KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi penyumbang angka stunting tertinggi di Indonesia. Karena irtu, berbagai upaya pun terus dilakukan pemerintah dengan melibatkan pihak swasta untuk menekan lonjakan kasus stunting.
Salah satu upaya mengatasi stunting juga dilakukan Badan Kerjasama Organisasi Wanita Provinsi Nusa Tenggara Timur (BKOW NTT). Upaya pencegahan ini dilakukan ibu-ibu dalam bentuk lomba masak pangan non beras.
“Kegiatan ini terselenggara dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-44 BKOW NTT, HUT ke-65 NTT dan Hari Ibu ke-95 tahun 2023,” kata Ketua Panitia, Lusi Beri saat ditemui di sela kegiatan lomba masak tersebut.
Lusi Beri yang juga salah satu pengurus organisasi Bhayangkari ini menyebutkan, kegiatan yang berlangsung di Hotel Ina Boi, Sabtu (2/12) tersebut mengusung tema
"Peran Organisasi Perempuan Dalam Pencegahan Stunting, Mewujudkan Generasi Bangsa yang Sehat Dan Cerdas. Terdapat 15 peserta dari 28 organisasi wanita yang ada di NTT terlibat dalam lomba ini. Hasil lomba akan diumumkan pada perayaan Hari Ibu, tanggal 22 Desember nanti,” katanya
Selain lomba masak, pengurus BKOW NTT juga akan menggelar seminar. Kegiatan seminar ini sebagai bentuk pencegahan stunting.
“Silaturahmi antar pengurus organisasi wanita di NTT terus terjalin melalui kegiatan-kegiatan tersebut,” pintanya.
Ketua BKOW NTT, Dr. Ir. Andi Kumalawati, MT pada kesempatan tersebut mengapresiasi peserta yang terlibat dalam kegiatan perlombaan masak pangan non beras tersebut.
Ia menjelaskan BKOW merupakan organisasi wanita yang ada di tingkat provinsi. Sedangkan di tingkat nasional disebut KOWAN. BKOW NTT memiliki program kerja selama satu masa kepemimpinan.
Program kerja BKOW terbagi dalam beberapa bidang seperti bidang organisasi, pendidikan, humas, hukum dan HAM, ekonomi dan bidang kebudayaan.
Ditegaskan bahwa bulan Desember sudah menjadi agenda rutin untuk peringatan Hari Ibu dan HUT BKOW NTT dengan beragam kegiatan.
“Tahun ini kita mengadakan lomba memasak karena secara nasional, isu yang berkembang adalah masalah stunting. Karena itu maka dibutuhkan penanganan bersama pemerintah dan stakeholder agar dapat menekan angka stunting terutama di NTT,” sebutnya.
“Kami bersyukur karena organisasi wanita yang tergabung dalam BKOW NTT bisa mengikuti kegiatan ini. Diharapkan melalui kegiatan ini, dapat meningkatkan wawasan ibu-ibu dalam memvariasi menu makan berbahan dasar non beras lokal,” tambahnya.
Lanjut, Dosen Teknik Sipil Undana ini bahwa NTT memiliki kekayaan alam yang luar biasa namun belum ada kemampuan olahan makanan yang enak.
“Jadi, diharapkan agar melalui kesempatan ini, ibu-ibu mendapat pengetahuan, inovasi baru dalam mengembangkan menu makanan baru untuk dikonsumsi anak-anak agar menjadi sehat,” tandasnya. (r3/gat)