KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, lewat Program Studi (Prodi) Pendidikan Seni, melaksanakan kegiatan Ujian Akhir Semester (UAS) dengan cara yang berbeda.
UAS mata kuliah pendidikan anti korupsi dikemas dengan penampilan berbagai seni, yang didalamnya disampaikan pesan anti korupsi, bahaya korupsi dan dampak dari korupsi serta peran masyarakat berantas korupsi. pentas seni,Pentas seni dilakukan di Aula Santa Imaculata, Penfui, Minggu (17/12).
Inovasi penerapan ujian akhir semester ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kreativitas anak lewat pentas seni, dilakukan Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.
Di zaman sekarang banyak metode atau sistem yang di lakukan tenaga pendidik, baik itu dosen, maupun guru, salah satu metode dalam meningkatkan minta atau antusias peserta didik, adalah menempatkan mereka dalam situasi yang mendorong bakat, atau hal yang menurut mereka menyenangkan.
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, lewat Program Studi (Prodi) Pendidikan Seni, menerapkan ujian akhir semester dari mata kuliah pendidikan anti korupsi, menjadi suatu pentas seni, yang diikuti oleh semua mahasiswa semeter satu, yang berjumlah 70 orang.
Mereka dibagi dalam 10 kelompok, yang didalam kelompok tersebut menampilkan berbagai atraksi seni, seperti drama, musikalisasi puisi, tarian, dan masih banyak lainnya yang tentu bertema anti korupsi.
Dosen yang mencetus metode pentas seni sebagai nilai UAS bagi mahasiswa, Fransiska Setyaningsih, saat diwawancarai Kamis (21/12), mengatakan, pentas seni yang bertema anti korupsi adalah metode yang dipakai untuk meningkatkan kreativitas mahasiswa, dan untuk membuat mereka nyaman dalam pembelajaran.
"Pada semester ini saya diberikan tanggung jawab dalam memangku mata kuliah pendidikan anti korupsi, di Prodi Pendidikan Musik, dan dari pembelajaran selama satu semester kemarin, saya melihat kecendrungan anak-anak mahasiswa di Prodi Pendidikan Seni ini mereka sangat kreatif, sehingga saya mencoba menerapkan UAS yang tidak biasa, sehingga tercetuslah ide untuk membuat pentas seni," ungkapnya.
Dalam kegiatan pentas seni tersebut, para mahasiswa banyak menampilkan bakat-bakat mereka, yang dituangkan menjadi sebuah pesan moral mengenai bahaya dari korupsi itu sendiri, seperti mengenai konsekuensi jika melakukan tindak korupsi, penyalahgunaan kewenangan, dan kontribusi masyarakat mengenai tindak korupsi itu sendiri.
Dia menambahkan, semoga dari penerapan pentas seni dengan tema anti korupsi ini, mahasiswa dapat menerima dan menerapkan ilmu yang diberikan, sebab pentas seni UAS, membuat mahasiswa menjadi lebih mengerti perihal bahaya dari anti korupsi itu sendiri.
Jadi, kata dia, untuk kelangsungan kegiatan-kegiatan seperti ini, akan ada pendekatan ke pihak universitas, agar prodi lain diharapkan mencetuskan kegiatan-kegiatan yang sama, sehingga para mahasiswa tidak bosan dengan penerapan pembelajaran yang monoton setiap harinya. (cr5/thi)