KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Kondisi cuaca saat ini di wilayah NTT sudah mulai memasuki musim hujan. Hal ini jelas akan berdampak pada perubahan cuaca yang sebelumnya panas maka kini dilanda hujan.
Prakirawan cuaca Badan Metereologi Klimatologi dan Feofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Hede Jacobeth Mangngi Uly menjelaskan, peringatan dini cuaca di wilayah NTT untuk tiga hari ke depan yakni Minggu-Selasa (10-12/12 ) akab berpotensi hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat. Kondisi cuaca ini, katanya, berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Manggarai, Flores Timur, Alor, Belu, Malaka, TTU, TTS, Kota Kupang, Rote Sabu, Sumba Timur dan Kabupaten Kupang.
Memasuki tanggal 11 Desember 2023, yaitu Kabupaten Manggarai, Ngada, Sikka, Flores Timur, Lembata, Alor, Belu, Malaka, TTU, TTS, Kota Kupang, Rote Sabu, Sumba Timur dan Kabupaten Kupang. Sedangkan, tanggal 12 Desember 2023 yaitu Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Sikka, Flores Timur, Lembata, Alor, Belu, Malaka, TTU, TTS, Kota Kupang, Rote Sabu Sumba Tengah, Sumba Barat, Sumba Barat Daya Sumba Timur, dan Kabupaten Kupang.
"Sebagian wilayah NTT kini berada pada musim hujan," ujarnya.
Dijelaskan, suhu permukaan laut yang hangat dan kelembapan yang cukup basah di tiap lapisan atmosfer menyebabkan sebagian besar wilayah NTT berpotensi hujan ringan hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat.
"Waspadai potensi dampak hujan dan angin kencang berdurasi singkat yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, jalanan licin, rusaknya atap bangunan dan fasilitas umum lainnya.
Khusus untuk daerah bertopografi curam/bergunung/tebing patut waspada akan potensi longsor dan banjir bandang pada saat terjadi hujan dengan durasi yang panjang," tandasnya.
Sementara itu, ajumlah nelayan di Kota Kupang yang biasanya melakukan aktivitas menangkap ikan di Samudra Hindia Selatan Sabu Sumba sudah dihentikan sementara.
"Untuk aktivitas melaut di wilayah Samudera Hindia Selatan Sabu dan Sumba kami stop karena adanya pergerakan gelombang," kata Muhammad Mansyur Dokeng yang merupakan salah satu nelayan di Kelurahan Oesapa, Minggu (10/12).
Dirinya mengaku, saat ini memang benar kondisinya sudah mulai turun hujan. Kendati demikian, sejumlah nelayan masih melakukan aktivitas melaut untuk menangkap ikan.
"Sebelum nelayan turun melaut, terlebih dahulu mereka harus memantau perkembangan informasi cuaca dari BMKG," ungkapnya.
Dia mengaku tidak turun melaut karena faktor cuaca. Selain dirinya, ada juga beberapa nelayan yang tak melaut sehingga sejumlah perahu nelayan sementara berlabuh di pinggir pantai Oesapa.
Sementara Lurah Liliba, Viktor. A. Makoni mengatakan bahwa jauh-jauh hari sebelum masuk musim hujan, pihaknya telah mengimbau warga untuk selalu waspada jika terjadi turun hujan dengan intensitas lebat dan durasi yang lama maka segera mengungsi. Salah satunya yakni di wilayah RT 06/RW 03 dengan topografi miring sehingga rawan tanah longsor jika turun hujan lebat dalam waktu lama.
"Kami sudah sampaikan kepada tetangga yang lokasi rumah mereka aman dari tanah longsor untuk bersedia menampung warga dari RT 06 yang mengungsi saat hujan lebat. Dan, warga juga sudah bersedia," pungkasnya. (r1/gat)