KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Timur (NTT) terus meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) serentak tahun 2024 mendatang dengan mengadakan Simulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota).
Simulasi Sispamkota ini dipantau langsung Kapolda NTT, Irjen Pol Johni Asadoma, dihadiri pihak pemerintah provinsi NTT, Ketua KPU NTT, Bawaslu NTT, Anggota DPRD NTT, BNPB dan semua Forkopimda NTT di lapangan Utama Mapolda NTT, Sabtu (14/10).
Simulasi yang melibatkan TNI dan Linmas ini diawali dengan skenario cipta kondisi, tahap pendaftaran dan kampanye. Personel TNI-Polri melakukan patroli terpadu untuk menciptakan rasa aman selama berlangsungnya kampanye. Simulasi dilanjutkan pada tahap masa tenang dan penghitungan suara di salah satu Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Dilanjutkan dengan tahap pengiriman hasil suara ke KPU dan tahap penetapan pemenang. Personel yang dilibatkan tersebut juga memperagakan adanya ancaman aksi demonstrasi hingga berujung penembakan gas air mata dan melumpuhkan sejumlah massa aksi oleh Tim Detasemen 45 Anti Anarki Satbrimob Polda NTT.
Tim Jibom Polda NTT juga mempraktekkan sistem penanganan atau menjinakkan bahan peledak (Bom), dengan menggunakan peralatan canggih, dan meledakan bahan peledak tersebut.
Kapolda NTT, Irjen Pol Johni Asadoma dalam arahannya memuji akan performance luar biasa yang ditunjukan anggota. Kesuksesan memperagakan semua peran ini berkat kerja keras dan konsentrasi tinggi dari anggota melalui pelatihan selama tiga hari sebelumnya.
Dikatakan bahwa berdasarkan pengalaman pemilu sejak tahap pendaftaran, tahap pendistribusian logistik, pemungutan suara, penghitungan, pengumuman hingga pelantikan memiliki potensi terjadinya gangguan.
"Apa yang dilakukan pagi ini merupakan persiapan personil, kelengkapan dan kemampuan menghadapi gangguan Kamtibmas selama pemilu serentak nanti dan pilkada di bulan November nanti," katanya.
Personel, peralatan dan kemampuan sistem dan metode sudah harus siap untuk digunakan. "Hari Selasa kita akan lakukan gelar pasukan Operasi Mantap Brata dan deklarasi pemilu damai bersama seluruh stakeholder. Kita akan lakukan mulai tanggal 15 hingga November 2024 sehingga perlu dipersiapkan secara baik," ujar Jenderal Bintang Dua itu.
Dijelaskan, latihan ini dilakukan di lapangan besar dengan asumsi adanya kejadian dengan skala besar tetapi ada juga kejadian yang berpotensi terjadi dengan skala kecil di tempat-tempat lainnya. "Kita juga BKO ke Jakarta dan terjadi sejumlah serangan di beberapa tempat. Ini merupakan gangguan skala besar. Dan ada potensi kejadian skala kecil dan sering terjadi di KPU dan Bawaslu. Ada berbagai kantor-kantor lainnya yang berpotensi diserang," sebutnya.
"Ketika kita menghadapi aksi demo dan kejadian lainnya harus ada koordinasi dengan baik. Harus siap disegala situasi dan di segala medan. Harus ada dalam pikiran kita bahwa ada kejadian di tempat-tempat tersebut sehingga kita dapat kendalikan semuanya," tambahnya.
Komunikasi dan koordinasi dengan TNI, KPU Bawaslu dan GAKKUMDU harus ditingkatkan agar ketika ada kejadian yang sesungguhnya bisa diantisipasi dengan baik. (r3)