KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Memasuki tahun politik 2024, banyak hoax yang bermunculan dan tidak bisa dipungkiri, ada banyak masyarakat yang bahkan mempercayai hoax tersebut sebagai sebuah kebenaran. Untuk mencegah hal tersebut, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Kupang menggelar kampanye pre-bunking dengan menyasar masyarakat luas di area Car Free Day (CFD) Jl. El Tari Kupang, Sabtu (9/9).
Kampanye yang dimulai tepat pukul 06.00 wita itu dilaksanakan dengan metode poster, flyer, pin, stiker dan juga sosialisasi kepada masyarakat. Koordinator Wilayah Mafindo Kupang, Maria Via Dolorosa Pabha Swan mengatakan, pre-bunking merupakan upaya pencegahan hoax sebelum disinformasi atau hoax itu muncul.
"Ibaratnya vaksin, kalau tahu itu hoax, mereka tidak akan menyebarkan," pungkas Maria ketika ditemui di sela-sela kampanye.
Dengan pre-bunking, masyarakat diberikan kekebalan terhadap paparan hoax. Masyarakat dapat mengetahui bagaimana cara membedakan informasi palsu atau upaya manipulasi lainnya. Karena itu, pre-bunking merupakan salah satu tindakan proaktif agar tidak mudah terpapar dan sebelum informasi hoax tersebut beredar di masyarakat.
Selain edukasi tentang hoax, Mafindo juga memperkenalkan tools yang dapat digunakan masyarakat untuk mengecek fakta, yaitu melalui chatbot Kalimasada, TurnBackHoax.id, dan juga cekfakta.com.
Meskipun kampanye tersebut baru pertama kali, terlihat masyarakat dari berbagai jenjang usia mampir mengikuti edukasi yang dilakukan Mafindo. Hadir pula Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang mengikuti kampanye.
"Kampanye ini baru pertama kali, kami sasarannya di CFD. Cukup banyak masyarakat yang mampir ke sini dan antusias juga. Ada juga Kapolres Kota Kupang yang mengunjungi booth karena tertarik dengan poster dan flyer yang disebar panitia, sehingga beliau datang dan berbincang juga tentang hoax menuju pemilu," sambungnya.
Sementara itu, salah satu pengunjung, Wem Mooy mengungkapkan kampanye tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat. Terutama bagi dirinya yang akan ikut berpartisipasi dalam pemilu 2024 nanti.
Menurutnya, pre-bunking membekalinya kekebalan untuk tidak langsung mempercayai informasi yang beredar di media sosial terkait calon atau figur-figur yang akan maju dalam kontestasi politik tahun depan.
"Dengan begini, masyarakat jadi lebih hati2 terhadap berita hoax supaya tidak gampang percaya dan terpancing. Kita jadi lebih cermat dan jangan gampang percaya, kemudian tidak menyebarkannya," ucap Wem usai mengikuti kampanye.
Ia berharap, sosialisasi seperti ini dapat terus dilakukan agar bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas lagi. Sebab, hoax berpeluang besar terjadi pada tahun politik 2024 mendatang. (cr1)
Editor: Intho Herison Tihu