FKIP Harus Bertransformasi dan Menjadi Barometer Pendidikan Undana

  • Bagikan
FKIP Undana Harus Bertransformasi dan Menjadi Barometer
CALON DEKAN. Prof Dr. Yantus Aristarkus B. Neolaka, S.Pd.,M.Si usai mendaftar diri sebagai calon Dekan FKIP Periode 2023-2027 di Kampus FKIP Undana, Kamis (20/7). (INTHO HERISON TIHU/TIMEX).

Prof. Yantus Neolaka Calon Dekan FKIP Undana

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Prof. Dr Yantus Aristarkus B. Neolaka, S.Pd.,M.Si menjadi orang pertama yang mendaftar sebagai calon Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang periode 2023-2027. 

Meski baru menjadi calon, profesor termuda di FKIP ini memiliki mimpi besar untuk mentransformasikan sistem pendidikan untuk menjadikan FKIP sebagai barometer pendidikan di Undana.

Hal ini disampaikan Prof Yunus usai mendaftar diri sebagai calon Dekan di Kampus FKIP Undana, Kamis (20/7).

Alumni Program Studi (Prodi) Kimia itu menyebut bahwa dirinya termotivasi untuk maju sebagai calon Dekan karena ingin menularkan sistem akademik yang berakar dari ilmuan.

Dikatakan mentransformasi FKIP menjadi barometer di perguruan tinggi Undana sehingga sistem akademik yang sesungguhnya itu ditularkan. "Tidak bisa lagi kita kerja biasa-biasa untuk menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Hanya orang gila saja yang bekerja sesuatu dengan metode yang sama tetapi ingin menghasilkan sesuatu yang berbeda dan luar biasa,” diungkapnya mengutip pendapat Albert Einstein.

Dikatakan FKIP seharusnya menjadi barometer kualitas akademik di Undana karena jumlah mahasiswa dan sistem pendidikannya setengah dari jumlah yang ada. "Sistemnya harus mulai dari FKIP. Kita tidak bisa mencapai target-target yang diberikan universitas jika kita tidak memiliki sistem kerja yang jelas atau benar," ungkapnya.

Disebutkan bahwa untuk mencapai apa yang menjadi target dan harapan Universitas membutuhkan sentuhan yang pas untuk menjawab semuanya.

DAFTAR. Jeck Aboladaka menunjukkan surat tanda terima berkas calon dekan usai mendaftar Prof Dr. Yantus Aristarkus B. Neolaka, S.Pd.,M.Si di panitia pencalonan dekan periode 2023-2027, Kamis (20/7). (FOTO: INTHO HERISON TIHU/TIMEX).

"Saya memberanikan diri untuk maju bukan karena saya menginginkan jabatan, tidak. Dengan track record penelitian dan kerjasama di dalam maupun luar negeri, saya rasa itu bisa menjadi modal awal untuk bersama-sama mentrasformasi sistem pendidikan di FKIP," pintanya.

"Mimpi saya kedepan itu membuat mahasiswa merasa bangga kalau ia kuliah di FKIP karena mahasiswa harus dirubah dari iklim yang tidak kondusif ini. Harus berkompetisi yang membawa transformasi menyeluruh diseluruh bidang akademik," tambahnya.

Dosen Kimia ini menurutkan, di level fakultas mesti mampu menerjemahkan kontrak antara Rektor dan Menteri supaya kualitas akademik itu berubah karena tidak mungkin seorang dosen disuruh membimbing mahasiswanya untuk mendapat legalitas internasional tanpa dengan program dan dukungan dana yang pas.

Open manajemen sangat penting dan itu harus kembalikan kepada Prodi. Prodi berkompetisi secara sehat dan jelas agar panismen dapat dijalankan secara benar. Tidak bisa mengharapkan perubahan jika wadah dan lingkungan itu tidak dijalankan secara benar.

"Pembangunan infrastruktur atau fisik itu memang diperlukan tetapi untuk target saya kedepan adalah mengembalikan marwah akademik khususnya dunia kampus yang benar itu seperti apa,” terangnya.

Ia juga mengaku jika terpilih dan dipercayakan melanjutkan tugas sebagai Dekan FKIP maka salah satu hal yang ingin diubah adalah sistem pemberian penghargaan terhadap kinerja seseorang bukan dilihat dari person in charge tetapi harus berdasarkan performans in charge. 

"Jadi seseorang dibayar itu sesuai hasil kerja maka disitu akan ada kompetisi baik dalam bekerja maupun hal lainnya. Kita punya dokor banyak, kita punya profesor banyak tetapi kenapa kita tidak sama sekali diperhitungkan,” ujarnya. (r3)

  • Bagikan

Exit mobile version