BPS Matim Latih 321 Petugas Sensus Pertanian, Begini Penjelasan Angela Wea

  • Bagikan
Kepala BPS Matim, Angela Regina Maria Wea, Pose bersama peserta petugas ST2023, di Hotel Embung Pagi Borong, Sabtu (20/5). (FOTO: FANSI RUNGGAT/TIMEX)

BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Manggarai Timur (Matim), memberikan pelatihan bagi 321 orang petugas Sensus Pertanian 2023 (ST2023), Sabtu (20/5).

Para petugas ini dilatih demi mengumpulkan dan menyediakan data pertanian yang berkualitas, juga untuk mendukung kebijakan strategis pemerintah.

Kegiatan pelatihan yang dibuka Kepala BPS Matim, Angela Regina Maria Wea itu berlangsung selama tiga hari, Sabtu (20/5) - Senin (22/5), di Hotel Embung Pagi, Cepi Watu, Desa Nanga Labang, Kecamatan Borong. Pelatihan itu dilaksanakan di empat hotel, yakni Embung Pagi, Charisma, Maryos, dan Hotel Gloria.

"Kegiatan pelatihan ini, dalam rangka mempersiapkan ST2023. Disini peserta diberikan bekal agar memiliki motivasi dan semangat dalam melaksanakan pendataan lapangan pencacahan lengkap ST2023," jelas Kepala BPS Matim, Angela Regina Maria Wea kepada media ini di sela-sela kegiatan pelatihan ST2023, Senin (22/5).

Angela menyebutkan, tujuan lain dari pelatihan itu yakni, memberikan pemahaman tentang materi kuesioner, buku pedoman, dan instrumen lain yang akan digunakan pada pelaksanaan lapangan ST2023. 

"Jumlah petugasnya sebanyak 321 orang, yang telah direkrut melalui seleksi pada Maret 2023. Mereka dinilai memiliki kompetensi dan kemampuan yang tinggi," kata Angela.

Rangkaian kegiatan rekrutmen itu, lanjut Angela, dimulai dari pendaftaran, seleksi administrasi, seleksi wawancara dan tes kompetensi online. Terakhir adalah pengumuman petugas ST2023. "Kegiatan ST2023 berlangsung selama du bulan, terhitung sejak 1 Juni hingga 31 Juli 2023," sebutnya.

Angela berharap para petugas yang mengikuti pelatihan dengan fokus terhadap materi yang diberikan oleh instruktur sehingga memiliki pemahaman konsep yang seragam agar data yang dihasilkan benar-benar berkualitas.

Angela mengaku, dalam pelaksanaan SST2023 ini, tentu ada permasalahan yang dihadapi, misalnya pemahaman petugas tidak seragam. Pelatihan masih seperti guru dan murid, sehingga menempatkan petugas pada posisi yang tidak sejajar. 

Karena itu, Angela meminta dukungan seluruh masyarakat Matim untuk menerima petugas Sensus saat melakukan kegiatan sensus di lapangan. "Disini kita semua menjadi bagian penting untuk menghasilkan data berkualitas. Perlu dukungan kapasitas, tools dan metodologi pemberdayaan. Perlu memahami apa yang kita kerjakan, dan pada gilirannya apa yang dikerjakan itu akan memperkaya kita," ujar Angela. 

Dia juga menjelaskan, dalam Sensus Pertanian ini, petugas akan melakukan pendataan terhadap tujuh sektor, yakni tanaman pangan, peternakan, perikanan, hortikultura, kehutanan, perkebunan, dan jasa pertanian. Ada dua persoalan yang sangat halus di dalam sensus atau survei. Pertama asking good question yang relevan terhadap research question. "Kesalahan memahami pertanyaan penelitian akan memberikan sesuatu yang memang ruwet di dalam penelitian," katanya.

Persoalan lain, mendefinisikan populasi. Disini kesulitan merumuskan populasi, menjadi ruwet seluruh penelitian itu, karena induk dari penelitian apapun yaitu, research dan populasi. Jika kedua hal itu menjadi persoalan, semua yang berikutnya akan menjadi persoalan. Sekali salah mengerti tentang populasi, menimbulkan salah pengertian tentang penafsiran, yang membuat statistik di belakangnya menjadi tidak berguna.

"Asumsi dasar ini tidak boleh dilanggar. Populasi kita yang mana, research question kita yang mana. Sektor pertanian merupakan sektor yang dapat memberikan kontribusi pada perekonomian nasional," bilang Angela.

Angela menambahkan, fenomena masih terbukanya penyerapan tenaga kerja di Sektor Pertanian, tingginya sumbangan devisa yang dihasilkan dari berkembang pesatnya sektor agrobisnis maupun penghasil bahan baku bagi industri hilir yang mengolah hasil pertanian, menunjukkan bahwa sektor pertanian dapat bertahan dalam krisis ekonomi. 

Bertitik tolak dari kondisi tersebut, demikian Angela, sangat diperlukan ketersediaan data sektor pertanian yang akurat dan terkini yang dapat digunakan sebagai acuan bagi pemerintah maupun stakeholder, dalam merencanakan dan merumuskan kebijakan-kebijakan baik untuk kepentingan intern maupun untuk pembangunan nasional.

"Sensus ST2023 dilakukan untuk mengakomodasi variabel bagi kelengkapan data pertanian yang berkembang sangat dinamis, menjawab kebutuhan data, baik di level nasional maupun internasional, dan dirancang untuk memperoleh hasil yang berstandar internasional dengan mengacu pada program Food and Agricultural Organization (FAO)," terangnya. (*)

Penulis: Fansi Runggat

  • Bagikan