Kenali Rabies dan Gejala-gejala serta Penanganannya

  • Bagikan

Oleh: dr. Wylie Medwin Lulan

Rabies adalah penyakit menular yang serius dan berpotensi mengakibatkan kematian yang disebabkan oleh virus. Meskipun telah ada kemajuan signifikan dalam pencegahan dan pengobatan rabies, penting bagi setiap orang untuk memahami aspek dasar penyakit ini.

Penyakit rabies telah masuk di Provinsi Nusa Tenggara Timur sejak tahun 1997, namun hanya terbatas di Pulau Flores dan sekitarnya hingga pada bulan Mei 2023 ditemukan kasus rabies di Pulau Timor yang telah dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium.

Artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang rabies secara sederhana dan jelas kepada orang awam. Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat secara luas diharapkan penyebaran kasus rabies di Pulau Timor dan Nusa Tenggara Timur secara keseluruhan dapat ditekan.

Apa itu Rabies?

Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh virus rabies yang menyerang sistem saraf pusat. Virus ini ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, terutama anjing, kucing, rubah, dan kelelawar. Virus rabies dapat menginfeksi siapa saja, termasuk manusia, dan jika tidak diobati segera, dapat berakibat fatal.

Gejala Rabies

Gejala Rabies akan muncul sekitar 10 hari hingga 60 hari setelah gigitan hewan penular rabies, dengan rata-rata sekitar dua minggu. Namun bisa juga hingga bertahun-tahun.
Gejala rabies pada manusia bisa bervariasi, tetapi biasanya mengalami tiga tahap:

  1. Tahap prodromal: Pada tahap ini, penderita mungkin mengalami gejala seperti demam ringan, sakit kepala, kelelahan, dan ketidaknyamanan umum. Gejala ini dapat berlangsung selama beberapa hari setelah gigitan.
  2. Tahap akut neurologis: Ciri paling khas pada tahap ini adalah hidrofobik(takut air) pasien tidak bisa minum, bahkan bisa ketakutan hanya dengan melihat air, selain itu ada juga gejala khas lainnya yaitu takut angin, bisa dilihat saat kita meniup atau mengipas wajah pasien. Tahap ini dapat ditandai dengan gejala tak spesifik lain seperti kegelisahan, gangguan tidur, kebingungan, kecemasan, sakit kepala hebat, kesulitan menelan, dan kejang-kejang. Pada tahap ini, gejala neurologis yang serius, seperti kelemahan otot, kelumpuhan, dan gangguan pernapasan, dapat muncul.
  3. Tahap terminal: Pada tahap ini, penderita mengalami koma dan kemungkinan mengalami gagal organ. Rabies pada tahap ini hampir selalu berakhir dengan kematian.

Pencegahan Rabies

Pencegahan rabies sangat penting karena tidak ada pengobatan yang efektif setelah gejala muncul. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah rabies:

  1. Vaksinasi : Vaksinasi dapat dilakukan sebagai pencegahan di daerah yang pernah dilaporkan adanya kasus rabies, atau untuk profesi tertentu yang memiliki resiko tinggi. Vaksinasi juga bisa dilakukan pada hewan piaraan seperti Anjing. Cara tersebut adalah yang paling efektif untuk mencegah rabies. Pastikan hewan peliharaan Anda mendapatkan vaksinasi secara teratur.
  2. Hindari kontak dengan hewan liar: Jangan berinteraksi atau mengganggu hewan liar, terutama anjing, karena mereka dapat menjadi pembawa virus rabies. Lindungi hewan piaraan dengan cara diikat dan tidak dibiarkan melakukan penularan.
  3. Hindari gigitan hewan: hindari paparan dengan hewan yang tidak diikat, ajari anak-anak agar tidak memprovokasi anjing seperti menendang atau melempar. Ciri-ciri hewan yang terinfeksi rabies adalah hewan tersebut lebih agresif dari biasanya, dapat menggigit tanpa provokasi, dan mulutnya tampak berbusa.

Tatalaksana Gigitan Luka

Jika ada yang terkena gigitan anjing, tahap-tahap berikut harus segera dilakukan.

  1. Cuci luka dengan air mengalir dan sabun/deterjen selama 15 menit, Sabun dapat merusak struktur virus. Hindari menggosok luka dengan sikat. Luka harus dicuci secepatnya.
  2. Pergi ke fasilitas kesehatan secepatnya untuk diberikan Vaksin Anti Rabies atau Serum Anti Rabies.

Perawatan Pasien Rabies: Jika seseorang telah terinfeksi rabies, tidak ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Penyakit ini memiliki Case Fatality Rate 100% jika telah sampai pada tahap akut neurologis. Selama gejala tersebut belum muncul, masih ada harapan untuk melakukan pemberian vaksin dan serum anti rabies. (*)

  • Bagikan