KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kegiatan pengabdian masyarakat mendukung Gerakan Masyarakat Indonesia Sehat (Germas) melalui Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang, berkolaborasi dengan Komisi IX DPR RI. Kegiatan dilaksanakan di Desa Manleten Kecamatan Tasifeto Timur Kabupaten Belu, Sabtu (26/8).
Kegiatan pengabdian masyarakat Germas, dihadiri sekira 600 orang yang terdiri dari masyarakat, organisasi pemuda, lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM), tokoh masyarakat dan tokoh agama.
Dalam kegiatan Germas, masyarakat mendapat edukasi dari Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT, Ruth D Laiskodat, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Belu, Maria Ansilla Eka Mutty dan Direktur Poltekkes Kemenkes Kupang, Irfan.
Selain itu, dilakukan deteksi dini faktor risiko PTM berupa pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar perut, tekanan darah dan gula darah. Hasil pemeriksaan tersebut nantinya akan dilaporkan ke Kemenkes oleh Puskesmas Wedomu melalui aplikasi Indonesia Sehat (ASIK).
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena menjelaskan, PTM dapat dicegah melalui Germas hidup sehat. Yaitu suatu tindakan yang sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Pentingnya masyarakat Indonesia untuk melakukan deteksi dini PTM agar dapat mengatasi risiko yang dapat berpotensi menghambat kualitas dan kinerja sumber daya manusia.
Dikatakan, PTM dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menyebabkan kemiskinan dan juga hilangnya pendapatan dalam keluarga karena sakit, cacat atau kematian dini karena PTM.
Sementara, Direktur Poltekkes Kemenkes Kupang, Irfan dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan Germas dilakukan dengan tema, “Masyarakat Bebas Penyakit Tidak Menular, Indonesia Sehat, Indonesia Hebat” dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk berperilaku sehat dalam upaya meningkatkan kualitas hidup, meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan produktivitas masyarakat dan mengurangi beban biaya kesehatan, terutama pada kali ini lebih spesifik dalam rangka pencegahan penyakit tidak menular.
Dijelaskan, kasus PTM menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia, lebih dari 2/3 (70 persen) kasus PTM menyebabkan kematian 36 juta kematian setiap tahun dan terjadi transisi epidemiologi, di mana kematian karena PTM semakin meningkat setiap tahun dibandingkan dengan penyakit menular.
Menurutnya, PTM menjadi penyebab kematian pada orang-orang berusia kurang dari 70 tahun, di mana penyebab terbesarnya adalah penyakit kardiovaskuler (39 persen), kanker (27 persen), penyakit pernapasan kronis, penyakit pencernaan dan PTM lain sekitar 30 persen kematian serta 4 persen disebabkan oleh diabetes mellitus.
“Hal ini membutuhkan komitmen dari seluruh elemen masyarakat dan komponen yang terkait di dalamnya untuk mengimplementasikan pola hidup sehat di dalam kesehariannya,” kata Irfan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Belu, Maria Ansilla Eka Mutty menjelaskan, ada lima faktor risiko penting terjadinya PTM antara lain peningkatan tekanan darah, peningkatan kolesterol, penggunaan tembakau (rokok), konsumsi alkohol, kelebihan berat badan atau kurang aktivitas serta kondisi sosial ekonomi.
“Untuk itu, maka penting bagi kita untuk mengetahui cara pencegahan penyakit tidak menular, diantaranya adalah batasi konsumsi gula, garam dan lemak secara berlebihan, rutin melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit dalam sehari, tidak merokok atau terpapar asap dan residu rokok, jaga berat badan ideal dan cegah obesitas serta cek kesehatan secara teratur, seperti berat badan, gula darah dan tekanan darah,” bebernya.
Menurutnya, dengan menjalankan berbagai cara mencegah penyakit tidak menular tersebut, diharapkan mampu meminimalisir kemungkinan terserang penyakit yang akan mengganggu segala aktivitas. Tetap terapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat apabila mengalami gejala penyakit, agar bisa segera mendapatkan penanganan secara cepat dari petugas kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT, Ruth D Laiskodat menjelaskan, pencegahan PTM dengan deteksi dini PTM, kelompok sasarannya tidak hanya orang tua saja, tetapi bagi semua kelompok umur yang sudah berumur di atas 15 tahun.
Kegiatan pengabdian masyarakat Germas Deteksi Dini Faktor Risiko PTM diakhiri dengan penandatangan komitmen bersama antara Direktur Poltekkes Kemenkes Kupang, Irfan dengan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena dalam rangka mendukung deteksi dini faktor risiko penyakit menular bagi masyarakat.
Diharapkan pencegahan PTM melalui deteksi dini faktor risikonya bisa menjadi program utama pemerintah dengan didukung oleh stakeholder dan seluruh lapisan masyarakat. (ays)