Satu Jenazah PMI Asal TTS Tiba di Kupang
KUPANG,TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Satu jenazah PMI Yati Fatima Tusi, asal Desa Kusi, Kecamatan Kuanfatu, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) tiba di Kargo Bandara El Tari Kupang, Senin (18/9).
Jenazah mendiang dibawa pulang ke Indonesia pada tanggal 16 September 2023 lewat jalan darat dari Simunjan ke perbatasan Tebedu-Entikong. Kemudian pada tanggal 17 September 2023, perjalanan dilanjutkan dari Entikong ke Pontianak dengan menggunakan kendaraan ambulans KB 1392 HV, dan pada hari yang sama dilanjutkan dari Pontianak ke Jakarta dengan menggunakan Citilink Airlines JQG0431 pukul 18.45-20.10.
Pada tanggal 18 September 2023 penerbangan dilanjutkan dari Jakarta ke Kupang dengan Citilink Airlines QG0602 tiba sekitar pukul 06.50 Wita di Bandara Kargo Bandara El Tari Kupang.
Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, hadir langsung menjemput jenazah tersebut. Hadir juga suami korban beserta keluarga. Isak tangis pun pecah saat jenazah tiba di Kargo Bandara El Tari Kupang.
Aristus Silla (30) suami Yati Tusi menjelaskan bahwa ia bersama istrinya itu memilih merantau ke Malaysia dari tahun 2018. Istrinya itu bekerja sebagai baby sister, sedangkan Aristus sendiri bekerja di perkebunan kelapa sawit.
Pasutri ini berangkat ke negeri Jiran Malaysia melalui jalur resmi atau secara prosedural. "Kami berangkat dari PT resmi di Pontianak, Kalimantan Barat," ujarnya.
Ia mengisahkan, dirinya bekerja di lahan perkebunan kelapa sawit baru lima menit kemudian ditelpon oleh istrinya untuk diantar ke rumah sakit. "istri saya meninggal pada 13 September 2023," ujarnya.
Penyebab kematian karena penyakit darah tinggi. Keduanya dikaruniai satu orang anak. Dan istrinya sedang mengandung anak kedua dengan usia janin sembilan bulan.
"Waktu bersalin itu nanti tanggal 25 September 2023," ungkapnya.
Sementara Kepala Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, menyampaikan turut berduka cita mendalam kepada keluarga korban dan berharap keluarga diberikan kesabaran, ketabahan dan keikhlasan menerima takdir Tuhan.
Dikatakan, dalam catatan BP2MI, tahun 2023 ini sudah 107 jenazah PMI asal NTT yang dipulangkan. Sedangkan tiga tahun terakhir sudah tercatat khusus untuk NTT sudah 420 jenazah.
Harus disampaikan bahwa sebagian besar warga NTT yang meninggal di luar negeri ini mereka berangkat tidak resmi. "Kami tidak akan berhenti mengkampanyekan di berbagai tempat, tidak boleh berangkat dengan tidak resmi," ungkapnya.
Dia menekankan bahwa pemerintah pusat dan daerah bagaimana berupaya untuk menyiapkan lapangan kerja. Agar kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi dan tidak tergiur ke luar negeri, apa lagi berangkat secara non prosedural.
"Kita tidak bisa menyalakan warga negara yang berada di luar negeri, sekalipun mereka berangkat tidak resmi. Ini tanggung jawab pemerintah," tandasnya.
Dikatakan sejumlah agenda akan dilakukan dalam rangka kunjungannya di Kota Kupang mulai dari penjemputan jenazah kulia umum serta pembentukan Kawan PMI dengan tujuan menjadi perpanjangan tangan dari keluarga PMI ketika menghadapi permasalahan TPPO.
"Negara tidak boleh kalah dengan mafia, sindikat. Bagaimana negara begini besar harus kalah. Ini memalukan," tegasnya. (r1)
Editor: Intho Herison Tihu