelayanan di sejumlah gereja di Kota Kupang. Salah satunya di Jemaat GMIT Anak Sulung Sikuman.
Penempatan pendeta tersebut ditandai dengan perayaan HUT Jemaat GMIT Anak Sulung Sikumana ke-11 dan ibadah pengutusan untuk Pdt Maria Monalisa Fanggidae-Dethan, M.Th yang akan melayani di Jemaat Betlehem Oesapa Barat dan memperhadapkan Pdt. Adelvina Doko-Hege, STh dan Pdt. Marselina Saetban-Maufa, S.Th yang akan melanjutkan pelayanan di Jemaat GMIT Anak Sulung.
Ibadah ini pimpin Pdt Henderina M.S Taka-Logo, M.Th dengan mengusung tema "Pemimpin yang memberdayakan", Sabtu (29/4).
Pdt Elisa Maplani, Wakil Sekretaris Majelis Sinode GMIT dalam sambutannya menegaskan agar para pendeta menjadikan pelayanan sebagai skala prioritas dalam hari-hari hidup dan pengabdiannya bagi hormat dan kemuliaan nama Tuhan.
"Kita ini adalah hamba bukan tuan. Untuk itu terus menumbuhkan spirit kehambaan dalam berpelayanan," sebutnya.
Pdt Elisa mengingatkan juga untuk menjaga soliditas dan kerjasama yang baik antar semua stakeholder di dalam jemaat. Semua komponen harus terlibat dalam proses pembangunan dan pelayan.
"Jangan berkuasa dan menjadi pemain tunggal di dalam jemaat. Hadiri untuk berdayakan jemaat bukan untuk perdayakan jemaat," ungkapnya.
Ia juga mencontohkan sejumlah kasuistik yang terjadi antara pendeta dan pendeta dalam sebuah jemaat. Tidak adanya kecocokan antara pendeta sering terjadi karena tidak adanya hubungan yang baik antar pelayan dalam jemaat. Kasus ini akan berdampak langsung kepada jemaat sehingga diharapkan untuk menghindari adanya kasus tersebut.
"Saya yakin dengan adanya pengalaman pelayanan yang ada dapat mematahkan stigma negatif tentang pelayan di gereja. Harus memahami diri sebagai alat yang digunakan Tuhan untuk menjalankan pelayanan," ujarnya.
Jangan mereduksi pelayanan seorang pendeta seolah-olah pelayanan hanya diatas mimbar gereja saja, tetapi harus menjaga relasi-relasi sosial dengan seluruh.
"Jangan tertutup terus. Pemimpin yang baik itu adalah pemimpin yang dekat dengan orang banyak. Jangan sampai rumah pelayan tertutup terus tetapi pelayan harus melakukan pelayanan dan melakukan perjumpaan dengan semua jemaat," pintanya.
Pemberdayaan ekonomi jemaat juga menjadi penegasan serius. Kepada para pendeta, diingatkan agar membantu jemaat bertumbuh kearah yang lebih baik. Membangun pengharapan hidup jemaat ditengah dunia sesuai dengan yang telah diajarkan.
"Selamat melayani untuk para pelayan yang diperhadapkan dan diutus. Pelayan yang baik itu adalah pelayan yang menjadikan pelayanan sebagai tujuan utama. Fokus pada tujuan dan jadikan pelayan sebagai skala prioritas dan mengkonsolidasi sumber daya yang ada untuk kesejahteraan jemaat dan demi kemuliaan nama Tuhan," tandasnya.
Sementara Ketua Panitia Wilem Lobo, menjelaskan HUT jemaat Anak Sulung Sikumana kali ini dirayakan berbeda dari tahun sebelumnya karena dirangkai dengan ibadah pelepasan dan pengutusan pendeta lama dan baru.
Sebelumnya kedua pendeta yang ditunjuk melanjutkan pelayanan di jemaat Anak Sulung Sikumana, melayani di jemaat Kota Kupang dan jemaat Bait El Nunhila. Sedangkan pendeta lama diberikan kepercayaan baru untuk meneruskan pelayanan di Betlehem Oesapa Barat.
"Kami bersyukur karena selama ini dilayani satu pendeta dan kedepan akan dilayani dua pendeta. Tentu akan meningkatkan iman dan harapan jemaat," sebutnya.
Menurutnya, jemaat Anak Sulung merupakan gereja yang sedang berkembang, tentu membutuhkan pendamping agar bisa merubah baik dari segi iman maupun dari sisi ekonomi.
"Kami berharap pendeta baru ini lebih mengutamakan pelayanan agar jemaat bertumbuh secara iman dan secara ekonomi," harapnya. (r3)