KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Timur akan tumbuh 3,39 hingga 4,09 persen di tahun 2024, hal itu bisa terjadi sejalan dengan meningkatnya aktivitas masyarakat pada momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti Natal dan Tahun Baru 2024.
Hal ini dikatakan, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Pratyaksa Chandradhtya, saat membuka acara yang digelar kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, melakukan pertemuan tahunan Bank Indonesia, dengan tema Sinergi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Nasional, di Kantor Perwakilan BI Provinsi NTT, Rabu (29/11).
Pratyaksa mengatakan, tema pertemuan tahunan Bank Indonesia merupakan sebuah tema yang sangat relevan, untuk terus berinovasi dan bersinergi dalam mendorong pemulihan perekonomian Provinsi NTT.
Hadir Penjabat Gubernur NTT yang diwakili Sekda NTT Kosmas Damianus Lana, unsur Forkopimda Provinsi NTT serta para tamu undangan lainnya.
Evaluasi kinerja ekonomi Tahun 2023 serta prospek dan arah kebijakan Bank Indonesia Tahun 2024, termasuk kontribusi Bank Indonesia dalam mendorong perekonomian NTT yang tumbuh dan berkelanjutan.
Ekonomi NTT pada triwulan III 2023 tercatat tumbuh sebesar 2,08 persen (yoy) lebih rendah dibandingkan dengan nasional yang tumbuh sekitar 4,94 persen (yoy). Perekonomian Provinsi NTT di triwulan III 2023 tetap tumbuh, meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.
Hal ini ditopang dengan akselerasi investasi dan berlanjutnya program strategis nasional, peningkatan infrastruktur jalan daerah, pembelian kendaraan bermotor yang meningkat dan kunjungan wisatawan serta Provinsi NTT yang terhindar dari penyebaran ASF.
Sumber pertumbuhan ekonomi NTT pada triwulan 3 ditopang oleh lapangan usaha konstruksi, perdagangan dan pertanian, sedangkan kontributor pemulihan ekonomi dari sisi pengeluaran bersumber dari investasi dan konsumsi rumah tangga.
Pada triwulan IV 2023, perekonomian NTT diprakirakan tumbuh lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya.
Sejalan dengan meningkatnya aktivitas masyarakat.
"Selanjutnya perekonomian NTT pada Tahun 2024, juga kami prakiraan meningkat pada kisaran 3,29 persen sampai mendekat 4,09 persen yoy," ujarnya.
Dengan asumsi permintaan domestik yang bertambah ditengah penyelenggaraan pesta demokrasi.
Peningkatan pembangunan infrastruktur, dan akselerasi investasi, terutama melalui proyek strategis nasional pengembangan infrastruktur pariwisata yang terus berjalan.
Dari sisi perkembangan harga, inflasi gabungan tiga kota IHK di NTT terkendali dalam pasaran 13 ± 1 persen. Hingga bulan Oktober, inflasi NTT tercatat sebesar 2,37 persen yoy.
"Sinergi dan kolaborasi TPID telah kita wujudkan melalui pelaksanaan gerakan nasional pengendalian inflasi pangan Provinsi NTT," ungkapnya.
Optimalisasi kerja sama antar daerah pembentukan dan peningkatan kapasitas serta displai harga di tiga pasar utama di Kota Kupang. "Kami sangat mengapresiasi seluruh sinergi dan kolaborasi yang kita lakukan bersama di NTT," ungkapnya.
Kolaborasi tersebut menghasilkan prestasi yang menggembirakan tahun ini, dan berhasil memperoleh TPID Award yang dianugerahkan oleh Presiden RI Joko Widodo kepada TPID Provinsi NTT, TPID Kota Kupang dan TPID Kabupaten Sabu Raijua. Selain itu, Kabupaten Sikka, Nagekeo dan Kabupaten Ende juga berhasil memperoleh nominasi dalam TPID Award tahun ini.
Adapun kabupaten lainnya yakni Sumba Timur, juga memperoleh penghargaan SPHP Award 2023.
"Berbagi prestasi ini patut kita syukuri serta menjadi penambah semangat kita untuk terus bersinergi dalam mewujudkan inflasi yang terkendali di Provinsi NTT," jelasnya.
Kombinasi kebijakan dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah daerah dan mitra strategis dalam PPID dan TPID akan terus diperkuat sehingga akhir tahun 2024, pihaknya prakirakan inflasi NTT akan berada 2,5 ± 1 % yoy. "Kami optimis target tersebut dapat tercapai dengan kolaborasi bersama," ungkapnya.
Stabilitas sistem keuangan NTT secara umum tetap terjaga. Penghimpunan dana pihak ketiga perbankan sampai dengan bulan Oktober 2023 tumbuh sebesar 6,19 % yoy. Sedangkan penyaluran kredit mampu tumbuh hingga 17,55 % yoy.
Berdasarkan jenisnya dalam pihak ketiga di Provinsi NTT masih mendominasi oleh tabungan yang diikuti oleh deposito dan giro.Sementara itu mayoritas kredit masih merupakan kredit yang konsumtif.
Kredit produktif yakni program kerja masih perlu ditingkatkan untuk dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi.
Di bidang sistem pembayaran, Bank Indonesia terus berkomitmen untuk senantiasa mewujudkan sistem pembayaran yang efisien, aman, lancar dan andal.
Dalam mewujudkan visi sistem pembayaran, Bank Indonesia merumuskan rubrik sistem pembayaran Indonesia 2025 yang memiliki lima indikasi utama dalam rangka menjawab tantangan di era digital, sekaligus sebagai fondasi ekosistem digital ke depan.
" Ditengah mobilitas masyarakat yang sudah berangsur normal kembali dapat kami sampaikan bahwa kondisi sistem pembayaran tetap terjaga," jelasnya.
Transaksi seperti SKNBI di Provinsi NTT mengalami penurunan sejalan dengan peralihan masyarakat untuk menggunakan metode transfer melalui BI pas. Sementara transaksi besar melalui BI RTGS membaik dibandingkan dua kuartal sebelumnya.
Transaksi menggunakan QRIS di NTT mencapai Rp 387 miliar. Penggunaan QRIS yang terus naik mencapai 216.226 Merchant di seluruh Kabupaten/kota di Provinsi NTT.
"Kami mengapresiasi Penjabat Gubernur NTT, DPRD, Forkopimda serta pelaku usaha yang hadir dalam mendorong penggunaan QRIS di NTT," ucapnya.
Pada tahun 2023, ada 11 Pemda di NTT yang dikelompokkan sebagai Pemda digital, sedangkan 12 Pemda berada pada tahap maju dan tidak ada Pemda yang diklasifikasikan tahap berkembang.
Pada ajang Pearl in Southend Indonesia, NTT Home of Champions 2023, yang dilakukan secara nasional, terdapat Pemda di NTT yang dianugerahkan Pemda terbaik. Pemda NTT sebagai Provinsi NTT terbaik II . Kota Kupang sebagai Kota terbaik II. Kabupaten Nagekeo sebagai kabupaten terbaik II dan Belu sebagai kabupaten terbaik III.
"Pencapaian yang membanggakan ini tidak terlepas dari peran aktif Pemda dalam menghadirkan digitalisasi, dan harus berikhtiar untuk memenuhi kebutuhan uang rupiah di masyarakat," jelasnya.
Sampai dengan triwulan III 2023, peredaran uang tunai melalui 9 kas yang tersebar di NTT mencapai Rp 1,96 triliun. Adapun pengelolaan uang masuk atau inflow sampai dengan triwulan III mencapai Rp 5,32 triliun, sedangkan pengelolaan uang keluar atau outflow mencapai Rp 3,87 triliun.
" Kami juga senantiasa melaksanakan kas keliling yang difokuskan pada daerah terluar. Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta menjaga stabilitas inflasi, Bank Indonesia berkomitmen untuk membangun dan mengembangkan UMKM. Saat ini BI NTT telah memiliki 24 UMKM binaan dan 43 UMKM mitra," jelasnya.
"Berfokus pada klaster pangan strategis, potensi ekspor, pendukung pariwisata, ekonomi kreatif dan wirausaha binaan," tandanya.
Sementara Sekda NTT Kosmas Damianus Lana, menjelaskan bahwa berbicara mengenai pertumbuhan ekonomi maka mesti menyadari berapa besar kontribusi OPD Pemerintah Provinsi NTT dan OPD kabupaten/kota terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
Pertemuan ini adalah yang menjadi fokus utama yaitu berkaitan dengan bersinergi memperkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi nasional, termasuk di daerah NTT. "Kata sinergi adalah menyatukan kekuatan," ujarnya. (r1/thi)