Bertanggung Jawab Bantu Tugas Pemerintah
Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi NTT melakukan kegiatan sosial dengan berbagi kasih. Kegiatan sosial kali ini dilaksanakan dengan memberikan bingkisan kasih kepada anak-anak.
FENTI ANIN, Kupang_
KEGIATAN rutin yang digelar DWP Provinsi NTT ini dilakukan di Posyandu di Kabupaten Kupang, Oematnunu, Posyandu Kamboja di Kelurahan Oepura, Posyandu Anggrek di Kelurahan Airnona dan Posyandu Sehati di Kelurahan Maulafa.
Bantuan kasih ini dilakukan untuk anak-anak yang mengalami stunting di empat Posyandu, termasuk di TPA Alak, Kamis (9/11).
Ketua DWP NTT, Arie Ondok Lana mengatakan, kegiatan berbagi kasih ini merupakan kegiatan rutin DWP NTT. Kegiatan ini juga dalam rangka menyongsong HUT ke-24 Dharma Wanita Persatuan.
"Untuk perayaan HUT DWP akan dilaksanakan di Rote Ndao pada tanggal 7 Desember nanti. Bantuan yang kami berikan ini menyasar anak-anak stunting di Kota Kupang, termasuk di Kabupaten Kupang," ujarnya.
Sedangkan di TPA Alak, kata Ketua DWP NTT, memang tidak ada anak yang stunting tapi karena kondisi lokasi seperti itu apalagi dengan adanya kebakaran sampah maka pastinya akan mempengaruhi perkembangan anak-anak di sana.
"Untuk setiap Posyandu tentunya kami sudah lakukan pendataan sehingga bantuan yang diberikan tepat sasaran dan benar-benar bisa membantu memenuhi kebutuhan mereka," ungkapnya.
Dia melanjutkan, sesuai dengan instruksi di DWP pusat agar semua dewan pengurus di daerah bersama-sama satu langkah untuk menurunkan angka stunting di setiap daerah.
"DWP juga merupakan bagian dari pemerintah sehingga memiliki tanggung jawab untuk membantu tugas-tugas pemerintah termasuk menurunkan angka stunting," ujarnya.
Dia menjelaskan, sesuai dengan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi NTT, Tahun 2022 angka stunting di NTT 17,7 persen dan tahun 2023 sudah turun ke angka 15 persen. Artinya, kata dia, semua pihak harus berperan aktif untuk memerangi dan menurunkan angka stunting, termasuk juga peran strategis DWP NTT.
"Kami akan terus menyuarakan rumah pangan lestari, agar semua rumah tangga yang masih memiliki lahan agar bisa dimanfaatkan untuk menanam aneka sayuran, kacang-kacangan, membuat kolam ikan, memelihara ternak ayam dan lainnya," jelasnya.
Menurutnya, tidak setiap rumah tangga mampu berbelanja semua kebutuhannya setiap hari sehingga harus bisa memanfaatkan setiap potensi yang ada termasuk lahan yang ada di pekarangan rumah.
Dia mengajak agar semua masyarakat terus mengembangkan pola hidup bersih dan sehat dan memanfaatkan semua potensi yang ada di sekitar. Diharapkan di Tahun 2045 Indonesia bisa bebas dari kasus stunting.
Ketua Panitia Pelaksana kegiatan, Febby Adoe mengatakan, bantuan yang diberikan berupa telur rebus, bubur kacang hijau, dan makanan mentah, berupa telur, beras, susu dan perlengkapan sabun, pasta gigi dan kebutuhan lainnya yang menjadi kebutuhan utama.
Dia mengatakan, DWP yang merupakan bagian dari pemerintah, ingin berkontribusi terhadap pembangunan daerah termasuk pembangunan sumber daya manusia, dengan menurunkan angka stunting.
"Khusus untuk Oematnunu di Kabupaten Kupang kami memberikan bantuan kepada 15 anak stunting, di Posyandu Oepura dibantu 12 anak, Maulafa 11 anak. Jadi, anak-anak yang kami bantu itu sebelumnya sudah kami survei," jelasnya. (*/gat)