Empat Profesor Dikukuhkan, Rektor: Undana Resmi Miliki 46 Guru Besar

  • Bagikan
PROFESOR BARU. Empat profesor yang baru dikukuhkan, berturut-turut dari kanan, Prof. Jefri Bale, Prof. Annytha Ina Rohi Detha, Prof. Doppy Roy Nendissa, dan Prof. Marcelien Dj. Ratoe Oedjo di Auditorium Graha Cendana, Rabu (31/5). (FOTO: RESTI SELI/TIMEX)

KUPANG, TIMEX - Universitas Nusa Cendana kembali mengukuhkan empat Guru Besar di Auditorium Graha Cendana, Rabu (31/5). Total Undana memiliki 46 guru besar saat ini.

Keempat guru besar tersebut adalah Prof. Dr.drh. Annytha Ina Rohi Detha, M.Si dalam Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat Veteriner pada Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan, Prof. Dr. Jefri Semuel Bale, ST.,M.Eng di Bidang Ilmu Rekayasa Material pada Fakultas Sains dan Teknik, Prof. Dr. Ir. Marcelien Dj. Ratoe Oedjoe, M.Si dalam Bidang Ilmu Budaya Perairan pada Fakultas Peternakan, Kelautan dan Perikanan, dan Prof. Dr. Ir. Doppy Roy Nendissa, MP di Bidang Ilmu Ekonomi Pertanian pada Fakultas Pertanian.

Pengukuhan tersebut dihadiri oleh tamu-tamu besar, diantaranya Gubernur NTT, Ketua dan Wakil Ketua DPRD NTT, Forkopimda NTT, Penjabat Wali Kota Kupang, dan jajaran pimpinan instansi lainnya. Keempat profesor dihantar memasuki ruang pengukuhan dengan diiringi tarian Mai Ma Ledo He La'u yang berasal dari Sabu. Setelah itu, disusul ketua dan anggota senat serta Gubernur NTT.

Pengukuhan tersebut berlangsung khidmat dan tertib. Rektor Universitas Nusa Cendana, Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc mengucapkan, selamat atas peraihan jabatan tertinggi dalam bidang akademik tersebut. Menurutnya, pengukuhan bukan sekadar seremoni belaka, melainkan suatu promosi dan penyampaian gagasan ilmiah sebagai wujud tanggungjawab guru besar dalam mengawal kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan peradaban. Ia melanjutkan, terdapat enam kualitas dari profesor yang diinginkan, yaitu profesor harus menjadi teladan, profesor sebagai mentor yang membimbing dosen-dosen muda, profesor sebagai advokat terhadap segala pemikiran dan gagasannya, profesor sebagai penjaga integritas keilmuan, sebagai peneliti, penemu dan inovator, dan terakhir, profesor sebagai duta bagi universitasnya.

Prof. Sanam menyebut, dengan pengukuhan tersebut, Undana resmi telah memiliki 46 guru besar. Masih terdapat 5 guru besar yang SK fungsionalnya akan segera ditetapkan, sehingga dalam waktu dekat akan turut dikukuhkan. "19 orang telah memasuki purnabakti atau meninggal dunia, satu guru besar pindah, sehingga tersisa 25 guru besar aktif, ada 8 perempuan hebat," jelasnya.

Menurut angka ideal, jumlah guru besar di perguruan tinggi berkisar 10-15% dari total jumlah dosen. Undana saat ini memiliki 900 dosen, maka dibutuhkan 90-135 guru besar. "Kita harus berjuang lebih keras lagi untuk bisa mencapai jabatan guru besar tertinggi," tegasnya.

Saat ini Undana telah mengirimkan 36 usulan guru besar, tetapi dari hasil verifikasi dan validasi, Undana hanya bisa meloloskan 12 guru besar. "Kita berharap di kementerian bisa mengesahkan usulan yang dilakukan oleh Undana. Usulan guru besar ini proses yang panjang, harus dimulai dari asisten ahli, lektor, lektor kepala dan guru besar," ucapnya.

Untuk mendukung para dosen mendapatkan guru besar, Undana memberikan dana insentif bagi guru besar. Dengan syarat melakukan publikasi pada jurnal internasional bereputasi. "Tanpa itu maka tidak bisa, tentunya publikasi berkualitas itu apabila penelitiannya juga berkualitas," ungkap Prof. Sanam.

Undana pun melakukan terobosan dengan menyediakan dana mandiri bagi dosen yang ingin melanjutkan S3. Prof. Sanam menyebut, dosen telah menerima tunjangan fungsional, serdos, dan renumerasi, maka secara tak langsung memberikan zona nyaman bagi dosen. "Rektor akan melakukan kiat-kiat lagi untuk merubah rubrik renumerasi dengan memberikan poin tertinggi bagi mereka yang bergelar doktor dan berada pada jabatan lektor kepala, kita harus mengganggu sedikit zona nyaman mereka. Hal itu supaya kita bisa miliki lagi guru besar ke depannya," ucapnya. (cr1/ito)

  • Bagikan