RUTENG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Jalur pedestrian atau trotoar bagi pejalan kaki di jalan Pelita, Kota Ruteng, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, dikeluhkan warga. Pasalnya, kondisi proyek tahun 2020 dan 2021 ini, tidak ramah disabilitas dan tanpa penutup drainase.
Terpantau Timor Express, Selasa (10/10), bangunan trotoar di atas saluran drainase sekira panjang 300 meter yang ada di samping Gereja Katedral lama, dan depan sekolah TK Inviolata, tampak ada begitu banyak lubang yang tidak ditutup. Kondisi ini tentu membahayakan keselamatan pejalan kaki. Jalur ini ramai dimanfaatkan para pelajar, dan masyarakat umum.
"Kondisi trotoar yang ada ini, sudah sangat membahayakan keselamatan pejalan kaki yang melintas. Hampir semua lubang pada trotoar yang baru saja dibangun oleh p
Pemda Manggarai ini, tidak ditutup," ujar pejalan kaki, Widia, Arni, dan Bertus, yang ditemui di lokasi, Selasa (10/10).
Menurut mereka, jalur pedestrian sangat ramai dilintasi atau dimanfaatkan pejalan kaki, mulai dari pelajar dari sejumlah sekolah yang ada di sekitar. Sebut saja SMA Setia Bakti, SMA Fransiskus, SMP Imaculata, SMP Fransiskus, TK Inviolata, dan sejumlah Sekolah Dasar (SD) dan juga disabilitas. Apalagi kondisi di saat jam pulang sekolah, pasti kondisinya berdesakan.
"Menakutkan, tapi tidak ada alternatif lain lagi selain melintas dekat lubang pedestrian. Kalau memilih berjalan di badan jalan raya, orang takut bersinggungan langsung dengan kendaraan dari sejumlah arah yang melintas. Apalagi kalau melintas pada malam hari, itu sangat berbahaya," ungkap Arni dan dibenarkan Bertus dan Widia.
Lanjut Arni, kondisi jalur pedestrian yang ada juga sangat tidak ramah bagi kaum disabilitas. Dia sangat berharap kepada pemerintah, untuk bisa mengatasi soal yang ada dengan menutup lubang yang ada. Sehingga pejalan kaki yang melintas bisa menikmati haknya. Jika tidak, bisa memakan korban. Sembari ingatkan semua orang, berhati-hati saat melintas di jalur itu.
Sementara, Kepala Dinas PUPR Manggarai, Lambertus Paput melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Heri Patria, menjelaskan bangunan trotoar sisi kanan atau Timur dari awal ruas jalan Pelita, dibangun pada tahun 2021. Sementara sisi kiri, trotoarnya dibangun tahun 2020. Proyek itu dibangun lengkap dengan penutup lubang.
"Saya lupa berapa nilai kontrak dari dua paket proyek ini. Anggaran untuk dua paket ini bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU). Kalau untuk tutupan ini, dulu waktu dikerjakan itu ada. Menurut pengamatan kami selama ini, sepertinya penutupnya hilang," jelas Heri.
Lanjut Dia, pada tahun anggaran 2023, Pemda Manggarai melalui Dinas PUPR, telah mengalokasi anggaran miliaran rupiah untuk 7 paket pekerjaan pedestrian dalam wilayah kota Ruteng.
Masing-masing, pedestrian depan Gereja Katedral oleh pelaksana CV. Gloria Vivere dengan nilai kontrak sebesar Rp. 288.086.146, paket pedestrian Lingkar Motang Rua-Gereja Katedral oleh pelaksana CV. Buana Graha senilai Rp. 1.283.035.415.
Selain itu paket pedestrian menuju Gereja Cewonikit oleh CV. Ersena senilai Rp.282.548.629, paket pedestrian menuju Gereja Golo Dukal oleh CV. Sahabat Jaya senilai Rp.273.736.594, paket pedestrian menuju Gereja Karot oleh CV. Rentio senillai Rp.277.686.490, paket pedestrian menuju Gereja Kristus Raja oleh CV. Gloria Vivere senilai 275.518.312.
"Juga ada paket pedestrian menuju Gereja Redong oleh CV. Dwi Satria Perkasa senilai Rp. 199.679.000. Semua paket ini bersumber dari DAU, dan kontraknya sampai Desember 2023. Progresnya masih menunggu laporan dari konsultan pengawas. Namun untuk semua paket sebagian besar sudah mulai dikerjakan," ujar Heri. (kr1).
Editor: Intho Herison Tihu