BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Raport pendidikan di Kabupaten Manggarai Timur (Matim), pada jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), dinilai merah untuk berbagai kategori. Hal ini mengindikasikan adanya ketidakseimbangan antara konsep dan penerapan visi-misi dalam setiap satuan pendidikan.
Indikasi lain karena adanya ketidaktepatan dalam mengimplementasikan kurikulum yang berlaku. Raport ini menjadi instrument untuk mengidentifikasi tantangan pendidikan di setiap satuan pendidikan, dan menjadi bahan untuk refleksi. Sehingga tiap satuan pendidikan, bisa menyusun rencana perbaikan pendidikan secara lebih tepat dan berbasis data.
"Data dari raport pendidikan ini menunjukan bahwa Kabupten Matim untuk jenjang SD-SMP masih kurang untuk kategori literasi, numerasi, dan kepemimpinan pembelajaran," kata Bupati Matim, Agas Andreas dalam sambutannya saat upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Desa Lenang, Kecamatan Lambaleda Selatan, Selasa (2/5).
Atas kondisi ini, Bupati Agas meminta semua pemangku kepentingan atau stakeholder dapat merefleksikan peran dan tanggungjawabnya masing-masing dengan tepat. Ini demi meminimalisir kekurangan dan ketimpangan yang muncul dalam raport pendidikan tersebut.
"Pemerintah Kabupaten Matim melalui Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (PPO), hendaknya menggunakan data raport pendidikan ini sebagai indikator kinerja pemerintah daerah di bidang pendidikan," tandas Bupati Agas.
Selain itu, lanjutnya, satuan pendidikan hendaknya melihat secara detail elemen-elemen tiap dimensi, sehingga dapat menggali kondisi capaian dan proses pembelajaran di tempat masing-masing. Semua stakeholder agar dapat memanfaatkan raport pendidikan untuk melakukan identifikasi masalah, refleksi, dan terus melakukan pembenahan layanan pendidikan.
Menurut Bupati Agas, dari data raport pendidikan yang ada, akhirnya membuat pemerintah daerah, satuan pendidikan, pendidik, dan orang tua, mengerti masalah riil yang dihadapi anak-anak dalam proses pembelajaran. Sehingga setiap bagian dalam system ini, dapat merumuskan kebijakan-kebijakan yang lebih fokus dan terarah.
"Pertanyaan penting untuk direfleksikan bersama, yaitu sudah sejauh mana kita berjalan dengan berlandaskan kurikulum yang sesuai. Juga seberapa besar kontribusi yang kita buat dalam memajukan sektor pendidikan Matim, sehingga mampu mengubah nilai raport pendidikan dari yang merah atau kuning dan hijau sebagaimana dikehendaki dan keluar dari label miskin literasi?" pinta Bupati Agas.
Bupati Agas menyatakan, meskipun raport pendidikan di Kabupaten Matim nilainya merah di berbagai kategori, tentu kesempatan untuk bersama maju ke arah yang lebih baik, senantiasa terbuka. Tapi asalkan semua mau belajar dan memaksimalkan semua potensi diri, satuan pendidikan, lingkungan, dan alam dimanapun berada dengan kolaraborasi positif antar stakeholder yang terlibat.
Tercatat ada 106 guru penggerak di Kabupaten Matim dari jenjang TK, SD, dan SMP. Ada 42 sekolah yang sudah masuk dalam Program Sekolah Penggerak, dan 205 sekolah yang sudah mengimplementasikan kurikulum merdeka.
Jumlah ini akan terus meningkat dari waktu ke waktu, seiring adanya kolaborasi dan kerja keras semua stakeholder dalam mewujudkan pendidikan di Matim yang lebih berkualitas dan bermartabat.
"Konsistensi ini yang harus kita pertahankan agar visi Pemerintah Kabupaten Matim dapat terealisasai dengan baik. Sinergi dan kerja bersama lintas sektor ini menjadi langkah strategis untuk mengatasi berbagai kendala yang sedang dihadapi dunia pendidikan Matim," kata Bupati Agas.
Dikatakan, para siswa sebagai subyek utama pendidikan, harus menyadari dirimu sebagai salah satu kelompok warga negara yang berperan dan bertugas untuk mengisi kemerdekaan. Pelajar menjadi bagian dari pemuda bangsa yang menjadi penerus bangsa Indonesia. Sebagai generasi penerus, pelajar dituntut untuk bekerja keras dan belajar dengan giat demi meningkatkan kualitas diri.
"Bagi anak-anakku, belajarlah yang tekun. Masa depanmu berada di pundakmu sendiri. Siapkan bekal kalian untuk masa depan kalian, agar kelak apa yang dicita-citakan dapat tercapai. Marilah sebagai insan pelaku dan penentu kemajuan dunia pendidikan di masa depan, kita bersama-sama dengan semangat serta kesadaran memberikan tenaga serta pikiran terbaik kita demi kemajuan dunia pendidikan," pintanya.
Apel memperingati Hardiknas 2023 itu berlangsung di lapangan SD Inpres Watu Paci, Desa Lenang. Hadir juga dalam upacara itu, pimpinan dan sejumlah anggota DPRD Matim, Ketua TP PKK Matim, Theresia Wisang Agas, para kepala desa, para kepala sekolah dan guru se kecamatan Lambaleda Selatan, utusan para siswa dari setiap sekolah jenjang TK hingga SLTA, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan masyarakat setempat. (*)
Penulis: Fansi Runggat
Editor: Marthen Bana