RUTENG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Bank NTT Cabang Ruteng, siap melayani pedagang atau pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Pasar Ruteng, Kabupaten Manggarai. Layanan itu berupa dukungan modal melalui kredit mikro kecil pola pelayanan langsung (Popela).
Penyaluran kredit itu bertujuan agar usaha dari pedagang bisa lebih tumbuh dan berkembang. Pemahaman terhadap pemanfaatan kredit mikro kecil Popela itu telah dilaksanakan oleh Bank NTT bagi pedagang dalam kegiatan sosialiasi di Pasar Inpres Ruteng, Sabtu (15/7). Kegiatan itu dihadiri Wakil Kepala Bank Cabang Ruteng, Anwar, dan pameteri Staf Analis Mikro Bank NTT Cabang Ruteng, Alphonsus Wahyu Rodriques. Hadir saat itu pemateri dari Badan Pendapatan, Gonsa Gaut. Gonsa memaparkan tentang retribusi.
"Kegiatan sosialiasi ini dalam rangka merayakan HUT ke-61 Bank NTT, dan tujuan utamanya Bank NTT mau menumbuhkembangkan usaha dari para pedagang dan pengusaha pada umumnya, khususnya pedagang di Kabupaten Manggarai," ujar Staf Analis Mikro Bank NTT Cabang Ruteng, Alphonsus Wahyu Rodriques, kepada media ini di Ruteng, Sabtu (15/7) petang.
Menurut Wahyu, untuk bisa dapat fasilitas kredit mikro kecil Popela, pedagang tidak mesti harus datang ke kantor Bank NTT. Nanti pihak bank yang datang langsung ke tempat usaha pedagang. Kemudian pada saat penandatanganan akad baru bisa ke kantor.
Tentu untuk mendapat fasilitas kredit ini, kata Wahyu, syaratnya sangat mudah. Bunganya pun terhitung murah, yakni 12 persen. Besarnya kredit dimulai dari Rp 5 juta sampai Rp 100 juta.
Wahyu menjelaskan, persyaratan dalam pengajuan kredit mikro Popela itu, nantinya calon debitur harus memiliki usaha yang produktif, memiliki izin usaha sesuai bidang usaha atau keterangan dari lurah, fotocopy KTP dan Kartu Keluarga (KK), atau minimal membawa surat keterangan dari Ketua RT setempat untuk yang sudah berkeluarga, telah berdomisili di tempat usaha minimal 2 tahun, fotocopy agunan tambahan, dan NPWP untuk plafond di atas Rp 50 ribu.
"Bank NTT siap melayani para pedagang di Manggarai dengan kredit Popela, untuk bisa menumbuh kembangkan usaha para pedagang yang dapat meningkatkan taraf hidup mereka. Dalam kegiatan ini juga kami menggandeng dengan Pemda melalui Bapenda terkait retribusi adalah dengan adanya kredit ini dengan kredit mikro kecil Popela," bilang Wahyu.
Hal yang membanggakan, peserta begitu antusias mengikuti sosialisasi itu. Respon pedagang cukup bagus, dimana banyak yang mengajukan pertanyaan. Dalam kegiatan itu juga, kata Wahyu, pihaknya meminta para pedagang untuk menggunakan Qris dalam bertransaksi non tunai. Selain untuk mencegah uang palsu, Qris bagi pelaku usaha juga untuk mendorong perputaran ekonomi lebih cepat di masyarakat.
"Dengan adanya pembayaran non tunai ini, diharapkan pelaku usaha mikro bisa makin mampu memberikan pelayanan kepada konsumen. Kita harapkan ke depan semua pelaku usaha mikro bisa menggunakan sistem pembayaran non tunai. Kami juga berterima kasih kepada Bapeda atas kerja samanya, sehingga kegiatan sosialiasi ini berjalan dengan baik dan lancar," kata Wahyu. (*)
Penulis: Fansi Runggat