Lima Pulau 3T di NTT jadi Sasaran ERB, BI Siapkan Uang Rp 15 Miliar

  • Bagikan
PELEPASAN TIN ERB. Wagub NTT, Josef Nai Soi mengenakan rompi tanda dimulainya ERB di lima Pulau 3T pada acara pelepasan Tim ERB di Pelabuhan Tenau Kupang, Sabtu (20/5). (FOTO: FENTI ANIN/TIMEX).

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTT bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut (TNI-AL), melakukan Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) untuk menjangkau daerah Terdepan, Terluar dan Terpencil (3T) di Provinsi NTT.

Terdapat lima Pulau 3T yang menjadi sasaran kegiatan ERB diantaranya Pulau Alor, Pulau Pantar, Pulau Lembata, Pulau Solor dan Pulau Adonara.

Pelepasan Tim ERB dilakukan di Pelabuhan Tenau Kupang menggunakan Kapal Perang Indonesia (KRI) Es Colar 871 dengan membawa uang sebanyak Rp 15 Miliar.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Donny Heatubun menjelaskan, Bank Indonesia dengan salah satu tugas pokoknya adalah sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah, menjalankan kegiatan 3T, bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut sejak tahun 2011.

Donny menjelaskan, hingga saat ini sudah sekitar 76 titik yang dijangkau di daerah, dan sudah 399 pulau yang masuk kawasan 3T. Dan pada tahun 2023 Bank Indonesia merencanakan untuk melakukan kegiatan ini sebanyak 10 kali, dengan sasaran 151 titik termasuk yang akan dilepas hari ini, di lima pulau, tiga kabupaten di NTT ini.

"Kerjasama kami dengan TNI Angkatan Laut didasari atas nota kesepahaman sejak Tahun 2011, yang ditindaklanjuti dengan perjanjian kerjasama yang dilakukan pada Juni Tahun 2022 lalu," jelasnya.

Kegiatan ERB ini, kata Donny, sesuai dengan salah satu kebijakan bank Indonesia untuk pengelolaan uang rupiah, diharapkan uang yang beredar dan yang dipegang dan digunakan sebagai alat tukar oleh masyarakat merupakan uang yang layak diedarkan dan tentunya dalam kegiatan ini Bank Indonesia Provinsi NTT membawa uang sebanyak Rp 15 miliar.

"Kegiatan ini juga sekaligus melakukan edukasi cinta, bangga dan paham rupiah atau CBP," jelasnya.

Sementara, Wakil Gubernur Provinsi NTT, Josef Nae Soi mengatakan, rupiah harus berdaulat di negeri sendiri bahkan di negeri orang lain. Berdaulat dalam negeri berarti bahwa harus mencintai rupiah, menjaga rupiah, karena dengan rupiah bisa memberikan hidup dan kehidupan bagi bangsa Indonesia.

"Saya bangga dengan Bank Indonesia dan TNI Angkatan Laut, yang memilih lima pulau 3T di NTT. Alat tukar rupiah sangat penting terutama NTT merupakan daerah perbatasan negara dengan Timor Leste," katanya.

Ia berharap alat tukar di Indonesia terutama di NTT yang berbatasan dengan Timor Leste diharapkan bisa menggunakan rupiah sebagai alat tukar, karena satu pulau dua negara, dan satu budaya, maka harus menggunakan rupiah saja.

"Rupiah yang berdaulat diperlukan sinergitas yang tinggi, terutama di zaman sekarang dengan istilah pentahelix, harus secara komprehensif dan integrasi tidak meninggalkan eksistensi masing-masing tetapi saling memahami satu sama lain, menuju satu tujuan yaitu NTT bangkit dan NTT sejahtera," pungkasnya.

Paban 2 Ops Sopsal Mabes TNI AL (Perwira Bantuan 2 Operasional Staf Operasi TNI Angkatan Laut), Kolonel Laut (P) Andri Kristianto, M.Han, mengatakan, sejak tahun 2011 sampai tahun 2022 TNI angkatan Laut dan Bank Indonesia telah melaksanakan 92 kali kegiatan kas keliling dengan 480 pulau telah terkunjungi dan pada tahun 2023 ini akan dilaksanakan kegiatan tersebut sebanyak 17 kegiatan dengan target 85 pulau yang akan dikunjungi.

"Kgiatan ini ini angkatan laut menyiapkan KRI Es Colar 871 untuk membantu Bank Indonesia melaksanakan kegiatan ini. Kegiatan ini akan dimulai pada tanggal 20 Mei sampai tanggal 25 Mei 2023," ujarnya.

Atas nama TNI Angkatan Laut, ia memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia dengan terlaksananya kegiatan ini dari tahun ke tahun, diharapkan dengan kegiatan ini bisa bersama-sama menjaga kedaulatan rupiah dan kedaulatan negara di seluruh wilayah NKRI. (r2)

Editor: Intho Herison Tihu

  • Bagikan