Menunggu Instalasi Listrik, RSP Watu Ngong Segera Beroperasi

  • Bagikan
BERI KETERANGAN. Kadis Kesehatan Matim, dr. Tintin Surip kepada Timor Express di ruang kerjanya, Rabu (30/8). (FOTO: FANSI RUNGGAT).

BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Proses ijin operasional Rumah Sakit Pratama (RSP) Watu Ngong, Kecamatan Congkar, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) sudah lama bergulir, dan akan segera rampung. Ditargetkan pada tahun 2023, RSP yang dibangun tahun 2021 lalu itu segera difungsikan.

"Targetnya tahun 2023 ini, RS Watu Ngong sudah bisa beroperasi. Paling lambat Desember. Terkait izin, sudah kita proses. Sekarang kita tinggal menunggu selesai pekerjaan sambungan arus listrik dari PLN ke RS Watu Ngong," ujar Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Matim, dr. Tintin Surip, kepada Timor Express di ruang kerjanya, Rabu (30/8).

Menurutnya, terkait arus listrik untuk kepentingan RS Watu Ngong, harus terpisah dengan masyarakat umum di wilayah itu. Seperti kabel, tiang, dan bahkan gardu, harus tersendiri. Jika sudah tersambung, maka dinas PUPR akan mengeluarkan Sertifikat Laik Fungsi (SLF), sebagai salah satu syarat agar RS tersebut bisa beroperasi.

"Dinas PUPR tinggal tunggu sambungan listrik selesai, baru keluarkan SLF. Sementara limbah B3, sudah mendapat izin dari Kementerian Lingkungan Hidup. Setelah ada SLF, kita akan undang tim visitasi dari Dinas Kesehatan Provinsi NTT, yang kemudian bisa keluarkan rekomendasi ke Kementerian Kesehatan RI untuk keluarkan nomor registrasi," jelas dr. Tintin.

Dia menjelaskan, setelah adanya nomor registrasi tersebut, RS Pratama baru bisa terima atau melayani pasien. Visitasi dilakukan untuk melihat kesesuaian antara persyaratan yang ada di dalam regulasi dengan kondisi riil di lapangan. Sehingga setelah listrik sudah tersambung dan SLF sudah ada, maka pihaknya akan mengundang tim visitasi. Sementara SDM, dan sarana prasarana, sudah lengkap.

"Visitasi ini untuk cek sarana prasarana, SDM, alat kesehatan, juga kesiapan komponen yang ada. Setelah itu tim kirim rekomendasi ke Kementerian Kesehatan RI untuk keluarkan nomor registrasi. Kemudian terakhir Dinas Perizinan Kabupaten Matim mengeluarkan izin operasionalnya," bilangnya.

Dokter Tintin menambah, jumlah SDM yang sudah siap untuk bekerja di RS Pratama Watu Ngong, mencapai sekira puluhan orang. Semuanya sudah mengikuti magang di RSUD Borong. Saat ini juga pihaknya,  sedang siap menyusun peraturan Bupati (Perbup) tentang struktur organisasi RS Pratama Watu Ngong. Nantinya setelah itu, akan diasistensi ke Biro Organisasi Setda Provinsi NTT.

"Struktur organisasi ini, dari Direktur hingga pejabat lainya. Saat ini sudah ada petugas di RS Pratama Watu Ngong yang bekerja untuk persiapan administrasi dan pelayanan, tapi belum untuk layani pasien. Jadi setiap hari kerja mereka sudah kerja di RS Pratama Watu Ngong," tutur dr. Tintin.

Tak lupa, Dinas Kesehatan Matim menyampaikan terima kasih kepada pihak PLN, Dinas Perizinan, Dinas Lingkungan, Dinas PUPR, yang begitu kooperatif membantu proses menuju RS Pratama Watu Ngong, beroperasi. Komunikasi dengan pihak PLN juga begitu lancar. Terkait anggaran untuk sambung arus listrik khusus ke RS Pratama Watu Ngong, biayanya mencapai Rp 600 juta.

"Jujur anggaran yang sudah kami siapkan untuk listrik ini sebesar Rp 300 juta, tapi karena dibangun komunikasi yang baik dengan pihak PLN, sehingga sisa yang Rp 300 juta, kita anggarkan pada perubahan atau induk tahun depan. Ada kerusakan kecil pada RS Pratama Watu Ngong, tapi kerusakan ringan. Seperti ada titik tertentu pada bagian plafon, dan itu sudah diperbaiki," tutur dr. Tintin. (kr1)

Editor: Intho Herison Tihu 

  • Bagikan

Exit mobile version