BUMDes Harus Bantu Sejahterakan Masyarakat

  • Bagikan
IST BERSAMA.Pemerintah Desa Bonmuti Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang,foto bersama pemateri Yefta Sana, usai pelatihan pengelolaan BUMDes bagi Badan Pengurus BUMDes pada Sanin (20/11).

Desa Bonmuti Gelar Pelatihan Pengelolaan BUMDes

KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Pemerintah Desa Bonmuti Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang, menyelenggarakan pelatihan pengelolaan BUMDes bagi Badan Pengurus BUMDes pada Sanin (20/11).
Kegiatan dimaksud dilaksanakan di Aula Kantor Desa dan diikuti Kepala Desa selaku Pembina dan 5 orang pengurus BUMDes dan juga dihadiri staf sekretariat kantor desa.

Dosen pada Jurusan Adminitrasi Bisnis Politeknik Negeri Kupang, Yefta Sanam, yang diminta secara khusus untuk menjadi narasumber dalam pelatihan tersebut, mengatakan, kehadiran BUMDes merupakan sebuah kesempatan emas yang diberikan pemerintah pusat kepada desa untuk mengelola setiap potensi yang ada dan menangkap peluang untuk kemajuan desa dan kesejahteraan masyarakat.

Akan tetapi jika tidak dikelola dengan baik oleh SDM yang baik, maka BUMDes tidak akan mencapai kesuksesan sebagaimana yang diharapkan bersama.

Dalam pengelolaan keuangan, perlu transparan, akuntabel dan professional. "Kita tidak dapat memungkiri banyak BUMDes yang mengalami kendala dalam operasinya karena sumber daya pengelolanya belum dipersiapkan dengan baik sebelum menerima tanggung jawab," ujarnya.

Yefta menambahkan, pengelolaan kredit masih terkendala karena pengelolaannya belum memperhatikan prinsip-prinsip dasar dalam perkreditan yang dikenal 6C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition dan Constraint).

Yefta menegaskan sebelum kredit diberikan minimal pengelola BUMDes mengetahui dan menganalisis karakter/sifat dari si pemijam, kemampuan mengelola modal dan usaha, modal sendiri yang telah dimiliki, barang yang menjadi jamin untuk antisipasi kemacetan, kondisi ekonomi secara umum maupun masyarakat setempat, dan faktor pembatas/kendala yang menyebabkan peminjam sulit mengembangkan usahanya.

"Dengan mengetahui dan menganalisis sejumlah hal tersebut minimal dapat meminimalisasi atau menekan risiko kredit macet," jelasnya.

Kepala Desa Bonmuti Daud Daniel Neno, mengatakan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan pengabdian pada masyarakat dari Jurusan Administrasi Bisnis Bulan Mei lalu.

"Pada saat kegiatan itu saya mewakili para kepala desa di Kecamatan Amfoang Tengah menyampaikan permohonan kepada dosen-dosen untuk membantu kami melalui pelatihan supaya semua pengurus BUMDes mengetahui cara atau strategi mengelola BUMDes dengan baik supaya sukses," ungkapnya.

Kepala Desa dalam kesempatan itu memberi gambaran bahwa Desa Bonmuti mulai merintis pendirian BUMDes yang diberi nama “Bilaen” semenjak tahun 2016. Pendirian BUMDes dibekali dengan modal awal yang bersumber dari dana desa dengan badan pengurus perdana terdiri dari 6 orang.

Akan tetapi dalam perjalanan waktu semenjak pendirian sampai tahun 2020 BUMDes mengalami pasang surut bahkan mundur. Hal itu disebabkan sumber daya pengelola belum dipersiapkan dengan baik sehingga sulit mengembangkan unit usaha pada BUMDes tersebut.

Demi menjamin keberlanjutan usaha dari BUMDes tersebut, pemerintah mengambil langkah mengganti badan pengurus BUMDes dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki orang-orang muda di desa.

"Di tangan pengurus baru tersebut BUMDes sudah mulai berjalan dengan lebih fokus pada unit usaha kios serba ada dan penyediaan jasa peminjaman atau kredit bagi masyarakat," jelasnya.

Dalam perjalannya unit usaha kios serba ada berjalan baik, akan tetapi unit usaha jasa kredit mengalami hambatan berupa kredit macet. Pada sisi lain para pengelola belum memahami dengan pengelolaan keuangan termasuk akuntansi atau pembukuan.

"Untuk itu kami mengundang dosen Yefta Sanam untuk membantu kami memberikan pelatihan lebih khusus dalam bidang pengelolaan keuangan dalam jasa perkreditan dan pembukuan atau akuntansi sederhana," ungkapnya. (thi)

  • Bagikan