KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) terus berupaya untuk mengolah kekayaan alam yang dimiliki menjadi produk unggulan demi meningkatkan ekonomi dan kebutuhan keluarga.
Salah satunya adalah kekayaan pada bidang perikanan. Hasil perikanan kian serius menjadi fokus pengembangan dan pengolahan namun sistem pengembangannya belum maksimal.
Melihat hal ini, Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang melalui Program Kemitraan Masyarakat (PkM) Kegiatan Belajar dan Pendampingan Masyarakat (KBPM) UKAW Tahun Akademik 2022/2023 menerjunkan tim dosen dari Prodi Teknologi Hasil Perikanan untuk memberikan pelatihan kepada kelompok masyarakat di Desa Ledeana, Kabupaten Sabu Raijua.
"Masyarakat desa dilatih tentang teknik diversifikasi olahan perikanan dalam meningkatkatkan efektivitas UMKM yang mengacu pada permasalahan dan analisa situasi mitra," kata Umbu P. L. Dawa., S.Pi., M.Sc selaku Ketua Tim PkM ketika didampingi, Juliana Giri, SH dan Felisitas Ngongo sebagai anggota tim.
Dijelaskan, pengabdian tersebut dilakukan oleh Prodi Teknologi Hasil Perikanan dengan sasaran Usaha Mandiri Kelompok Masyarakat (UMKM) yang merupakan usaha yang dikelola olah secara mandiri oleh masyarakat, dengan kepengurusan yang terpisah dari pemerintah desa dengan tujuan menggali potensi wirausaha yang ada di desa.
Dijelaskan bahwa produk olahan perikanan di Desa Ledeana telah diupayakan oleh kelompok masyarakat melalui kegiatan pengolahan hasil perikanan dan masih perlu dikembangkan usahanya dengan penguatan kapasitas dalam hal teknik pengolahan dan pengembangan pengolahan produk.
"Melihat kemauan dari kelompok untuk melakukan usaha pengolahan hasil perikanan dan harus terus dikembangkan melalui program pendampingan kepada kelompok untuk meningkatkan kapasitasnya," pintanya.
Disebutkan, kelompok usaha pengolahan ikan di Desa Ledeana rata-rata anggotanya adalah ibu-ibu rumah tangga dan tidak memiliki pendapatan tetap, hanya mengharapkan hasil penjualan ikan hasil tangkapan yang tidak stabil, terbatas dan sangat tergantung pada kondisi musim.
Kehadiran kelompok usaha pengolahan hasil perikanan akan menjadi aset untuk pengembangan usaha kelompok di Desa Ledeana agar dapat meningkatkan pendapatan keluarga dengan pengembangan usaha melalui pengolahan produk olahan seperti bakso ikan, nugget ikan, dan kaki naga, tetapi dalam produksinya masih berskala sangat kecil dan dikonsumsi untuk kalangan terbatas.
"Melihat ada peluang pengembangan produksi dalam rangka peningkatan pendapatan keluarga, maka usaha untuk meningkatkan ekonomi masyarakat menjadi perhatian yang perlu ditindaklanjuti melalui pengembangan kegiatan yang merangsang daya inovasi masyarakat untuk lebih mandiri dan sejahtera," sebutnya.
Pada kesempatan tersebut, Umbu menyebut permasalahan mitra yang bergerak dalam kelompok usaha pengolahan hasil perikanan adalah terbatasnya informasi tentang teknik penanganan, teknik pengolahan, teknik pengemasan, pemasaran produk yang dihasilkan dan analisa usaha sederhana yang dapat dijadikan panduan untuk melakukan usaha kelompok yang mandiri melalui UMKM yang dibentuk.
Untuk itu, melalui PkM dapat meningkatkan pengetahuan kelompok masyarakat Desa Ledeana tentang teknik diversifikasi olahan perikanan dalam meningkatkatkan efektivitas UMKM.
Tim dosen juga memberikan tawaran solusi agar produk olahan hasil perikanan di Desa Ledeana disosialisasikan kepada masyarakat baik dalam hal keterampilan maupun pengetahuan tentang manajemen produksi dan pemasaran yang terstandar yaitu dengan cara memberikan pelatihan membuat produk olahan dengan penerapan langsung manajemen produksi dan pemasaran, pada akhirnya produk yang dihasilkan oleh kelompok di Desa Ledeana mampu menjadi produk olahan yang siap dipasarkan.
Untuk merealisasikan solusi yang ditawarkan maka metode yang akan dipakai adalah pelatihan tentang penerapan cara produksi yang baik dengan membuat panduan produksi dan dilanjutkan dengan pengurusan izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) pada dinas kesehatan sehingga produk yang dihasilkan aman dikonsumsi.
Kegiatan ini juga melibatkan tokoh Gereja dan masyarakat dalam hal ini pemerintah tingkat Desa. Dukungan dari Gereja dan pemerintah sangat diperlukan sebagai pihak yang paling dekat dengan masyarakat, sehingga pemantauan dan motivasi dapat terus berlanjut. (r3)