WAINGAPU, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Bahasa Kambera merupakan salah satu bahasa yang terbesar penggunaannya di Nusa Tenggara Timur (NTT) tetapi sayangnya hal ini tidak diimbangi dengan penutur muda sehingga terancam punah.
Hal ini diungkapkan Elis Setiati, Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTT di sela-sela kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI), Jumat (29/9).
"Bahasa Kambera adalah salah satu bahasa terbesar penggunaannya dari 72 bahasa di NTT namun sayangnya jarang digunakan oleh generasi muda sehingga kekurangan penutur muda," katanya.
Elis menjelaskan terselenggaranya FTBI ini merupakan puncak dari program revitalisasi bahasa daerah Kemendikbudristek episode 17 yang runutan kegiatannya sudah berjalan mulai dari rakor dan pelatihan guru.
"Ini adalah kelanjutan dari pelatihan dan pengimbasan bahasa daerah selama 3 bulan untuk mempersiapkan FTBI hari ini," sebut Elis.
Ia juga menyampaikan bahwa Kantor Bahasa telah memfasilitasi program revitalisasi bahasa kambera dengan berkolaborasi dengan pemerintah daerah Sumba Timur.
Lebih lanjut dirinya menyampaikan bahwa dalam FTBI ini dilaksanakan lomba menulis dan baca puisi serta lomba menulis dan berpidato dalam bahasa Kambera serta dan tradisi lisan yakni luluk.
Lomba dalam Puncak FTBI ini diikuti setidaknya oleh 130 sekolah yang merupakan sekolah dampingan dan ada juga sekolah yang belum didampingi tetapi mengikutsertakan muridnya dalam perlombaan ini.
"Diharapkan lomba-lomba berbahasa Kambera ini terus dilanjutkan dan menjadi event tahunan yang akan semakin memperkuat program pelestarian dan perlindungan bahasa kambera," pungkasnya.
Diana D. Timoria salah satu juri dalam FTBI ini mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu ruang positif untuk anak-anak bisa berkarya.
"Saya merasa beruntung bisa ikut terlibat dalam kegiatan seperti ini, Semoga kesempatan ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh siswa dan guru-guru untuk bisa mengekspresikan kecintaan mereka pada Sumba khususnya bahasa Kambera," Ungkap Diana. (kr13)
Editor: Intho Herison Tihu