KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Mahasiswa Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang terlibat dalam proses pembangunan gedung Gereja GMIT Rehobot Fatukanutu, Klasis Kupang Tengah. Keterlibatan itu dilakukan melalui penggalangan dana.
Penggalangan dana ini dilakukan dengan cara melelang lagu oleh Paduan Suara UKAW Kupang di Gedung GMIT Rehobot Fatukanutu, Jumat (11/8).
Rektor UKAW Dr. Ayub Urbanus Imanuel Meko, hadir langsung bersama dosen pendamping lapangan pada kegiatan yang digagas peserta Kegiatan Belajar Pendampingan Masyarakat (KBPM) di Desa Oelnasi.
Dalam sambutannya, Ayub Meko mengatakan mahasiswa UKAW melihat bahwa ada gereja yang perlu didorong untuk keluar dari persoalan yang tengah dihadapi.
"Jemaat tengah bergumul dengan pembangunan gedung gereja,
karena itu mahasiswa memiliki ide, gagasan tapi tidak punya dana, karena itu mereka buat sebuah kegiatan galang dana dengan mengundang kami pihak UKAW guna membuat satu kegiatan bersama," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa ide yang di gagas mahasiswa KBPM kemudian di buat menjadi sebuah kegiatan lelang lagu yang dibawakan oleh paduan suara UKAW Kupang.
"Lelang lagu jadi jemaat menyiapkan natura, selain lelang natura/lelang lagu, jemaat dan mahasiswa juga menyiapkan bazar dan di sebar ke para tamu undangan serta gelar KPI," katanya.
"Ini sebenarnya dilakukan untuk mengasah kepedulian mahasiswa yang tanggap terhadap persoalan masyarakat lalu berinovasi untuk membantu jemaat demi keberlanjutan pembangunan gedung gereja," tambah dosen FPIK UKAW itu.
Desa Oelnasi merupakan salah satu desa yang menjadi fokus pendampingan UKAW selama tiga tahun terakhir. Kedepan, kata Ayub ada pengembangan dan peningkatan ekonomi bagi masyarakat.
"Kehadiran mahasiswa selama dua tahun kami turunkan sekitar tiga kali di desa ini untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam hal pengembangan usaha pertanian," tuturnya.
Ia menilai, wilayah tersebut memiliki potensi yang sangat besar karena letak geografis berada di pinggiran Kota Kupang dan didukung dengan bendungan. Untuk itu suplai air untuk pertanian, peternakan berjalan terjamin.
"Kami akan terus kawal kegiatan ini agar ada mendampingi serta edukasi kepada masyarakat di sini, bukan hanya urusan gereja tapi juga urusan pengembangan ekonomi," pungkasnya.
Pdt Gresiana S.O. Tallo-Jacob, S.Th dalam kesempatan itu mengisahkan bahwa selama enam tahun dalam pelayanannya, ia merasa membangun gedung kebaktian jemaat tidak sendirian.
Jemaat mendapat dukungan dari berbagai pihak, para donatur yang bersimpati, berempati dalam pelayanan termasuk mahasiswa KBPM. "Bukan kali ini saja, tetapi akan terjadi di waktu-waktu yang akan datang. Tentu dukungan yang baik ini semua dapat terjadi karena persekutuan kasih dalam Kristus," ungkapnya.
Pihak gereja menargetkan pembangunan tidak berjalan mulus. Terdapat berbagai kendala yang dihadapi. Namun dengan niat dan kerja keras dari jemaat pembangunan kini kembali dilanjutkan.
"Tahun sebelumnya, kita hanya mencari uang untuk membayar upah tukang dan sejumlah utang," kata Ketua Panitia Pembangunan Gereja. (r3)