RUTENG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Sebanyak 32 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) hadir dalam Festival Kopi di Kabupaten Manggarai. Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), membuat target 2024 event ini masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf) RI.
Festival kopi yang berlangsung selama 3 hari, sejak dibuka Jumat (5/8) sore di kawasan Parkir Gereja Katedral Ruteng, Kecamatan Langke Rembong ini terlaksana atas kolaborasi Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) dengan Kemenparekraf RI, BPOLBF, Pemkab Manggarai, dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Manggarai.
"Kopi sebagai signaturenya orang Manggarai, dan event tahunan ini kami targetkan pada 2024 masuk dalam KEN Kemenparekraf RI," ujar Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina melalui Kepala Divisi Komunikasi Publik BPOLBF, Sisilia Lenita Jemana dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (6/8).
Sisilia menerangkan, BPOLBF berharap event yang dilaksankan ini dapat makin memperkuat ekosistem event khas daerah di Manggarai yang berkelanjutan yang berdampak positif, bukan hanya untuk pertumbuhan ekonomi daerah, tetapi juga bagi aspek sosial budaya setempat, serta media meningkatkan nilai jual produk kopi Mangggarai.
BPOLBF juga berkomitmen mendukung ekosistem kopi berkelanjutan dari hulu ke hilir. "Berkelanjutan ini melalui semua program-program kami yang bekerjasama dengan MPIG dan Pemerintah Daerah, sehingga kedepannya kopi menjadi komoditas produk destinasi," kata Sisilia.
Lanjut Dia, pada event kali ini BPOLBF juga memberikan dukungan berupa workshop ekosistem kopi berkelanjutan untuk lebih semangat menghasilkan produk yang berkualitas, dan berkelanjutan serta lelang kopi pada kegiatan business matching pada hari kedua festival. Kegiatan itu sebagai media pertemuan antara petani kopi atau pengusaha kopi dengan para buyer.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan, Kemenparekraf RI, Vinsensius Jemadu, menyampaikan bahwa event itu merupakan salah satu instrumen untuk memulihkan perekonomian daerah.
Melalui event itu juga, lanjut Vinsensius, bisa mengumpulkan massa dalam skala besar, sehingga pihak Kemenparekraf RI sangat mendukung penuh dengan kegiatan tersebut.
"Kualitas yang ada didalam event adalah sebuah nilai tambah dari sisi ekonomi UMKM, sosial budaya kearifan lokal, dan tentunya juga aspek keberlanjutan lingkungan. Kolaborasi seluruh stakeholder, dan partisipasi masyarakat akan memberi kontribusi untuk pembangunan daerah," kata Vinsensius.
Sementara Bupati Hery Nabit, dalam kegiatan festival kopi itu berharap penyelenggaraan event memberi dampak bagi para pelaku UMKM, hotel, kuliner, dan pelaku usaha lainnya, sehingga terjadi peningkatan ekonomi.
Selain itu, lanjutnya, penyelenggaraan event juga dapat memberi tambahan hiburan bagi masyarakat. Kedepan event tahunan itu diharapkan akan dapat membentuk ekosistem event khas daerah.
"Festival Kopi ini bukan hanya berdampak baik bagi penjualan produk UMKM yang hadir di venue, tetapi juga pada okupansi hotel dan penginapan, sentra kuliner, dan juga sentra oleh-oleh yang ada di Ruteng. Saya berharap ini dapat secara maksimal dimanfaatkan oleh para pelaku usaha yang ada di Kota Ruteng dan sekaligus memberi hiburan bagi masyarakat," ungkap Bupati Hery Nabit.
Dalam festival kopi Manggarai ini juga dilaksanakan penandatanganan MoU antara BPOLBF dengan Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Arabika Flores Bajawa (MPIG - AFB) tentang kerjasama dan peran serta dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di bidang Kepariwisataan melalui pengelolaan komoditas unggulan kopi di Provinsi NTT.
Dari 32 UMKM lokal dengan berbagai varian produk, sebanyak 12 UMKM diantaranya merupakan UMKM Kopi dari 3 kabupaten Manggarai Barat, Manggarai, dan Manggarai Timur, Ngada, dan Ende. Selain diisi oleh booth-booth UMKM, festival itu juga diisi kegiatan lain seperti Workshop Kopi serta Coffee Business Matching kopi. (*)
Penulis : Fansi Runggat