ENDE, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Dampak erupsi gunung laki-laki Lewotobi menyebabkan beberapa bandara yang ada di pulau Flores tutup untuk sementara waktu.
Seperti halnya dengan bandara Haji Hasan Aroebusman Ende. Bandara tersebut untuk sementara waktu ditutup untuk penerbangan baik dari bandara Ende maupun penerbangan dari luar Ende.
Akibat erupsi gunung Lewotobi yang membawa partikel berupa debu hingga ke arah bandara Haji Hasan Aroboesman Ende.
Melalui pesan WhatsApp, Kepala Bandara Ende, Indra Trianto yang dikonfirmasi membenarkan adanya penutupan bandara Ende, Rabu (3/1).
Disebutkan, penutupan dilakukan, Rabu (3/1) kemarin hanya untuk sementara yakni hingga pukul 12.00.
"Selamat pagi, betul. Bandara akan ditutup sampai dengan jam 12.00 Wita," kata Indra.
Dia berharap agar kondisi bandara segera kembali normal sehingga proses penerbangan kembali berjalan seperti biasa.
Dikatakan, akibat abu vulkanik yang sebarannya hingga ke bandara, memaksa pihaknya melakukan penutupan sementara aktivitas bandara.
"Kami telah melakukan pemantauan persebaran abu vulkanik sejak kemarin, Selasa 2 Januari 2024 pada siang hari dan hasilnya berpengaruh untuk pendaratan pesawat," ujar dia.
Sebelumnya, kata dia, bandara Frans Seda dan bandara di Soa-Bajawa sudah ditutup sementara untuk semua penerbangan. Karena jarak pandang terganggu akibat debu yang mestinya minimal harus 4 kilometer.
Disebutkan, Selasa (2/1) kondisi bandara masih normal hingga pukul 18.00, berdasarkan pantauan dari BMKG, di mana tebal udara belum terdampak.
"Jam 20.00 Wita Selasa malam masih stabil, baru hari Rabu pagi ini sudah mulai terdampak. Langkah yang diambil, melakukan koordinasi dengan BMKG, Air Nav yang merupakan pemandu lalu lintas udara serta maskapai," katanya.
Hasil koordinasi tersebut jelasnya, bandara Haji Hasan Aroebusman Ende akan ditutup sementara hingga pukul 13.30, sambil mengamati kondisi lapangan.
Dia menjelaskan, pihaknya juga melakukan uji tes dengan menggunakan paper tes untuk melihat kondisi debu di bandara, dengan meletakkan kertas atau paper di landasan pacu.
"Jam 06.00 pagi tidak terlihat debu, namun pada pukul 09.00 Wita baru terlihat debu yang juga menempel pada kaca mobil berbentuk bintik putih," kata dia.
Penutupan sementara bandara Haji Hasan Aroebusman Ende kata dia, sudah dilaporkan ke Dirjen Perhubungan Udara dan Direktur Bandara akibat dampak letusan gunung Lewotobi.
Dia menegaskan, setidaknya ada empat kali penerbangan yang ditunda dan satu penerbangan yakni penerbangan komersial yakni Susy Air yang delay.
Pesawat yang batal yakni dari maskapai Wings Air, yakni dari Kupang menuju Ende dua kali penerbangan, Kupang-Bajawa dan Kupang-Ende-Kupang dua kali serta penerbangan komersial Sabu-Ende.
Untuk menjaga terjadinya gangguan ISPA, dirinya mengimbau agar para penumpang bisa mengenakan masker jika berada di lokasi bandara.
Seperti yang disaksikan, kondisi bandara Haji Hassan Aroebusman dalam keadaan sepi. Tidak ada kegiatan yang berarti. Sementara dikejauhan nampak seperti kabut putih dan diduga adalah abu vulkanik.
Sejumlah penumpang yang ditemui di bandara mengaku pasrah dengan kondisi tersebut. Menurut mereka, keselamatan penerbangan adalah segalanya.
"Ini kondisi alam, ada gunung erupsi di Larantuka. Karena itu kita ikuti saja otoritas yang melarang penerbangan," sebut Ignasius Woda yang ingin terbang ke Kupang.
Sementara itu, Direktris Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Ende, Ester Puspita mengatakan, pihaknya pada akhirnya harus menunda beberapa jam pemeriksaan kejiwaan bagi PPPK guru.
"Petugas dan dokter yang memeriksa kejiwaan PPPK guru berasal dari Kupang. Kita akan lakukan penundaan hingga mereka tiba di Ende karena penebangan tunda," ujarnya.
Selain bandara Haji Hasan Aroebusman Ende juga bandara Frans Seda melakukan penutupan sementara penerbangan dari dan menuju Maumere. (kr4/ays)