KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID-Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Nusa Tenggara Timur (NTT), Brigjen Pol. Awi Setiyono, S.I.K., M.Hum resmi mengukuhkan dan melantik sebanyak 276 Siswa Pendidikan Pembentukan Bintara (Diktukba) Gelombang II Tahun Anggaran 2023.
Dengan dilantik dan dikukuhkan itu, maka para siswa Diktukba tersebut resmi menjadi anggota Polri. Pelantikan didampingi oleh Ka SPN Polda NTT, Kombes Pol. Nanang Putu Wardianto, S.St., M.K. Acara dimulai dengan pemberian ijazah dan pengalungan medali di Aula SPN Polda NTT, Rabu (20/13).
Acara ini turut dihadiri sejumlah pejabat utama Polda NTT, termasuk Irwasda Polda NTT Kombes Pol. I Made Sunarta, M.Hum., serta Karo SDM Polda NTT, Kabid Propam Polda NTT dan Kabid Dokkes Polda NTT. Rektor Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang, Prof. Dr. Ir. Godlief Fredrik Neonufa, M.T turut hadiri bersama perwakilan orang tua siswa Bintara.
Brigjen Pol Awi Setiyono dalam sambutannya, menyebut pengukuhan itu dilakukan untuk angkat 50. Orang nomor dua di Polda NTT menekankan kepada para lulusan agar memanfaatkan kompetensi yang sudah diperoleh untuk menjalankan tugas umum kepolisian.
“Pengalungan medali dan penyerahan ijazah menjadi indikator bahwa para siswa telah menyelesaikan pendidikan dan siap menyongsong tugas di lapangan,” katanya.
Diketahui pelaksanaan pendidikan berlangsung selama 5 bulan yaitu dari tanggal 25 Juli sampai dengan 21 Desember 2023 dengan pola pendidikan yaitu 1,5 Bulan Pembentukan Dasar Bhayangkara, 3 Bulan Pembekalan Profesi Kepolisian termasuk Latnis dan Latja, 0,5 bulan pembulatan yang meliputi Penutupan Dasbhara (Outbound) dan Pembekalan.
Pada kesempatan tersebut, tiga siswa meraih peringkat terbaik yakni siswa Cendikia atas nama Yohanes Neuman Raga, Siswa Trengginas atas nama Van Nistelrooy Kore Ludji dan Siswa Tertabah atas nama Januario Parama S. S. Kota, S.H.
Ia berharap bintara baru menjadi garda terdepan dalam pelaksanaan tugas kepolisian dan mengingatkan untuk tetap rendah hati, menjaga integritas, dan tidak terlibat dalam perilaku yang dapat merendahkan citra Polri di mata masyarakat.
“Media sosial saat ini perlu kehati-hatian dalam memanfaatkannya karena bisa berdampak buruk. Laksanakan tugas dengan penuh semangat, tanggung jawab, dan keikhlasan sebagai wujud ibadah kepada Tuhan dan pelayanan kepada masyarakat,” pintanya. (r3)