KUPANG,TIMEX.FAJAR.CO.ID - Akademisi dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang Mikhael Raja Muda Bataona mengatakan, ANTARA sebagai kantor berita negara dengan kredibilitas yang sudah sangat teruji oleh sejarah, dengan reputasi nasional dan internasional, harus tetap hadir dan berada digarda terdepan untuk mewartakan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, dan keadilan.
"Sebagai pembaca setia ANTARA, saya mengucapkan proficiat dan selamat ulang tahun ke 86 untuk Perum Lembaga Kantor Berita Nasional Antara. Bangsa ini sedang mengarungi perubahan trend informasi yang tidak lagi mencerdaskan, tetapi mendegradasi. ANTARA harus tetap hadir untuk mewartakan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, dan keadilan," kata Mikhael Bataona di Kupang, Kamis, (7/12).
Pengajar Ilmu Komunikasi Politik dan Teori Kritis pada Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) mengemukakan pandangan itu berkaitan dengan HUT ANTARA ke-86 pada 13 Desember 2023 dan peran yang harus dimainkan ANTARA ditengah membanjirnya berita-berita hoax dewasa ini, terutama menjelang Pemilu serentak 2024.
Menurut dia, Bangsa ini sedang mengarungi perubahan trend informasi yang tidak lagi mencerdaskan, tetapi mendegradasi. Tidak hanya mendegradasi moralitas dan etika hidup masyarakat kita, tetapi juga kualitas demokrasi kita.
Dalam hubungan dengan itu, ANTARA sebagai kantor berita nasional dengan kredibilitas yang sudah sangat teruji oleh sejarah, harus memberikan dukungan terhadap konsolidasi demokrasi di negeri ini.
"Peran Kantor Berita Nasional Antara, menurut saya, yang paling utama adalah mewartakan berita-berita yang terus menumbuhkan demokratisasi, menjaga konstitusi dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," katanya.
Selain itu, ANTARA juga menjadi media yang mampu menjaga peradaban bangsa ini berjalan di rel yang waras, rasional, dan iknlusif sebagai bangsa karena dalam banyak hal praktek politik di negeri ini lebih banyak mengarah pada model politik post-truth yaitu, politik yang mementingkan tujuan dengan menghalalkan segala cara. Politik yang tidak lagi berbasiskan pada moralitas, nilai-nilai luhur kejujuran dan kebenaran, tapi berlandaskan nafsu dan kepentingan kelompok semata.
Untuk itu ANTARA perlu terus hadir menjaga tegaknya nilai-nilai luhur bangsa ini yang mulai rusak di era politik post-truth ini.
Dia mengatakan, dengan berita-berita yang selalu kredibel, dari sumber-sumber terpercaya, ANTARA bisa terus menjadi kantor berita yang berkontribusi besar dalam membersihkan ruang-ruang publik dari racun informasi yang menginfeksi masyarakat kita.
"Saya kira tegak dan keberlangsungan republik ini, sangatlah ditentukan oleh kekuatan informasi kredibel. Dan itu datang dari ANTARA sebagai kantor berita negara juga media-media yang kredibel," katanya.
Dia menambahkan, situasi saat ini sudah sangat meresahkan. Lalulintas wacana di negeri ini dalam banyak kasus, tidak lagi berkualitas. Setiap hari, pertarungan wacana dipenuhi dengan berita bohong, hoax, berita hasil pelintiran, fake news dan produksi berita palsu lainnya yang begitu merusak.
Akibatnya, ruang-ruang publik kita sudah terinfeksi wabah ini. Sehingga, Kantor Berita ANTARA harus tetap hadir untuk mewartakan berita-berita kredibel, yang bisa menjaga kredibilitas lalulintas informasi di ruang-ruang publik kita.
"Apalagi saat ini di tengah pertarungan Pilpres, saya kira peran Antara menjadi sangat-sangat krusial," kata Bataona yang juga pengajar Investigatif News dan Jurnalisme Konflik pada Fisip Unwira Kupang ini.
ANTARA harus mencegah misinformasi, disinformasi, hoax, dan berita bohong, sebab, dalam politik post-truth, kebenaran tidak lagi berbasiskan fakta, kebenaran, dan nilai-nilai moralitas, tapi pada emosi dan pandangan subjektif elit.
Ketika kehendak dan pandangan subjektif elit yang tidak berbasis kebenaran ini diproduksi media dan diulang-ulang maka bisa menjadi racun yang merusak demorkasi kita dalam Pilpres kali ini.
Dan tugas ANTARA sebagai Kantor Berita Negara adalah menjaga agar tidak ada praktek politik seperti itu, demikian Mikhael Raja Muda Bataona.(*/Antara)