KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Menjelang 60 hari menuju hari pemungutan suara pada 14 Februari 2024 mendatang, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi NTT menjalin koordinasi bersama para pihak guna menyukseskan penyelenggaraan pesta demokrasi tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, KPU menyampaikan berbagai proses perkembangan tahapan maupun diluar tahapan pemilu yang sedang berlangsung.
Ketua KPU Provinsi NTT, Thomas Dohu mengatakan, untuk logistik pemilu, tahun ini waktu pengelolaan logistik pemilu terbilang cukup singkat, yakni hanya 75 hari pascapenetapan calon presiden dan wakil presiden. Sementara pada pemilu tahun 2019, durasi waktu 210 hari.
"Pascapenetapan calon presiden, langsung pengadaan, produksi, pengiriman dan pengiriman ke KPU kabupaten/kota lalu distribusi ke TPS paling lambat 13 Februari 2024, semua kotak suara dan perlengkapan lainnya itu sudah di TPS," terang Thomas saat coffee morning di hotel Harper Kupang, Kamis (14/12).
Dikatakan, logistik tahap I berupa kotak suara, bilik pemungutan suara, tinta, segel dan segel plastik telah 100 persen diadakan dan diterima.
Thomas melanjutkan, logistik dimaksud ada yang diadakan oleh KPU RI berupa surat suara pemilihan presiden dan DPR RI. KPU provinsi mengadakan surat suara DPD, DPRD provinsi dan kabupaten/kota. Sementara KPU kabupaten/kota menyiapkan perlengkapan pendukung lainnya seperti paku, bolpoin dan sebagainya.
"Dari logistik ini, khususnya surat suara saat ini sedang dilakukan pengiriman dari tempat produksi ke KPU kabupaten/kota. Yang sudah tiba itu ada surat suara DPR RI, DPRD provinsi dan kabupaten/kota. Mekanismenya dikirim dari Surabaya ke delapan titik di NTT," jelasnya.
Delapan titik tersebut adalah pelabuhan Tenau untuk KPU Kota Kupang, TTS, TTU, Sabu dan Rote. Pelabuhan Dili untuk Belu dan Malaka. Pelabuhan Kalabahi untuk Alor. Pelabuhan Maumere untuk Kabupaten Sikka, Flotim dan Lembata. Pelabuhan Ende untuk Kabupaten Nagekeo dan Ngada. Pelabuhan Reo untuk Kabupaten Manggarai. Pelabuhan Labuan Bajo dan pelabuhan Waingapu.
Dijelaskan, tiga jenis surat suara tersebut telah tiba di pelabuhan Tenau, Dili, Ende, Waingapu dan Labuan Bajo. Sisanya masih menunggu.
Sementara untuk surat suara DPD, jelas Thomas, akan tiba di pelabuhan Kota Kupang, Reo dan Maumere.
"Selanjutnya akan didistribusikan ke KPU kabupaten/kota. Koordinasi dengan pihak ekspedisi, surat suara pilpres tiba di pelabuhan Tenau dan akan diteruskan ke pelabuhan Ferry se-NTT," tambahnya.
Thomas menambahkan, untuk klaim kekurangan surat suara paling lambat 15 Januari 2024. Sehingga, dalam satu bulan tersisa menuju pemilu, KPU akan melaksanakan penyortiran, pengemasan, pengepakan dan pengecekan untuk kemudian siap dimasukkan ke seluruh TPS di NTT.
Sementara itu, Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia KPU Provinsi NTT, Yosafat Koli mengatakan, untuk lokasi pemasangan alat peraga kampanye (APK) masih ada peserta pemilu yang tidak memasangnya di lokasi yang sesuai dengan surat keputusan.
"Saya lihat di beberapa titik sudah keluar dari surat keputusan. Kami ingin pastikan kewenangan ini harus dihormati, KPU mengeluarkan titik lokasi, di titik yang tidak boleh harus dibersihkan oleh Satpol PP dan pemda setempat," tegas Yosafat.
Lanjutnya, di masa kampanye, peserta pemilu tidak boleh mengeluarkan bahan kampanye berupa selebaran, brosur, topi, pakaian dan barang kampanye lainnya lebih dari Rp 100 ribu. Sementara untuk metode kampanye tatap muka terbatas di luar ruangan pun harus memberitahu ke pihak kepolisian.
Ketua Divisi Teknis Penyelenggara KPU Provinsi NTT, Lodowyk Fredrik membeberkan, KPU provinsi akan melaksanakan bimtek bagi 315 panitia pelaksana tingkat kecamatan se-NTT mulai 17 Desember 2023 nanti. Tahapan krusial persiapan TPS, proses pemungutan suara mulai pukul 07.00 hingga pukul 13.00. Pelayanan pukul 07.00 hingga pukul 12.00 untuk pemilih yang terdaftar di DPT. Untuk pukul 12.00-13.00, dibuka untuk WNI yang berusia 17 tahun, memiliki e-KTP namun belum terdaftar dalam DPT.
"Kemudian mulai pukul 13.00, tanggal 14 Februari hingga pukul 12.00 besoknya, itu waktu untuk penghitungan suara," terangnya.
Lodowyk memohon seluruh dukungan dari para pihak untuk bersama-sama mengawal setiap tahapan, terutama logistik pemilu agar bisa tiba di TPS sesuai waktunya.
Sementara itu, Wakapolda NTT, Brigjen Awi Setiyono mengatakan, kepolisian berkomitmen untuk terus melaksanakan pengawalan dan pengawasan terhadap pengadaan logistik.
"Tentu kami sampaikan sangat berkomitmen karena logistik pemilu sangat penting sekali. Makanya dari awal pencetakan sampai hari H pencoblosan, sampai tempat penyimpanan, sampai kalau sengketa pun kami kawal," tegasnya.
Perwakilan Lanud El Tari pun menegaskan hal yang sama, siap mendukung segala tahapan yang sedang dijalankan oleh KPU.
Komitmen yang sama pun juga datang dari stakeholder yang hadir, yakni Asisten I Setda NTT, Kesbangpol NTT, Korem 161/WS, TNI AL, media serta KPU kabupaten/kota. (cr1/ays)