Diikuti 28 etnis dan Bernuansa Budaya
KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi NTT menggelar upacara bendera HUT ke-78 Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus di Alun-alun Kota Kupang.
Untuk mensukseskan upacara bendera tersebut, FKP menggelar gladi bersih upacara lengkap dengan pasukan pengibar bendera, Selasa (15/8) petang kemarin.
Gladi bersih ini diikuti perwakilan etnis yang akan ambil bagian dalam upacara bendera tersebut.
"Ini suatu ide atau gagasan yang diaktualisasi yang merupakan hasil dari diskusi kami di FPK NTT. Perayaan HUT ke-78 kemerdekaan RI, dengan melibatkan semua etnis. Dan ini merupakan perayaan yang kedua yang di gelar FPK setelah tahun lalu dilaksanakan kegiatan yang sama." kata Ketua FPK NTT, Theo Widodo usai gladi.
Dari informasi yang diperoleh kata Theo, ini pertama kalinya diselenggarakan bukan hanya di NTT, tetapi di seluruh Indonesia, dimana pesertanya adalah semua etnis yang bermukim di sebuah wilayah.
"Tujuan untuk meningkatkan semangat nasionalisme kita, mensyukuri bersama bahwa 78 tahun lalu proklamasi kemerdekaan itu memerdekakan kita dari penjajahan. Disamping itu kita ingin membangun keakraban diantara semua etnis yang ada di wilayah kita (NTT)," terangnya.
Sementara itu, Ketua Panitia, Theo da Cunha dalam kesempatan tersebut memastikan bahwa upacara bendera ini akan diikuti 20 paguyuban/kerukunan etnis yang ada di Kota Kupang.
"Prinsip dari acara ini adalah kita menjaga intoleransi dalam bentuk pesta-pesta seperti ini. Upacara ini kan juga sudah yang kedua kalinya digelar sejak tahun lalu," terangnya.
Selain peserta paguyuban/kerukunan etnis, diundang juga tokoh-tokoh seperti Ketua FKUB, ketua FKDM yang menjadi mitra kesbangpol.
Dari 28 etnis, masing-masing etnis mengirimkan minimal 25 orang untuk menghadiri acara ini, dan semua ini dilakukan secara swadaya etnis yang terdaftar di Kesbangpol. Dan 28 paguyuban/kerukunan nantinya akan berpakaian etnis masing-masing termasuk komandan upacara.
Selain upacara, kegiatan lainnya yang akan di gelar yang berfungsi sebagai pembauran diantaranya menggelar tarian-tarian NTT sebagai sarana interaksi antar etnis, makan bersama yang disiapkan setiap etnis yang berfungsi menjaga kebersamaan.
"Juga ada lomba-lomba berhadia, seperti lari karung, gigit sendok, lomba bakiak, masukkan paku dalam botol. Dan khusus untuk para ketua paguyuban/kerukunan akan disiapkan lomba makan kerupuk. Dan juga ada doorprize disiapkan." jelas Theo.
Sementara itu, Kerukunan Keluarga besar Maumere (KKBM) NTT mengapresiasi langkah yang dilakukan FPK, karena ini menambah nuansa kekeluargaan di NTT. Dari sekian banyak etnis yang terkumpul di Kota Kupang, dan bersyukur FPK berjuang untuk kebersamaan kita di NTT.
"Dari NTT untuk Indonesia, dari FKP NTT Untuk Indonesia," kata Ketua KKBM NTT, Agustinus Bajo.
Mualim Chaniago dari Paguyuban Ikatan Keluarga Minang (IKM) mengatakan bahwa bernaung di bawah FPK ini merasakan ada orang tua kandung yang mewadahi.
IKM di Kupang kurang lebih 1000 lebih jiwa yang bergerak di usaha rumah makan, jahit menjahit dan pertokoan.
"Acara ini merupakan pendukung Kementerian Agama harus menjalankan demokrasi beragama dalam setiap lini. Dan dalam FPK ini terdiri dari beragam agama, etnis kita ternyata aman dan tidak ada persoalan yang membuat pemerintah pusing. Terima kasih FPK yang bisa menaungi kita semua," pungkasnya.
Pada kesempatan terpisah,
Nursyam Madi, Wakil Ketua KKSS Kota Kupang mengapresiasi FPK karena sudah yang kedua kalinya FPK menggelar acara ini sehingga bisa sama-sama merayakan HUT kemerdekaan RI ke-78.
"Mudah-mudah FPK bisa mengakomodir seluruh kegiatan-kegiatan yang dengan sendirinya akan menyatukan seluruh potensi dari berbagai etnis untuk kita saling mengenal, saling menguatkan demi Indonesia yang lebih baik," jelasnya. (rum)