Pesertanya dari 100 Lembaga Intervensi
KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Yayasan Alfa Omega (YAO) resmi menutup kegiatan program penguatan kapasitas bagi guru dan pengelola PAUD dari 100 Lembaga Intervensi di Kabupaten Kupang. Penutupan program ini berlangsung di Hotel Neo by Aston Kupang, Jumat (30/6/2023).
Program penguatan kapasitas ini telah dilaksanakan YAO sejak Oktober 2021. Kegiatan ini merupakan turunan dari program organisasi penggerak (POP) yang menjadi salah satu dari tiga program yang diusung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Selama lebih kurang tiga tahun, YAO menggelar rangkaian kegiatan pelatihan dengan tujuan agar guru dan pengelola PAUD di Kabupaten Kupang dapat ditingkatkan kapasitas menjadi pendidik yang cakap dan juga cakap dalam mengelola PAUD.
"YAO dalam Pelatihan Organisasi Penggerak (POP) memiliki peran menggerakan. Tujuan utamanya untuk melatih guru dan pengelola agar mandiri dalam mengelola lembaga menjadi PAUD HI. Karena sebenarnya sekolah itu tidak mahal, tetapi kami berharap setiap lembaga memiliki kemampuan untuk merancang sebuah pembelajaran dari lingkungan dan ide diri sendiri," kata Direktur YAO, Pdt. David Fina dalam sambutannya saat penutupan kegiatan itu.
Salah satu pendamping lapangan program, Fatimah, S.Pd mengatakan, salah satu dari tiga program Kemendikbudristek yang dilaksanakan YAO adalah POP.
"Ada beberapa perlatihan yang sudah dijalankan YAO selama tiga tahun ini. Saya tugasnya mendampingi dan mengambil sampel 20 PAUD. Saya melihat, sejak tahun pertama, kemampuan para pengelola atau guru PAUD dalam merancang metode pembelajaran belum begitu nampak," kata Fatimah.
Setelah berjalan beberapa waktu, lanjutnya, kreatifitas peserta mulai muncul. Salah satu yang menarik adalah metode STEAM, yakni memanfaatkan barang bekas di lingkungan dalam merancang metode pembelajaran yang kreatif. Metode ini membuat guru-guru menjadi lebih kreatif untuk memanfaatkan benda di sekitarnya.
"Bahkan anak-anak jauh lebih kreatif dari guru-guru. Saya datang ke PAUD Manekan Lopo Maus. Saat itu sedang Loose Parts. Mereka menyiapkan konsep bermain barang bekas sendiri, dan semua muatan STEAM masuk di dalamnya. Metode Loose Parts membuat anak bermain sambil belajar dan tidak tertekan. Itulah yang sudah dibuat oleh YAO," terang Fatima.
Sebagaimana pantauan Jurnalis Warga, penutupan ini dikemas dalam bentuk Talkshow dengan menghadirkan sejumlah narasumber. Diantaranya Kepada Dinas P & K Kabupaten Kupang, Marthen Adri Rahakbaw, S.Pi., M.Si., Pokja Bunda PAUD Kabupaten Kupang, Lely Manafe-Meny, Direktur YAO, Pdt. David A. N. Fina, Pendamping Lapangan, Fatimah, S.Pd.SD, dan Pengawas Pendamping Lapangan YAO, Aloysius Bora Sudi, S.Pd., M.Hum.
Talkshow itu membahas beberapa topik, seperti Peran YAO dalam Pelaksanaan POP, Sebuah Peta Jalan Menuju PAUD Berkualitas di Kabupaten Kupang. Selanjutnya, Overview Perjalanan dan Perkembangan Program POP yang dilaksanakan oleh YAO untuk Program Anak Usia Dini di Kabupaten Kupang dan NTT, juga Dukungan Kebijakan Strategis Dinas P dan K Kabupaten Kupang dalam Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif, terutama dalam pengembangan Literasi, Numerasi, dan Karakter. Topik lainnya yang turut menjadi bahasan adalah Peran dan Dukungan Pokja Bunda PAUD dalam Mendukung Pendidikan Anak Usia Dini Holistik Integratif di Kabupaten Kupang, Keberlanjutan dan Sharing Praktik Baik oleh 100 Lembaga Intervensi kepada Lembaga Non Intervensi di Kabupaten Kupang.
Direktur YAO, Pdt. David A. N. Fina, mengatakan, dosa terbesar orang tua adalah menghalangi mimpi anak-anak untuk menggapai masa depan melalui pendidikan. "Setiap anak sudah memiliki potensi masing-masing, dan tugas kita membantu mereka mencapai mimpi mereka. Jadi harapannya dengan jumlah mentor PAUD HI Kabupaten Kupang yang sudah mencapai 30 orang, maka mentor ini yang akan menggerakan sekolah-sekolah di Kabupaten Kupang," harapnya.
Kepada Dinas P & K Kabupaten Kupang, Marthen Adri Rahakbaw juga mengapresiasi program ini. "Program ini sangat baik. Kami merasa terbantu. Tetapi masih banyak PAUD yang belum melengkapi data untuk penerimaan dana BOP sehingga PAUD yang lain, yang belum mendapat dukungan dana dari pusat, bisa segera tindaklanjuti. YAO sudah memberikan contoh baik, dan kami tetapi mendukung praktik baik ini," kata Marthen.
Pengawas Pendamping Lapangan YAO, Aloysius Bora Sudi, dalam kesempatan itu berharap apa yang sudah dilakukan YAO sebaiknya tak berhenti sampai di sini saja. Ia berharap YAO tetap menjadi lembaga yang menyediakan pendampingan bagi pendidikan PAUD di Kabupaten Kupang. "Program makanan sehat harus terus dikembangkan demi kesehatan semua anak didik," pintanya.
Sementara Pendamping Lapangan, Fatimah, berharap apa yang sudah diberikan YAO kiranya dikembangkan dan diterapkan dalam semua lembaga pendidikan. "Semoga YAO selalu melakukan kebaikan dan memberikan dukungan bagi pendidikan PAUD yang ada di Kabupaten Kupang," harapnya.
Sedangkan Ketua Pokja Bunda PAUD Kabupaten Kupang, Lely Manafe-Meny berharap para guru harus terus memastikan bahwa semua proses pembelajaran yang dilakukan adalah proses pembelajaran yang menyenangkan untuk anak.
"Saya berharap, semua materi yang sudah diperoleh selama kegiatan pelatihan, kiranya dapat diterapkan di lembaga masing-masing setelah kegiatan ini," pinta Lely Manafe.
Selain kegiatan Talkshow, kegiatan penutupan itu juga diisi dengan acara launching Buku Cerita Anak dan Penandatanganan BAST serta penyerahan sertifikat kepada peserta pelatihan.
Terdapat sebanyak 10 judul buku yang diluncurkan pada momen tersebut. Berikut judul buku beserta nama penulisnya yang diluncurkan:
- Gunung Humau Bersedih oleh Martha Malafu
- Layang-layang Indah oleh Endang Sulastri
- Kereta Api Pelangi oleh Ofliani Lima
- Persahabatan Mita dan Handsy oleh Maria F. Wangge
- Ayam dan Kupu-kupu oleh Jeli Naetasi
- Si Kayu Jati dan Bambu Kuning oleh Iramaya F Tulle, S.Pd
- Dua Sahabat dan Kreasi Kain Perca oleh Sarah Norlina Takaeb
- Keranjang Sayur Yang Indah oleh Lorince M. Isliko
- Vas Bunga Yang Indah oleh Solfi Benyamin
- Gilbert dan Pohon Kelor oleh Eppny Yellevia Messakh. (*)
Penulis: Tesha Tapung, Jurnalis Warga Kupang