KUPANG,TIMEX.FAJAR.CO.ID- Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat peredaran uang tunai di wilayah NTT pada periode Nataru 2023 adalah sebesar Rp1,5 triliun. Jumlah ini turun sebesar 18% bila dibandingkan pada periode Nataru 2022 yang tercatat sebanyak Rp1,8 triliun.
Demikian disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Agus Sistyo Widjajati, Rabu (10/1). Dia mengatakan, untuk transaksi non tunai khususnya transaksi digital berbasis QRIS periode Januari - November 2023 tercatat sebesar Rp505,43 Miliar atau tumbuh 237,68% (yoy).
Selanjutnya dari sisi volume transaksi QRIS, tercatat sebanyak 2,97 juta transaksi atau tumbuh 175,10% (yoy). Pertumbuhan transaksi tersebut didorong oleh semakin banyaknya pedagang yang menggunakan QRIS, yaitu sebanyak 221.884 pedagang atau tumbuh 55,54% (yoy).
"Peningkatan transaksi non tunai berbasis QRIS di wilayah NTT menunjukkan semakin meningkatnya preferensi masyarakat dalam menggunakan sarana pembayaran non tunai seperti transfer, ATM maupun QRIS yang semakin Cepat, Mudah, Murah, Aman dan Handal," ujar Agus Widjajati.
Selanjutnya, lanjut dia, untuk menjaga kenyamanan dan keamanan serta meningkatkan layanan kas baik Tunai maupun Non Tunai, Bank Indonesia menghimbau masyarakat untuk, selalu meneliti uang yang diterima dengan 3 D, yaitu Dilihat, Diraba dan Diterawang agar terhindar dari kerugian uang tidak asli.
Selalu merawat uang rupiah dengan 5 J, yaitu Jangan Dilipat, Jangan Dicoret, Jangan Distapler, Jangan Dibasahi dan Jangan Diremas agar uang selalu dalam kondisi baik, serta berhati-hati dalam bertransaksi secara non tunai, antara lain dengan selalu menjaga kerahasiaan informasi pribadi seperti username dan password, PIN, serta kode OTP (one time password). (thi)