Dukung Pembelajaran Sepanjang Hayat di NTT 

  • Bagikan
BERSAMA. Direktur Hukum, Umum dan Keuangan (HUK) Program Kartu Prakerja, Sidiq Juniarso, Direktur Akademik, Inkubasi, dan Bisnis LPK GeTI Incubator, Divera Wicaksono, Kepala Dinas Sosial Provinsi NTT, Yosep Rasi, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Kupang, Thomas Dagang dan sejumlah pejabat pose bersama para peserta prakerja di Hotel Neo El Tari, Sabtu (7/10). (FOTO: FENTI ANIN/TIMEX).

Prakerja dan LPK GeTI Incubator Terus Bersinergi 

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Dalam inisiatif terobosan yang bertujuan untuk mempromosikan kampanye lifelong learning yang mengusung perspektif pembelajaran sepanjang hayat, prakerja, bekerja sama dengan LPK GeTI Incubator, menggelar dialog untuk terhubung langsung dengan alumni prakerja, yang bertajuk “Temu Alumni Prakerja Daerah NTT, Belajar Sepanjang Hayat”.

Acara ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran tentang program Prakerja di kalangan pemangku kepentingan kunci di setiap daerah, salah satunya di Nusa Tenggara Timur. Acara ini diselenggarakan di Hotel Neo El Tari, Sabtu (7/10). 

Acara ini dihadiri oleh kurang lebih 300 peserta dan berhasil mengumpulkan para alumni Prakerja, komunitas lokal, tokoh masyarakat, serta pemimpin daerah setempat. 

Sebagai bagian integral dari kampanye yang memiliki tagar #IamALifelongLearner ini, inisiatif kolektif yang dijalankan oleh kedua pihak menekankan pentingnya pembelajaran berkelanjutan dan pengembangan keterampilan dalam dunia kerja yang terus berubah dengan dinamis saat ini. 

Prakerja, sebagai pihak utama dalam upaya ini, sangat optimistis dengan terlaksananya acara, seperti diungkapkan oleh Sidiq Juniarso selaku Direktur Hukum, Umum, dan Keuangan Program Kartu Prakerja.

"Kami berkomitmen untuk mendukung peluang pembelajaran sepanjang hayat bagi semua orang Indonesia. Acara ini merupakan langkah signifikan untuk mencapai tujuan kami dalam meningkatkan keterampilan dan keterampilan kerja alumni Prakerja sambil mendorong kolaborasi dengan para pemimpin lokal," jelasnya.  

Sidiq mengatakan tujuan kartu pra kerja sebenarnya tujuan utamanya adalah memberikan akses pelatihan, sehingga bisa bermitra dengan ekosistem yang banyak sekali. "Memang pemerintah tidak bisa menjangkau sampai ke semua lapisan masyarakat, sehingga kami selalu memberikan akses pelatihan, melihat dari kebutuhan yang ada di daerah," jelasnya. 

Sebelum memberikan pelatihan, kata Sidiq,  terlebih dahulu dilihat, potensi apa yang ada di daerah sehingga pelatihan yang diberikan memang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di daerah. 

"Kita juga koordinasi dengan pemerintah daerah, pihak kami juga hadiri sendiri untuk melihat di lapangan, pelatihan apa yang dibutuhkan di sebuah daerah. Apa lagi ini program nasional, kita juga memiliki mitra lembaga pelatihan yang akan meramu dan memberikan pelatihan," jelasnya. 

Sementara itu, Divera Wicaksono, Direktur Akademik, Inkubasi, dan Bisnis LPK GeTI Incubator, menyatakan antusiasmenya terhadap acara ini. 

"Kami percaya bahwa pembelajaran tidak boleh berhenti. pembelajaran sepanjang hayat adalah kunci pertumbuhan pribadi dan kesuksesan profesional. Melalui program ini, kami bertujuan untuk memberdayakan alumni Prakerja dan masyarakat setempat untuk merangkul budaya pembelajaran berkelanjutan," terangnya. 

Di acara yang sama, LPK GeTI Incubator turut membagikan beasiswa senilai Rp250 juta kepada 200 alumni Prakerja daerah NTT. 

Divera menyampaikan, 200 alumni Prakerja NTT akan mendapatkan beasiswa senilai Rp250 juta dalam bentuk pelatihan bersertifikasi termasuk uji kompetensi BNSP, inkubasi selama satu bulan, langsung tergabung ke dalam ekosistem GeTI Long Life Learning dan menjadi anggota Jaringan YouTuber Desa. 

Diharapkan beasiswa ini dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka untuk dunia kerja serta usaha.

Acara ini menampilkan sesi interaktif, diskusi, dan lokakarya, di mana peserta memiliki kesempatan untuk terhubung, berbagi pengalaman, dan menjelajahi berbagai peluang yang diberikan oleh Prakerja.

Diharapkan acara ini dapat membangun interaksi dan dialog yang baik antara alumni Prakerja, masyarakat, dan pemangku kebijakan di daerah mengenai pentingnya kebermanfaatan program Prakerja dan menguatkan soliditas berbagai pihak dalam mendukung keberlanjutan program ini.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Provinsi NTT, Josef Rasi, mengharapkan agar kegiatan ini tidak sebatas hari ini saja, tetapi harus ada keberlanjutan,  sehingga kalau selama ini sudah berjalan 1.000 orang, bisa dikembangkan menjadi lebih banyak lagi, agar generasi milenial bisa berkembang dengan bakat dan inovasi mereka . 

"Diharapkan mereka bisa membuka lapangan kerja baru. Apa lagi saat ini kondisi kemampuan keuangan daerah masih terbatas, sehingga diharapkan perhatian pemerintah pusat ini bisa berlanjut. Sampai keuangan daerah baik, maka Pemda bisa berpartisipasi," jelasnya. 

Dia berharap agar bisa dikembangkan sampai ke tingkat desa, karena produktivitas terbanyak ada di desa. Kalau bisa terjangkau, maka produk masyarakat bisa dikembangkan, karena selama ini masyarakat terhambat karena pemasaran atau pasar tidak ada. 

Dia berharap mereka yang sudah mendapatkan pendampingan dan pelatihan ini bisa menjadi fasilitator. Kalau ini berjalan baik maka NTT bisa bersaing di tingkat nasional dan internasional. 

Event temu alumni dihadiri Direktur Hukum, Umum dan Keuangan (HUK) Program Kartu Prakerja, Sidiq Juniarso, Direktur Akademik, Inkubasi, dan Bisnis LPK GeTI Incubator, Divera Wicaksono, Kepala Dinas Sosial Provinsi NTT, Yosep Rasi, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Kupang, Thomas Dagang dan sejumlah pejabat daerah lainnya.

Untuk diketahui, PT. Global Edukasi Talenta Inkubator (LPK GETI Incubator) merupakan lembaga pelatihan SDM khusus e-commerce dan digital marketing untuk meningkatkan penjualan di pasar lokal dan pasar global. Kami tergabung dalam Ekosistem ExportHub.id dan Global Halal Hub (Sebuah program Bapak Wakil Presiden Ma’ruf Amin untuk ekspor produk halal).

LPK GETI Incubator melalui program Kartu Prakerja dalam 4 tahun ini telah melatih lebih dari 400.000 siswa di bidang pemasaran digital. (r2) 

Editor: Intho Herison Tihu

  • Bagikan