KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Sebanyak 8 Partai Politik (Parpol) mendaftar calon anggota legislatif (Bacaleg) DPRD NTT Pendaftaran yang berlangsung di KPU Provinsi NTT itu berlangsung sejak pukul 10.00 wita hingga malam hari. Satu demi satu parpol berdatangan dengan caranya masing-masing.
Uniknya, kedatangan pengurus hingga massa pendukung parpol ini dilakukan dengan cara konvoi sambil diiringan musik dan drum band. Momentum itu dijadikan ajang atau pameran budaya.
Mulai dari Golkar yang tepat pukul 10.00 datang dengan pakaian berwarna kuning. Disusul PBB yang hadir dengan dipimpin satu mobil komando dilengkapi sound sistem. Para pengurus mengenqkan pakaian serba putih dengan berkalung selendang adat.
Kemudian, pada pukul 13.00, PSI NTT mendatangi KPU, dengan iring-iringan mobil komando dengan dihiasi atribut partai berupa bendera dan spanduk. Terlihat, semua anggota menggunakan pakaian berwarna merah khas PSI, dibalut sarung adat.
Tak mau ketinggalan, Partai Gerindra pun turut hadir, melakukan pendaftaran bacaleg namun dengan nuansa serba putih polos, serempak dengan celana panjang hitam dipimpin mantan Wakil Gubernur NTT, Esthon Foenay.
Tak berselang lama, mulai bertangan puluhan mobil dan sepeda motor dengan jumlah massa mencapai 150 orang. Sebelum memasuki kantor KPU, massa PKB yang mengenakan busana adat Sumba, langsung menampilkan tarian ja'i bersama.
Pendaftaran bacaleg tidak sampai disitu, sekira pukul 15.00 wita, Partai Perindo dengan drum band mengiringi menuju Kantor KPU. Diikuti dengan jajaran pengurus partai yang menggunakan serba nuansa budaya.
Tak berselang lama, Partai Demokrat muncul dengan logo mercinya. Kedatangan partai besutan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tersebut semakin membuat ruas Jalan Polisi Militer macet dan berdesakan di halaman Kantor KPU Provinsi NTT.
Sekitar pukul 17.00 wita, giliran Partai Ummat. Dipimpin Ketua DP D Partai Ummat, para anggota nampak mengenakan serba hitam khas dilengkapi peci.
Menanggapi keunikan tersebut Ketua KPU Provinsi NTT, Thomas Dohu, mengatakan, penampilan budaya dari parpol menandakan politik bukanlah ajang pertikaian, melainkan ruang demokrasi dimana rasa saling menghargai dan mencintai keanekaragaman budaya dan etnis yang ada di NTT.
"Dengan tampilan budaya, menandakan bahwa parpol turut aktif menyuarakan jalannya pemilu dengan aman dan damai," ujarnya.
Dirinya berharap, hingga pelaksanaan pemilu nanti, dapat berlangsung tanpa pertikaian dan berbudaya.
"Kami ingin buat yang berbeda, arena kita ingin beritahukan ke masyarakat bahwa ini tahapan pemilu ini sedang berlangsung," jelasnya.
Dirinya berharap, dengan menggunakan berbagai aksesoris budaya, dapat memperlihatkan bahwa yang terlibat dalam politik bukan saja kalangan tertentu, tetapi siapapun dan dari budaya manapun. (cr1)
Editor: Intho Herison Tihu