Layani Masyarakat Terdampak Asap Kebakaran TPA Alak
KUPANG, TIMEX- Kebakaran sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Alak yang terjadi pekan lalu hingga kini api belum berhasil dipadamkan. Padahal, upaya pemadaman api oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) dibantu Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) sudah dilakukan secara maksimal.
Kebakaran yang diduga dipicu oleh gas metana dari tumpukan sampah akibat cuaca panas ekstrem di Kota Kupang ini, sangat berdampak bagi warga di sekitar TPA Alak. Ratusan rumah bersama penghuninya di wilayah itu pun diberikan perhatian serius oleh Dinas Kesehatan Kota Kupang.
Kamis (26/10), Penjabat (Pj) Sekda Kota Kupang, Ade Manafe bersama Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, drg. Retnowati mendatangi langsung TPA Alak. Sebanyak empat unit mobil ambulance pun dikerahkan untuk melayani masyarakat terdampak kabut asap di sekitar TPA Alak.
Langkah ini dilakukan Pemkot Kupang untuk mendekatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di sekitar TPA Alak. Mobil-mobil ambulance itu langsung parkir di depan rumah warga untuk memberikan pelayanan kesehatan.
Kasus terbanyak yang menjadi keluhan masyarakat adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Selain melakukan pemeriksaan kesehatan, Dinas Kesehatan juga memberikan bantuan masker ke masyarakat. Kepada masyarakat terdampak disarankan agar masker tersebut dipakai saat di dalam maupun di luar rumah.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, drg. Retnowati menjelaskan, Dinas Kesehatan memberikan pelayanan kesehatan langsung ke rumah warga, karena dampak dari asap yang ditimbulkan dari kebakaran sampah di TPA Alak.
"Kita terjunkan empat unit mobil ambulance untuk memberikan pelayanan kesehatan langsung di rumah penduduk atau warga. Pelayanan kesehatan ini akan akan terus dilakukan dengan jadwal sekali dalam seminggu. Selain itu juga, ada posko di Kantor Lurah Alak untuk pelayanan kesehatan juga," ungkapnya.
Selain itu, jelasnya, Dinas Kesehatan juga membantu masyarakat dengan memberikan masker. Maskes tersebut agar digunakan saat beraktivitas. Apalagi, dengan kondisi asap dari TPA Alak yang beracun sehingga masyarakat harus memproteksi diri dengan menggunakan masker.
"Jadi, asap itu disebabkan dari kebakaran sampah tentunya harus menggunakan masker karena tercampur dengan berbagai jenis sampah dan pastinya akan ada juga kandungan zat yang beracun," pungkasnya.
Terpisah, Ketua Komisi III DPRD Kota Kupang, Adrianus Talli menilai pemerintah tak serius dalam penanganan kebakaran di TPA Alak. Pasalnya, Komisi III mendapati di lapangan bahwa tidak ada aktivitas pemadaman api.
Dia mengatakan, ternyata tidak ada pemadaman dan sekarang kebakaran sudah menghabiskan 75 persen lahan di TPA Alak. Dan hanya tersisa hanya 25 persen saja. Sehingga, dirinya meminta ahar dilakukan pemisahan antara sampah yang sudah terbakar dengan sampah yang belum terbakar
"Jadi, jangan sebut bahwa ada gas metan dan lain-lain, tapi kalau upaya pemadaman sendiri tidak dilakukan maka sia-sia karena masyarakat sekitar akan tetap jadi korban. Kalau seperti ini penanganannya maka sampai tiga bulan ke depan juga api tidak akan padam," ujarnya.
Tetapi, kata Adi, kasihan masyarakat di wilayah tersebut yang terancam terdampak berbagai penyakit karena asap dari kebakaran sampah tersebut. Harus ada tindakan nyata dengan mengaktifkan armada kebakaran yang ada, sisakan saja satu unit saja di kantor untuk antisipasi apabila ada kasus kebakaran.
"Lalu dibantu dengan armada mobil tangki milik Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan. Kalau tidak ada upaya pemadaman maka kita akan menunggu sampai semua terbakar habis barulah selesai, atau kita tunggu saat musim hujan," ungkapnya. (thi/gat)
Editor: Linda Makandoloe