Diprediksi Harga Beras Tetap Naik Selama Januari dan Februari
KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Perubahan musim hujan di Provinsi NTT, berdampak pada hasil panen petani yang diperkirakan bergeser ke Bulan April sampai Mei. Hal ini pun berdampak pada kenaikan harga beras di pasaran.
Pimpinan Wilayah Perum Bulog Kantor Wilayah NTT, Himawan Kartika Nugraha, mengaku bahwa harga beras kemungkinan pada Bulan Januari dan Februari 2024 masih tetap tinggi, karena pasokan beras dari dalam negeri memang tetap ada tetapi tidak banyak sama seperti kondisi normal.
"Kalau kondisi normal kan biasanya Oktober sudah hujan dan petani sudah mulai tanam, apa lagi NTT yang kebanyakan sawahnya bergantung pada air hujan, tentunya dengan kondisi ini akan sangat menyulitkan," ungkapnya saat diwawancarai di ruang kerjanya, Jumat (12/1).
Dia mencontohkan daerah penghasil beras seperti Sulawesi Selatan, yang menggunakan pengairan teknis, tentu tidak bergantung pada curah hujan, sehingga petaninya tetap bisa tanam, dan biasanya pada Akhir Januari sudah bisa panen, tetapi memang tidak sebanyak seperti kondisi normal.
"Sehingga kemungkinan harga beras akan tetap tinggi. Di Bulog pun tetap berupaya agar bagaimana pun stok beras harus tetap ada. Di sisi lain di Provinsi NTT tidak ada stok dari petani yang bisa dibeli, jadi Bulog minta ke pusat agar bisa dikirimkan dari Kanwil Bulog provinsi lain yang memiliki stok lebih," ungkapnya.
Dia mengungkapkan bahwa untuk saat ini, stok di Bulog NTT sebanyak 7.537,60 ton beras yang saat ini sudah ada di gudang Bulog NTT. Juga masih ada perintah logistik atau persetujuan dari direksi Bulog, untuk menerima pemindahan stok beras dari daerah lain yang surplus beras, sebanyak 13.000 ton yang masih dalam proses pengantaran.
"Selain itu, saat ini sementara ada pembongkaran di pelabuhan, sebanyak 3.900 ton beras dan sementara berproses. Kemudian untuk beras impor masih tersisa kuota 5.500 ton, tetapi beluk dikirim karena terkendala kapal," ungkapnya.
Jadi untuk Provinsi NTT, kata Himawan, kebutuhan beras selama Bulan Januari dan Februari 2024, masih aman karena ketersediaan stok yang ada, dan yang masih dalam pengiriman.
Dia juga mengungkapkan bahwa Bulog NTT juga menyipkan beras untuk PNS, TNI dan Polri di seluruh wikayah NTT, sebanyak 1.500 ton per bulan. "Juga untuk beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar atau SPHP sebanyak 33.000 ton selama satu tahun, atau 2.000 ton lebih selama satu bulan," jelasnya.
Beras SPHP ini, kata Himawan, biasanya dijual di pasar-pasar tradisional dan di toko modern yang bekerja sama dengan Bulog, tujuannya agar masyarakat bisa mendapatkan beras dengan harga lebih terjangkau sesuai dengan penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET).
Dia berharap agar beras SPHP ini jangan sampai dijual dengan harga melebihi ketentuan HET, karena pelakunya, atau pedagang yang melakukan tindakan tersebut akan dikenakan sangsi dan diblacklist dari Bulog.
"Kalau ada masyarakat menemuka pedagang yang menjual dengan harga melebihi ketentuan HET, bisa melaporkan ke Kantor Bulog NTT. Beras SPHP dengan kemasan lima kilogram dijual dengan harga Rp 57.500, jika melebihi angka itu, bisa laporkan," tegasnya. (thi)