KEFAMENANU, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Tim pengabdian yang terdiri dari Dosen Fakultas Pertanian, Sains, dan Kesehatan (FPSK) Universitas Timor (Unimor), melakukan pelatihan inseminasi buatan (artificial insemination), penetasan telur, pembuatan pakan ayam kampung fase starter (bentuk crumble), grower dan pullet (bentuk pellet) pada Kelompok Tani (Poktan) Unggas Jaya Kefamenanu.
Pengabdian yang merupakan Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) tahun 2023 ini dilaksanakan selama lima bulan, sejak Juni dan akan berakhir pada Oktober 2023 nanti.
Tim pengabdian yang merupakan para dosen FPSK Universitas Timor itu antara lain, Agustinus A. Dethan, S.Pt., M.Sc., Umbu Joka, S.P., M.Si., dan Dr. Ir. Charles V. Lisnahan, S.Pt., M.P., IPU. Dalam pelatihan itu, tim pengabdian ini menjelaskan bahwa perbanyakan populasi ayam kampung yang lambat dipengaruhi oleh sistem perkawinan yang masih alami. Ayam dibiarkan mengerami telurnya sendiri dan mengasuh anak-anaknya sehingga membutuhkan waktu yang lebih lambat untuk berproduksi pada periode berikutnya.
Demikian juga pertumbuhan ayam kampung yang lambat dan produksi telur yang rendah menjadi suatu permasalahan seperti yang dialami Kelompok Tani Unggas Jaya.
Hal ini menarik perhatian tim pengabdian FPSK Universitas Timor untuk memberikan penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan. Tujuannya adalah memotivasi kelompok tani mengembangkan populasi maupun produksi daging dan telur dalam mencukupi kebutuhan protein hewani bagi masyarakat.
Selain itu juga untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Kelompok ini terdiri dari 7 orang yang berlokasi di Kelurahan Sasi Kefamenanu, NTT. Usaha yang dilakukan kelompok ini adalah budidaya ayam Kampung.
Salah satu kendala yang dihadapi kelompok tani Unggas Jaya selama pemeliharaan yaitu manajemen pemeliharaan yang intensif yang belum dikuasai karena ternak ini hanya dipelihara begitu saja dalam skala rumah tangga. Pada pemeliharaan ayam Kampung tersebut tidak memperhatikan manajemen perkawinan, manajemen kandang, pencegahan penyakit, dan terutama pakan yang berkualitas dalam jumlah yang cukup dan selalu tersedia.
Tim pengabdian menemukan permasalahan ini dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang pakan yang berkualitas bagi ternak ayam untuk meningkatkan produktivitas. Di sisi lain, total biaya untuk pakan mencapai lebih dari 70 persen dari total biaya produksi.
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu metode participatory action research. Kelompok Tani, Ketua RT, dan tim pelaksana secara bersama dilibatkan dalam penentuan jenis kegiatan dan pelaksanaan kegiatan di lapangan. Kegiatan pendampingan dilakukan oleh tim pendukung mahasiswa (S-1) sebanyak 4 orang sebagai sarana monitoring dan evaluasi kegiatan. Ini juga sekaligus sebagai sarana peningkatan ketrampilan mahasiswa dan pembekalan sebelum memasuki dunia kerja.
Pada tahapan kegiatan ini dilakukan dengan presentasi kegiatan tentang cara atau model yang dikembangkan untuk kegiatan sekaligus praktik atau pelatihan dan aplikasi lapangan. Tahapan-tahapan pada kegiatan meliputi 1) Penampungan semen dan isneminasi buatan; 2) Penetasan telur; 3) Pembuatan pakan bentuk crumble dan pellet; 4) Manajemen pakan pada pemeliharaan anak ayam dalam brooding (fase starter); manajemen pakan fase grower; manajemen pakan fase pullet; 5) Evaluasi kegiatan.
Dari kegiatan pengabdian ini, terjadi perubahan pada kelompok mitra yaitu: perubahan pada ketrampilan cara penampungan semen dan inseminasi buatan pada induk ayam, cara menetaskan telur dengan mesin tetas, mencampur pakan atau membuat ransum memanfaatkan bahan pakan lokal (jagung giling, bekatul, dedak, tepung ikan) dengan suplementasi micro-nutrien berupa asam amino methionine, lysine, arginine, threonine, tryptophan, arginine, premix vitamin dan premix mineral yang merupakan hasil penelitian dari tim pengabdian.
Ransum yang telah dicampur dibuat crumble dan pellet. Dengan demikian nutrien semakin lengkap dan seimbang sesuai kebutuhan ternak setiap fase pemeliharaan.
Pakan yang digunakan sebelumnya adalah pakan BR 1 dan 2, dan limbah dapur.
Setelah dilakukan kegiatan atau pelatihan maka pakan yang digunakan adalah konsentrat yang dibuat sendiri sehingga biaya pakan lebih rendah, dan meningkatkan pertumbuhan ayam kampung. Harga pakan dapat ditekan antara Rp. 3.500 – 4.500/kg dengan kualitas pakan yang sama dengan pakan komersial di poultry shop.
Dampak sosial yang terjadi adalah lebih banyak waktu dan tenaga lebih dicurahkan untuk memelihara ayam kampung dari sebelumnya yaitu belum/kurang perhatian terhadap ternak ayam kampung yang dipelihara kelompok peternak.
Tim pengabdian FPSK Universitas Timor mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) yang telah memberikan biaya pengabdian dalam skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat tahun 2023. (*/aln)