JAKARTA, TIMEX.FAJAR.CO.ID – Tiga calon presiden (capres) terlibat aksi saling sindir dalam debat perdana pemilu 2024 yang digelar di kantor KPU RI, Jakarta, Selasa (12/12) malam. Meski demikian, secara keseluruhan debat berlangsung semarak dan hangat.
Sindiran pertama, misalnya, dilontarkan capres nomor urut 1 Anies Baswedan. Dalam isu kesetaraan hukum, mantan gubernur DKI Jakarta tersebut menyoroti adanya sosok milenial yang bisa maju dalam kontestasi pilpres. Itu tentu saja merujuk pada sosok Gibran Rakabuming Raka yang menjadi cawapres.
Namun, kata Anies, di sisi lain, ada banyak milenial yang justru tergerus haknya.
”Apakah ini akan dibiarkan? Tidak. Kita harus lakukan perubahan,” tegasnya.
Sindiran lain dilontarkan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto kepada Ganjar Pranowo. Tepatnya saat debat membahas tema pelayanan pemerintahan. Prabowo mengkritik Ganjar yang gagal memenuhi kebutuhan pupuk petani.
”Menurut saya, pandangan saya, kelompok rentan itu termasuk juga para petani dan nelayan. Dan, yang saya dapat waktu keliling di Jawa Tengah, petani-petani di situ sangat sulit mendapat pupuk,” ujarnya.
Tapi, Ganjar tak menerima begitu saja kritik Prabowo. Bagi capres nomor urut 3 tersebut, itu bukan persoalan daerah, melainkan isu nasional.
”Saya mengingatkan pak Prabowo, pupuk langka terjadi di Papua, pak. Di Sumatera, di NTT, di NTB,” ungkapnya.
Persoalan itu, kata dia, justru menjadi persoalan nasional. Sehingga penanganannya membutuhkan kebijakan secara nasional.
Anies Baswedan juga tidak luput dari sindiran. Saat memaparkan soal indeks demokrasi, Anies disentil berlebihan oleh Prabowo. Sebab, kata Prabowo, kemenangan Anies di DKI membuktikan bahwa demokrasi masih fair. Sebab, secara politik yang dilawan Anies adalah penguasa.
”Kalau demokrasi tidak berjalan, tidak mungkin Anda menjadi gubernur. Kalau Jokowi diktator, Anda tidak mungkin jadi gubernur. Saya waktu itu oposisi, Mas. Anda ke rumah saya, Anda oposisi, Anda terpilih,” tegas Prabowo seraya berjoget dan disambut riuh para hadirin.
Anies pun membalas. Dia menyentil konsistensi Prabowo sebagai oposisi yang tergoda kekuasaan. Padahal, oposisi juga punya posisi terhormat.
”Sayangnya, tidak semua orang tahan untuk berada menjadi oposisi,” ucapnya.
Bahkan, dia juga mengutip pernyataan Prabowo yang mengaku tidak bisa berbisnis jika ikut kekuasaan.
Situasi itu, bagi Anies, mencerminkan kondisi demokrasi yang tak sehat.
”Kekuasaan lebih soal uang, kekuasaan adalah kehormatan untuk menjalankan kedaulatan rakyat,” kata Anies yang juga disambut riuh.
Riuh Tepuk Tangan, Yel-Yel, hingga Pekik Nama Paslon
Suasana debat pertama capres 2024 berlangsung semarak tadi malam. Para pendukung ketiga capres bersahut-sahutan memberikan dukungan. Bentuknya bermacam-macam. Mulai tepuk tangan hingga teriakan nama capres.
Keseruan itu terasa sejak beberapa saat acara debat dimulai. Ketika Ketua KPU Hasyim Asy’ari menyampaikan sambutan, teriakan ’’Amin’’ terdengar. Momen itu berlangsung sepanjang Hasyim menyampaikan harapan dan doa.
Mayoritas teriakan Amin berasal dari kursi pendukung capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Ya, pasangan yang diusung Koalisi Perubahan itu memang menggaungkan slogan Amin sejak awal deklarasi.
Tak mau kalah, pendukung nomor urut 2 juga meneriakkan nama Prabowo. Teriakan tersebut semakin riuh bersamaan dengan nama Prabowo disebut oleh moderator. Sesekali, pendukung capres nomor urut 2 juga menyanyikan yel-yel dukungan untuk Prabowo.
Ketua Umum Prabowo Mania 08 Immanuel Ebenezer mengatakan, pihaknya memang menyiapkan yel-yel untuk acara debat pertama. Salah satu yang disiapkan adalah yel-yel Prabowo Presidenku.
’’Kita latihan tadi (kemarin, red),’’ ujar pria yang akrab disapa Noel tersebut kepada Jawa Pos (grup Timex).
Noel paham bahwa menyanyikan yel-yel tak diizinkan selama debat berlangsung. Namun, yel-yel tetap dinyanyikan, terutama saat sesi jeda debat.
’’Kita tetap ikuti aturan,’’ tuturnya.
Di sisi lain, pendukung Ganjar Pranowo lebih memilih memberikan dukungan dengan cara bertepuk tangan. Politikus PDI Perjuangan Aria Bima mengatakan, TPN Ganjar-Mahfud memang tidak menyiapkan yel-yel khusus.
’’Kami lebih substansial, menguasai konteks substansial tema debat,’’ kata Aria saat ditemui Jawa Pos.
Aria melanjutkan, tema debat pertama capres tadi malam sangat dikuasai Ganjar seiring pengalamannya menjadi gubernur Jawa Tengah.
Mengangkat Tujuh Tema
Sementara itu, dalam debat tadi malam, ada tujuh tema yang dibahas. Meliputi pemerintahan, hukum, hak asasi manusia (HAM), pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik dan kerukunan warga.
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan memaparkan visi hukumnya untuk menghadirkan kembali rasa keadilan. Anies menilai saat ini hukum dipegang oleh kekuasaan. Imbasnya, banyak aturan yang ditekuk sesuai kepentingan kekuasaan. ”Apakah ini akan diteruskan? Tidak, ini harus diubah,” tandasnya.
Dalam konteks pemerintahan, tata kelola juga kerap tidak sesuai hukum. Padahal, hukum adalah panglima dalam negara demokrasi yang dianut Indonesia. Anies juga menyindir sistem kesetaraan dalam hukum. Di satu sisi, ada sosok milenial yang bisa menembus panggung pilpres. Namun, di sisi lain, banyak milenial yang mendapat kekerasan hanya karena melontarkan kritik.
Anies mencontohkan seorang anak bernama Harun Al Rasyid yang meninggal saat demo menuntut keadilan dalam pemilu 2019. Hingga saat ini kasusnya tidak ada kejelasan. Ke depan, Anies tidak ingin kasus serupa terjadi.
Sementara itu, Prabowo menegaskan komitmennya pada isu hukum, HAM, perbaikan pelayanan dan pemberantasan korupsi. Semua isu itu bahkan menjadi prioritasnya. ”Hal-hal ini ditaruh di paling atas,” ujarnya.
Prabowo menekankan, sejak muda dirinya sudah mempraktikkan membela Undang-Undang Dasar (UUD) dan Pancasila. Sebab, republik harus berdasar hukum.
”Saya pertaruhkan nyawa saya, jiwa saya, untuk membela demokrasi hukum dan HAM,” tegasnya.
Diakuinya, saat ini masih banyak kekurangan. Itu hal yang wajar. Namun, bagi Prabowo, stabilitas yang bisa didapat hingga saat ini menjadi sesuatu yang harus disyukuri. ”Prabowo-Gibran akan perbaiki, kita tegakkan,” tuturnya.
Prabowo juga menekankan komitmennya untuk memberantas korupsi sampai ke akarnya.
Sementara itu, Ganjar memaparkan visi hukumnya dengan menghadirkan pemerintahan bersih. Dia meyakini, pemerintah bersih bisa diciptakan melalui sistem. Bukan sekadar kata-kata, tetapi butuh keseriusan. Hal utama adalah teladan.
”Semua ini berjalannya kalau pemerintahannya bersih, pemerintahannya bisa akomodatif. Kita sikat korupsi itu tidak dengan kata-kata. Tapi dengan keseriusan,” tegasnya.
Ganjar meyakini bahwa cawapresnya, yakni Mahfud MD, bisa mengeksekusi rencana tersebut.
”Pak Mahfud adalah mitra saya, yang sebagai Menko Polhukam yang mengeksekusi itu dengan baik,” ungkapnya.
Ganjar juga memaparkan visi kesetaraan. Dari hasil safarinya, masih terdapat diskriminasi. Masyarakat Dayak di Kalimantan, misalnya, mengaku tidak mendapatkan akses yang sama di pemerintahan. Padahal, mereka ingin kesamaan akses.
”Maka, yang ada di Kalimantan, kami temukan masyarakat Dayak, suku-suku yang ada, (mengatakan) ’libatkan kami agar mendapatkan akses yang sama',” ungkapnya. (far/c9/fal/tyo/c7/oni/jpg/ays)