PKM UKAW Kupang di Desa Oelnasi
KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang melalui Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Fakultas Ekonomi (FE) melakukan pendampingan kepada Pengurus Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Oelnasi, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang.
Ibu-ibu yang menjadi sasaran dari Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) ini dilatih cakap mengolah tanaman rimpang menjadi jamu tradisional.
Setelah meramu jamu tradisional, tim dosen PKM juga memberikan ilmu dan pengetahuan tentang pemasaran produk secara online melalui media sosial Facebook, Instagram dan Tiktok.
Tim dosen tersebut yakni Eltina Agustina Maromon, M.Pd selaku ketua tim dan Dra. Anggreini D.N. Rupidara, M.Si., P.hD dan Jofret U. S Peku Djawang, S.AB., MM sebagai anggota.
Tak hanya itu, tim dosen ini melibatkan sebanyak tiga orang mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Prodi Pendidikan Biologi dan Prodi Manajemen dengan harapan dapat mengimplementasikan program merdeka belajar yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Ketua Tim, Eltina Agustina Maromon, M.Pd kepada Timor Express, menjelaskan bahwa terselenggaranya PKM nasional itu berkat dukungan dana dari Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendikbudristek.
"Kami bersyukur karena kegiatan ini terselenggara berkat dukungan dana dari Kementerian melalui proposal yang kami ajukan," ungkapnya.
Disebutkan PKM Nasional ini di suport agar memberdayakan ibu rumah tangga (IRT) dengan revitalisasi kearifan Lokal "PKM Jamu Tradisional" sebagai rintisan bisnis online bagi ibu-ibu PKK Desa Oelnasi.
"Kegiatan PKM dilaksanakan selama dua hari terhitung tanggal 11-12 Agustus 2023 di desa Oelnasi Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang," sebutnya.
"Kegiatan dilaksanakan untuk memberdayakan ibu rumah tangga (ibu-ibu PKK Desa) cakap mengolah tanaman rimpang yg ditanam di halaman rumah menjadi jamu tradisional untuk dipasarkan secara online melalui media sosial Facebook dan Instagram," tambahnya.
Ia menyebut, bahan-bahan olahan jamu tradisional guna mengatasi masalah kesehatan sangat banyak dan mudah diperoleh namun pengetahuan mengolah bahan sangat minim.
Sesuai data yang diperoleh, masalah kesehatan sangat tingginya tetapi rendahnya daya beli masyarakat akan obat kimia ke apotek karena terkendala jarak dan kondisi transportasi sangat minim. "Masalah ekonomi keluarga menjadi urgensi IRT dan perempuan kampung harus terampil mengolah rimpang menjadi obat herbal," katanya.
Dijelaskan, pengolahan rimpang sebagai obat herbal tidak saja menjawab permasalahan kesehatan masyarakat lokal, tetapi juga dapat menolong IRT Desa Oelnasi dan perempuan kampung memperoleh income melalui startup bisnis online namun terhambat pada pengetahuan serta pemahaman mengenai jenis rimpang diolah menjadi jamu, higienitas pengolahan, digital labeling dan pemasaran online.
Selain mendapat materi dan pendampingan dari tim PKM UKAW, mitra PKM juga mendapat bantuan hibah barang untuk mendukung rintisan bisnis online produk jamu dari Kemendikbudristek.
"Kita meningkatkan kualitas pengetahuan IRT dan perempuan kampung akan pengetahuan khasiat rimpang, keterampilan memilih jenis rimpang, manajemen pengolahan, higienitas produk yang berpeluang menjadi usaha tetap yang dipasarkan secara online sehingga IRT dan perempuan kampung berpeluang menambah pendapatan rumah tangga," tandasnya.
Dra. Anggreini D.N. Rupidara, M.Si., P.hD, menambahkan IRT dan perempuan kampung juga dilatih keterampilan labeling produk dan digital marketing dalam promosi sehingga usahanya berkembang bahkan memiliki peluang memperoleh dukungan modal dari pemerintah karena telah memenuhi kriteria sebagai calon/pelaku usaha.
"Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan PKM adalah permasalahan mitra terselesaikan melalui pelaksanaan dan pendampingan oleh pakar karena telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan," pintanya.
Dikatakan perkembangan teknologi saat ini sangat memberikan peluang kepada pelaku usaha untuk memasarkan produk yang dihasilkan namun seringkali, kecanggihan teknologi ini salah gunakan oleh banyak orang. Maka dari itu, mitra dilatih agar memanfaatkan medsos sebagai pasar.
"Banyak yang salah gunakan medsos. Untuk itu kita berikan pemahaman kepada mitra agar bisa mendatangkan penghasilan keluarga," imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Dekan FKIP UKAW Kupang, Dr Andreas JF Lumba mengapresiasi tim dosen yang berhasil mendapatkan PKM nasional. Hal ini menjadi motivasi bagi semua dosen untuk mendampingi meningkatkan ekonomi masyarakat.
"Saya terus mendorong para dosen untuk mengajukan proposal kepada pihak-pihak yang bisa membiaya pengabdian agar membantu masyarakat," katanya.
Dengan melibatkan mahasiswa, kata doktor olahraga pertama di NTT ini setiap PKM harus melibatkan mahasiswa sebagai kerja kolaborasi mensukseskan program merdeka belajar kementerian pendidikan. (r3).