LABUAN BAJO, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Warga masyarakat yang tinggal di sekitar Desa Golo Mori, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) mulai merasa resah karena terancam oleh kehadiran sejumlah komodo yang dibawa dari Taman Safari Indonesia (TSI) di Bogor. Pemerintah Kabupaten dan pihak Kawasan Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) diminta segera memberikan perhatian serius.
"Akhir-akhir ini sering muncul komodo di lingkungan sekolah kami, anak-anak jadi ketakutan,"kata Kepala Sekolah Dasar (SD) Inpres Soknar, Desa Golo Mori, Abdul Wahab kepada ini di Labuan Bajo, Mabar, Minggu (8/10).
Dikatakan kemunculan satwa komodo di SDI Soknar ini karena kompleks sekolah dan lingkungan sekitar tidak ada pagar pengaman. Anak-anak sekolah sering bermain saja sekitar kompleks sekolah kini lebih berhati-hati.
Wahab mengaku, pada 2016 lalu, komodo sampai masuk ke dalam ruang kelas sehingga siswa panik ketakutan.
Menurut Wahab, kemunculan satwa komodo sekitar lingkungan sekolah ini sangat menganggu aktivitas belajar-mengajar, sehingga pihak sekolah telah mengusulkan kepada pemerintah daerah untuk membuat pagar tembok pengaman keliling sekolah. Hal ini penting supaya para siswa dan guru lebih merasa nyaman selama aktivitas sekolah.
"Kita sudah usul ke pemda supaya bisa bangun pagar tembok pengaman keliling sekolah supaya tidak mengganggu aktivitas belajar dan mengajar saat jam sekolah berlangsung. Sayangnya hingga kini belum direspon," ungkapnya.
Anggota DPRD Manggarai Barat, Ali Sehidun mendesak pemerintah untuk memperhatikan permintaan pihak SDI Soknar ini. Dikatakan untuk menjamin keamanan, kenyamanan dan keselamatan bagi para siswa maupun guru maka pemerintah daerah perlu segera membangun pagar tembok pengaman di sekolah itu.
Tidak hanya jtu, pihak KSDA juga harus ikut andil memberikan perhatian terhadap warga sekitar kawasan. "Pemda dan KSDA harus memperhatikan soal ini. Warga sekitar kawasan dan siswa serta guru di SDI Soknar harus dilindungi dari komodo. Buat pagar keliling supaya komodo tidak bisa masuk ke sekolah atau pemukiman warga. Jangan anggap sepeleh dan jangan tunggu korban dulu. Langkah antisipasi harus dilakukan segera," tegasnya. (Kr2)