KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID-Hidup sehat menjadi penting untuk kesehatan manusia. Meski penting, perilaku hidup sehat belum diterapkan masyarakat khalayak. Hal ini tidak terlepas dari sikap acuh terhadap kebersihan.
Kebiasaan atau budaya hidup sehat gencar dilakukan pemerintah maupun pihak sekolah dari berbagai tingkat pendidikan.
Seperti halnya dilakukan Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 5 Kupang, Safirah C Abineno hingga bisa menghadirkan Presiden Joko Widodo di sekolah tersebut.
Salah satu inovasi atau prakarsa perubahan yakni Penerapan Budaya Kerja Resik melalui Program Lihat Sampah Pungut (LISAPU).
Kepada Timor Express, Safirah Abineno menjelaskan bahwa sebagai salah satu SMK Pelaksana Pusat Keunggulan, maka, siswa harus memiliki budaya kerja yang lahir dari motivasi intrinsik (bukan paksaan, atau hanya untuk menghindari rasa nyaman).
Lanjutnya, budaya kerja yang dimiliki siswa harus berstandar industri adalah penerapan 5R (ringkas, rapi, resik, rawat, rajin). Berdasarkan hasil pengamatan pada industri-industri level nasional, salah satu unsur utama dalam budaya kerja adalah resik
Dikatakan untuk dunia kerja, penerapan resik ini sangat ditekankan bagi semua karyawan, sehingga pada beberapa industri besar yang saya kunjungi, tidak memiliki cleaning service (office boy), sehingga kebersihan area pabrik atau industri menjadi tanggung jawab semua karyawan.
Dari direktur sampai karyawan menerapkan disiplin positif memungut sampah apabila ditemui ada sampah di sekeliling area pabrik atau industri.
“Hal ini yang mendasari alasan saya membuat prakarsa perubahan sederhana melalui program LISAPU di SMK Negeri 5 Kupang sehingga membiasakan siswa sadar akan kebersihan. Harus mulai dari lingkungan sekolah,” ujarnya.
“Sebagai budaya kerja yang akan menjadi branding karakter. Menumbuhkan disiplin positif mencintai lingkungan yang bersih siswa-siswi SMK Negeri 5 Kupang pada saat berada di DUDIKA nanti,” tambahnya.
Untuk pelaksanaannya, semua guru dan tenaga pendidik wajib menjadi contoh dan teladan (Lihat sampah pungut) di lingkungan sekolah. Dan wajib menyampaikan program tersebut pada setiap apel pagi.
“Pemberian reward bagi wali kelas yang berhasil memotivasi siswa-siswa perwaliannya dalam menumbuhkan budaya lihat sampah pungut,” sebutnya.
Dampak dari program tersebut menurut sangat positif, karena setiap sampah yang dilihat langsung dipilih dan dibuang ke tempat sampah yang sudah disiapkan sehingga lingkungan sekolah sangat bersih.
“Syukur karena para guru-guru sangat mendukung sehingga ketika ada survei dari Paspampres, mereka tidak ragukan untuk memilih SMKN 5 Kupang sebagai salah satu lokasi kunjungan,” tandasnya. (cr6/thi)