MATARAM, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) bekerja sama dengan SMKN 3 Mataram dan SMKN 4 Mataram, kembali melanjutkan kegiatan pelatihan menjahit dan sertifikasi program tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL).
Pada hari kedua kegiatan, Rabu (5/7), para peserta dibimbing untuk membuat hiasan dan pengepresan. Dalam pembelajaran unit kompetensi ini, para peserta yang terdiri dari guru dan masyarakat umum tampak begitu antusias. Peserta pelatihan secara bergantian menghampiri fasilitator pelatihan, Winarti Z untuk bertanya sehubungan dengan tugas yang mereka kerjakan.
"Kalau hari ini adalah membuat hiasan dan pengepresan. Ini berguna untuk kreativtias," ucap Winarti Z saat ditemui di tempat uji kompetensi (TUK) Tata Busana SMKN 4 Mataram.
Hiasan yang sudah dibuat oleh peserta, kata Winarti, hanya dikerjakan setengah tuntas. Penyelesaian akhir tugas hiasan akan dilanjutkan di hadapan asesor. "Itu untuk membuktikan kalau hiasan itu benar-benar kerjaan mereka dan bukan kerjaan orang lain," kata Winarti.
Program TJSL PT PLN (Persero) UIP Nusra bertajuk "Pelatihan, Pengembangan, dan Sertifikasi Kompetensi Menjahit Kelompok Muda dan Wanita" ini telah berlangsung sejak Selasa (4/7), dan akan berakhir pada Sabtu (8/7).
Di hari kedua ini, para peserta sudah menuntaskan sebelas unit kompetensi yang telah disusun oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Garment. Diantaranya mengukur tubuh pelanggan sesuai desain, melakukan pengepresan, menjahit dengan mesin, menyelesaikan busana dengan jahitan tangan, dan mengawasi mutu pekerjaan di lingkungan busana.
Di hari pelatihan selanjutnya, seluruh tugas yang telah dikerjakan peserta akan dievaluasi agar pada saat tahap sertifikasi kompetensi para peserta dapat menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan selama pelatihan.
"Kalau ada yang tidak rapi, ya diperbaiki supaya pada saat diuji nanti mereka tidak buat lagi seperti itu. Itu gunanya pelatihan. Pelatihan ini kemarin berlangsung lebih dari lima jam (pengerjaan). Besok hari Jumat mereka harus kerjakan lima jam. Tidak apa-apa karena ini masih pelatihan," tutur Winarti.
Menurut Winarti, setelah tahap pelatihan dan evaluasi selesai, peserta akan menghadapi tahap sertifikasi kompetensi pada 7-8 Juli 2023. Adapun skema sertifikasi yang diases adalah Okupasi Tukang Jahit Operator Yunior.
Guru SMKN 4 Mataram sekaligus peserta pelatihan menjahit, Baiq Fatmawati, mengaku kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menambah kompetensi guru yang nantinya dapat diteruskan sebagai materi ajar ke siswa.
Di samping itu, lewat program TJSL PT PLN (Persero) UIP Nusra buah kerja sama dengan SMKN 3 dan SMKN 4 Mataram, Baiq Fatmawati mengungkapkan para guru merasa diringankan dari segi biaya untuk memeroleh sertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yang diakui secara nasional.
"Alhamdulillah dengan adanya kerja sama PLN dengan SMKN 3 kemudian berkolaborasi dengan SMKN 4 Mataram karena untuk tahun ini PLN menginginkan pelatihan menjahit di mana jurusan tata busana adanya di SMKN 4 Mataram, perlengkapan yang kami punya Insyaallah lengkap, terpenuhi, dan memadai untuk mengadakan pelatihan ini," kata Baiq.
Baiq Fatmawati menilai pelatihan dan sertifikasi adalah sesuatu yang sangat penting dan dibutuhkan oleh para guru. Sehingga, peserta yang mengikuti pelatihan didominasi oleh guru-guru yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yakni forum atau wadah yang memfaslitasi berkumpulnya guru mata pelajaran yang sama, dalam hal ini tata busana, untuk mengembangkan profesionalitas kerja.
"Harapan kami nantinya uji sertifikasi ini tahun depan bisa diadakan kembali pelatihan untuk tingkat selanjutnya, yaitu tingkat asesor. Mudah-mudahan itu bisa terwujud. Semoga bisa terus berlanjut program-program ini dari PLN untuk guru dan juga untuk siswa juga nanti pengaplikasian dari apa yang kami dapatkan di pelatihan ini," kata Fatmawati.
General Manager (GM) PT PLN (Persero) UIP Nusra, Abdul Nahwan, mengatakan, pelatihan menjahit dan sertifikasi yang termasuk dalam program TJSL ini merupakan perwujudan komitmen PLN dalam aspek Environmental, Social, dan Governance (ESG).
Setiap program TJSL, kata Abdul, diharapakan menciptakan Creating Shared Value (CSV) dan Sustainable Development Goals (SDG's) 4, yaitu Pendidikan Berkualitas, Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata. Selanjutnya Meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua yang bermanfaat dan mampu memberikan nilai tambah kepada perusahaan, masyarakat, dan lingkungan untuk masa depan yang lebih baik.
"Kami turut mengupayakan sejumlah strategi keberlanjutan di bidang lingkungan dan sosial masyarakat melalui berbagai program keberlanjutan yang sesuai dengan kebutuhan dan beradaptasi dengan tantangan zaman," ucap Abdul Nahwan. (*/aln)