KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Opening ceremony kegiatan The 2nd International Conference on Christian and Inter-Religious Studies (ICC-IRS) secara resmi dibuka Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI, H. Zainut Tauhid Sa’adi yang diawali dengan ibadah bersama dipimpin Pdt. Arly De Haan, M.Si di Hotel Aston Kupang, Jumat (14/7).
Pembukaan tersebut tampak hadir Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi, Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama RI Jeane Marie Tulung, Rektor Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang Harun Y Natonis, Rektor IAKN Toraja Dr. Joni Tapingku, M.Th, dan Rektor IAKN Palangkaraya , Telhalia, M.Th., D.Th.
Tampak hadir pula Sekretaris Dirjen Binmas Kristen, Sekretaris Dirjen Binmas Budha, Pembimas Hindu, Ketua DPRD Provinsi NTT, Emelia Nomleni, Kepala Kantor Wilayah Kemenag NTT, Rektor IAKN Manado, Rektor IAKN Ambon, Rektor IAKN Tarutung, dan Ketua STAKPN Sentani.
Dalam kesempatan pembukaannya, Wamenag samgat setuju dengan tema kegiatan karena menurutnya telah menyentuh poin penting didalam agama, pendidikan dan seni di era Pasca-Humanisme, kemudian diikuti dengan beberapa sub tema penting yang akan dibahas dalam kegiatan ini.
“Saya setuju bahwa tema dan sub tema ini mencerminkan kebutuhan mendesak untuk mengatasi tantangan zaman yang semakin kompleks di Kementerian Agama. Di era pasca-humanisme, kita menghadapi perubahan sosial, teknologi yang berkembang pesat, dan pergeseran budaya yang memengaruhi agama, pendidikan, dan seni,” ungkap Wamenag RI, H. Zainut Tauhid Sa’adi.
Ia berharap dengan konferensi The 2nd ICC-IRS ini, maka peserta dapat menerapkan praktik yang efektif. Selain itu dapat juga meningkatkan kolaborasi dan menumbuhkan pemahaman yang lebih mendalam tentang interaksi antara agama, pendidikan, dan seni untuk menghadapi keadaan yang terus berkembang.
Sementara Dirjen Bimas Kristen, Jeane Marie Tulung menyampaikan komitmennya untuk mengelola urusan agama dan layanan pendidikan agama serta keagamaan agar terjangkau dan apat diakses oleh semua orang. Namun dengan adanya dukungan dari beberapa pihak lainnya diharapkan, arah dan orientasi baru akan semakin kuat.
International conference yang diselenggarakan kali ini merupakan kelanjutan dari yang pertama dilakukan di Manado pada tahun 2019. Sehingga diharapkan kegiatan ini dapat diadakan secara rutin dan berkesinambungan di tahun-tahun akan datang.
Dia juga menjelaskan bahwa melalui Internasional Conference ini setiap orang bisa mendapatkan beberapa manfaat potensial. “Kami menyusun program yang kami sebut 10.10. Program ini diharapkan menjadi terobosan kreatif dan jangka pendek dan sudah banyak dukungan dari masyarakat, gereja dan pemerintah daerah terhadap program itu,” jelasnya.
“Potensial yang pertama pertukaran gagasan dan pengatahuan, jejaring dan kolaborasi akademik, paparan penelitian mutakhir, berbagi pengalaman dan perspektif lokal serta peluang pengembangan profesional,” tambahnya.
Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi, pada kesempatan yang sama mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama RI yang telah memilih Kupang sebagai tempat penyelenggara konferensi Internasional ini dengan melibatkan berbagai Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen dari seluruh Indonesia.
Menurutnya studi antar agama (Inter-religious Studies) merupakan bidang kajian yang sangat penting dan fundamental di perguruan tinggi khususnya pada perguruan tinggi yang bercirikan keagamaan. Dengan menghadirkan berbagai kajian dan perspektif berdasarkan studi kasus di dalam dan luar negeri.
“Diharapkan dapat memperkaya pemahaman masyarakat tentang pentingnya menumbuhkembangkan semangat toleransi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” tututpnya. (cr2)
Editor: Intho Herison tihu