KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Jadwal ujian akhir semester ganjil tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sementara berlangsung. Proses ujian pun berlangsung aman dan lancar. Dalam proses ujian menggunakan aplikasi berbasis digital.
Seperti di SMA Kristen Mercusuar, ujian berjalan lancar. Terdapat 272 peserta ujian terdiri dari Kelas X sebanyak 97 orang, kelas XI 90 orang dan Kelas XII 86 orang.
Ujian yang berlangsung hingga 5 Desember mendatang, menggunakan google form untuk menyajikan soal-soal ujian.
"Untuk Mekanismenya masih sama seperti semester sebelumnya ujian berbasis Smartphone, tetapi yang sedikit berbeda dalam ujian kali ini yaitu semua siswa menggunakan akun belajarnya dalam mengakses link soal yang diberikan," kata Plt.Wakasek Kurikulum SMAK Mercusuar, Febriana A. Soares.
Akun belajar tersebut merupakan akun pembelajaran bagi siswa dan guru yang diberikan oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
"Berbasis digital yang dimana anak-anak menggunakan smartphone dalam pelaksanaan ujian ini," tambahnya.
Dengan akun belajar tersebut, maka siswa ketika ujian tidak bisa membuka aplikasi lain selain ujian.
"Jika antara guru dan siswa sama-sama menggunakan akun belajar maka ada tambahan fitur yang tidak dimiliki oleh email biasa, kita guru yang membuat soal pada aplikasi google form bisa mengaturnya sehingga saat ujian berlangsung para siswa tidak bisa membuka aplikasi yang lain. Ini yang menjadi kelebihannya," terangnya.
SMA Katolik Giovanni Kupang, Romo Stefanus Mau mengatakan, jumlah peserta ujian sebanyak 998 siswa, dimana kelas X ujian siang sementara kelas XI dan XII pagi.
"Kelas XII gunakan kurikulum K-13 dan kelas X juga XI gunakan kurikulum merdeka," ungkap Romo.
Jelasnya, SMAK Giovanni sendiri menggunakan Aplikasi EXAM CBT yang memiliki kelebihan yang sama dengan akun belajar.
"Kelebihannya adalah bila sudah login masuk aplikasi, siswa-siswi tidak bisa membuka aplikasi yang yang lain untuk mencari jawaban. Jadi hanya tampilan soal ujian saja," jelasnya.
Pihaknya berupaya agar dalam ujian para siswa dapat berpikir sendiri dan tidak menggunakan bantuan lain. Hal ini juga berkaitan dengan kejujuran.
"Ujian kan untuk menguji kemampuan siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Siswa juga dilarang keras untuk menyontek. Kejujuran harus ditanamkan dan diajarkan sedari dini agar menjadi satu kebiasaan dan semakin membudaya," tegas Romo.
Karena itu, dengan aplikasi Exam CBT itu, dapat mencegah terjadinya kecurangan dalam ujian. Menurutnya, siswa harus merasa malau apabila menyontek atau mencari jawab melalui aplikasi lain. (cr1/thi)