RS Siloam dan WZ Johannes Teken MoU dengan UI dan RSCM
KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Berdasarkan Jurnal Kesehatan dan Kedokteran tahun 2022, jumlah penderita Infeksi Saluran Kemih di NTT tercatat cukup tinggi. Jumlah kasus mencapai 100 kasus per 100.000 penduduk per tahun atau sekitar 180.000 kasus baru per tahun.
Sedangkan data Kementerian Kesehatan Indonesia tahun 2020, sebanyak 6 dari 1.000 penduduk atau sekitar 1.5 juta penduduk Indonesia menderita penyakit batu ginjal, di mana sekitar 500.000 diantaranya mengalami gagal ginjal akut. Sementara itu, jumlah dokter spesialis urologi hanya tercatat sebanyak 569 orang pada tahun 2022.
Terhadap minimnya jumlah dokter spesialis urologi, Program Studi (Prodi) Urologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) dan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) siap mengirimkan mahasiswa spesialis urologi guna membantu dan melayani masyarakat NTT
Hal ini diawali dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara FK UI dan RSCM dengan RS Siloam Kupang dan RSUD Prof. Dr. W Z Johannes Kupang di Hotel Aston Kupang, Kamis (20/7).
Penandatanganan MoU tersebut disaksikan Kepala Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT, Ruth D. Laiskodat dan Penjabat Walikota Kupang, George Hadjoh.
Dekan FK UI, Prof. Ariel Fahrial Syam menjelaskan bahwa penandatanganan tersebut dalam rangka mengirim peserta didik spesialis Urologi UI ke dua rumah sakit tersebut untuk melayani masyarakat NTT.
Diikatakan, sebagai perguruan tinggi, UI mempunyai tanggung jawab Tri Dharma untuk dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia.
"Kami punya kedekatan untuk NTT. Pemerintah daerah tingkat I, sudah ada kerja sama dengan Rektor UI, ini artinya seluruh fakultas di UI punya kerja sama untuk bangun NTT," jelasnya.
Apalagi, dengan kondisi daerah NTT yang kasus penyakit angka batu ginjal cukup tinggi, karena itu, pengiriman peserta didik spesialis Urologi akan sangat membantu di NTT.
"Peserta didik yang dikirim sudah dokter semua. Mereka sudah berkapasitas menjadi urologi, rata-rata sudah lebih dari tiga tahun belajar urologi. Tinggal memenuhi jam kasus yang ditangani," ungkapnya.
Kerja sama tersebut akan mengirim satu peserta didik yang akan berlangsung hingga FKKH Undana bisa membuka pendidikan khusus urologi.
Managing Director Siloam Hospitals Group, Caroline Riady mengatakan, Indonesia Timur selalu menjadi sorotan atas keterbatasan yang dimiliki. Karena itu, dengan kerja sama ini, diharapkan dapat menjadi langkah awal mengentaskan kesenjangan dalam bidang kesehatan di Indonesia Timur, khususnya NTT.
"Kami ingin institusi ini (Siloam) menjadi berkat di Indonesia Timur. Karena itu, kami fokus pada kolaborasi dan hasil yang akan dicapai," tegas Caroline.
Apalagi, Siloam telah hadir di wilayah Nusa Tenggara, yaitu Kota Mataram NTB, Kota Kupang dan Labuan Bajo. Sehingga, kerja sama tersebut diharapkan dapat diperluas lagi sebagai bentuk dukungan Siloam terhadap FK UI dalam menghasilkan peserta didik yang luar biasa.
RS Siloam Kupang juga telah mendirikan pusat Urologi yang berfokus pada penanganan batu saluran kemih. Setiap bulannya rumah sakit ini melayani lebih dari 100 tindakan operasi urologi, 50 tindakan ESWL, dan lebih dari 800 tindakan hemodialisis.
"Saya harapkan ini bisa bermanfaat bagi seluruh masyarakat NTT. Satu PR kami adalah kerja sama dengan BPJS untuk pelayanan jantung, karena kami sudah punya alat dan SDM, sangat baik apabila itu bisa jadi berkat bagi masyarakat NTT," tegasnya.
Karena itu, kerja sama tersebut juga sesuai dengan visi-misi Siloam, yakni untuk membawa pelayanan kesehatan lebih dekat dan luas kepada masyarakat.
Selain itu, merupakan bentuk komitmen dan dukungan Grup RS Siloam dalam meningkatkan kompetensi pendidikan dokter spesialis di Indonesia.
Sementara itu, Dirut RSUD Prof. Dr. W Z Johannes Kupang, Dr. drg. Mindo E. Sinaga, M.Kes mengungkapkan, sudah lama menunggu momen kerja sama ini. Sebab, sudah ada spesialis urologi, namun masih terbatas lantaran kasus batu ginjal yang cukup tinggi di NTT.
"Karena itu, dokter yang mengabdi disini, diharapkan bisa mendapat kemudahan, harapannya bisa diberi perhatian," ungkapnya.
Ia berharap kedepan ada perhatian dari pemerintah agar para dokter yang mengabdi diperhatikan. "Semoga ini jadi langkah awal untuk pelayanan urologi. Terutama juga dari pemerintah provinsi," tutupnya. (cr1)
Editor: Intho HerisonPenyakit Batu Ginjal Tinggi, Mahasiswa Urologi UI dan RSCM Siap Bantu Masyarakat RS Siloam dan WZ Johannes Teken MoU Dengan Kedokteran UIKUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Berdasarkan Jurnal Kesehatan dan Kedokteran tahun 2022, jumlah penderita Infeksi Saluran Kemih di NTT tercatat cukup tinggi. Jumlah kasus mencapai 100 kasus per 100.000 penduduk per tahun atau sekitar 180.000 kasus baru per tahun. Sedangkan data Kementerian Kesehatan Indonesia tahun 2020, sebanyak 6 dari 1.000 penduduk atau sekitar 1.5 juta penduduk Indonesia menderita penyakit batu ginjal, di mana sekitar 500.000 diantaranya mengalami gagal ginjal akut. Sementara itu, jumlah dokter spesialis urologi hanya tercatat sebanyak 569 orang pada tahun 2022.Terhadap minimnya jumlah dokter spesialis urologi, Program Studi (Prodi) Urologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) dan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) siap mengirimkan mahasiswa spesialis urologi guna membantu dan melayani masyarakat NTTHal ini diawali dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara FK UI dan RSCM dengan RS Siloam Kupang dan RSUD Prof. Dr. W Z Johannes Kupang di Hotel Aston Kupang, Kamis (20/7).Penandatanganan MoU tersebut disaksikan Kepala Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT, Ruth D. Laiskodat dan Penjabat Walikota Kupang, George Hadjoh.Dekan FK UI, Prof. Ariel Fahrial Syam menjelaskan bahwa penandatanganan tersebut dalam rangka mengirim peserta didik spesialis Urologi UI ke dua rumah sakit tersebut untuk melayani masyarakat NTT.Diikatakan, sebagai perguruan tinggi, UI mempunyai tanggung jawab Tri Dharma untuk dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia."Kami punya kedekatan untuk NTT. Pemerintah daerah tingkat I, sudah ada kerja sama dengan Rektor UI, ini artinya seluruh fakultas di UI punya kerja sama untuk bangun NTT," jelasnya.Apalagi, dengan kondisi daerah NTT yang kasus penyakit angka batu ginjal cukup tinggi, karena itu, pengiriman peserta didik spesialis Urologi akan sangat membantu di NTT."Peserta didik yang dikirim sudah dokter semua. Mereka sudah berkapasitas menjadi urologi, rata-rata sudah lebih dari tiga tahun belajar urologi. Tinggal memenuhi jam kasus yang ditangani," ungkapnya.Kerja sama tersebut akan mengirim satu peserta didik yang akan berlangsung hingga FKKH Undana bisa membuka pendidikan khusus urologi.Managing Director Siloam Hospitals Group, Caroline Riady mengatakan, Indonesia Timur selalu menjadi sorotan atas keterbatasan yang dimiliki. Karena itu, dengan kerja sama ini, diharapkan dapat menjadi langkah awal mengentaskan kesenjangan dalam bidang kesehatan di Indonesia Timur, khususnya NTT."Kami ingin institusi ini (Siloam) menjadi berkat di Indonesia Timur. Karena itu, kami fokus pada kolaborasi dan hasil yang akan dicapai," tegas Caroline.Apalagi, Siloam telah hadir di wilayah Nusa Tenggara, yaitu Kota Mataram NTB, Kota Kupang dan Labuan Bajo. Sehingga, kerja sama tersebut diharapkan dapat diperluas lagi sebagai bentuk dukungan Siloam terhadap FK UI dalam menghasilkan peserta didik yang luar biasa.RS Siloam Kupang juga telah mendirikan pusat Urologi yang berfokus pada penanganan batu saluran kemih. Setiap bulannya rumah sakit ini melayani lebih dari 100 tindakan operasi urologi, 50 tindakan ESWL, dan lebih dari 800 tindakan hemodialisis."Saya harapkan ini bisa bermanfaat bagi seluruh masyarakat NTT. Satu PR kami adalah kerja sama dengan BPJS untuk pelayanan jantung, karena kami sudah punya alat dan SDM, sangat baik apabila itu bisa jadi berkat bagi masyarakat NTT," tegasnya.Karena itu, kerja sama tersebut juga sesuai dengan visi-misi Siloam, yakni untuk membawa pelayanan kesehatan lebih dekat dan luas kepada masyarakat. Selain itu, merupakan bentuk komitmen dan dukungan Grup RS Siloam dalam meningkatkan kompetensi pendidikan dokter spesialis di Indonesia. Sementara itu, Dirut RSUD Prof. Dr. W Z Johannes Kupang, Dr. drg. Mindo E. Sinaga, M.Kes mengungkapkan, sudah lama menunggu momen kerja sama ini. Sebab, sudah ada spesialis urologi, namun masih terbatas lantaran kasus batu ginjal yang cukup tinggi di NTT."Karena itu, dokter yang mengabdi disini, diharapkan bisa mendapat kemudahan, harapannya bisa diberi perhatian," ungkapnya.Ia berharap kedepan ada perhatian dari pemerintah agar para dokter yang mengabdi diperhatikan. "Semoga ini jadi langkah awal untuk pelayanan urologi. Terutama juga dari pemerintah provinsi," tutupnya. (cr1)
Editor: Intho Herison Tihu